Karakter Siswa – Di era globalisasi sekarang ini sebuah informasi lebih cepat diterima dan lebih mudah disebar luaskan, baik berupa foto, video, maupun tulisan. Berbagai pengaruh budaya luar mudah masuk dan memengaruhi sistem kehidupan sosial masyarakat. Untuk mengatasi berbagai dampak yang ditimbulkan pengaruh- pengaruh kehidupan sosial tersebut, maka peran lembaga pendidikan sangatlah penting.
Kurikulum 13 yang dirancang berbasis kompetensi dan karakter diharapkan dapat menekan berbagai pengaruh- pengaruh tersebut. Pada umumnya setiap mata pelajaran pada kurikulum 13 menyisipkan pendidikan karakter. Mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari juga dinilai mampu membentuk karakter siswa.
Kegiatan menari tidak lepas dari kegiatan berkesenian. Sedangkan kesenian sendiri menurut Kuntjaraningrat adalah suatu kompleks dari kumpulan ide, gagasan, nilai norma dan peraturan, tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat yang berwujud benda- benda hasil kreasi manusia. Melalui kegiatan menari ini diharapkan mampu memberikan keseimbangan rasional dan emosional, intelektualitas, dan sensibilitas dalam rangka membentuk kepribadian yang harmonis.
Menari adalah kegiatan yang bersifat mengungkapkan persaan jiwa dengan membawakan berbagai karakter atau tokoh dalam cerita tari tersebut. Melalui tari tersebut, siswa dapat berlatih mengolah kepekaan rasa dan kepeduliannya terhadap kejadian yang ada di lingkungan sekitar. Mengenal berbagai karakter dan sifat orang dengan memahami makna setiap cerita pada tari yang mereka pelajari sehingga menjadi pelajaran dalam kedidupan bersosial dan mengajarkan nilai moral.
Pendidikan seni tari memiliki fungsi unik yaitu memiliki keunikan peran atau nilai strategis dalam pendidikan sesuai perkembangan zaman dan perubahan dinamika masyarakat.
Tari yang diajarkan di sekolah-sekolah merupakan tari tradisi bergaya klasik, memiliki pakem dan nilai- nilai yang dinilai mampu menanamkan tingkah laku dan karakter yang baik. Namun, membentuk siswa berkarakter bukanlah upaya yang mudah dan cepat. Upaya ini harus dilakukan secara terus menerus sehingga tercipta manusia dengan karakter seimbang baik untuk pribadi, lingkungan sekitar, sosial budaya dan religinya.
Dimsamping untuk menumbuhkan karakter, menari juga melatih kedisilinan bagi seseorang. Seorang penari harus memahami aturan yang terdapat dalam tari baik dalam sikap gerak dan aturan lainnya yang mengikat. Secara tidak langsung, sikap tersebut lambat laun akan membentuk disiplin dalam diri seseorang. Menari juga dapat menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri baik dalam segi hafalan dan kepekaan rasa. Dan yang pasti, menari menyehatkan tubuh dan memfungsikan seluruh organ gerak dalam tubuh.
Namun, sekarang ini masih sedikit lembaga pendidikan yang memahami pentingnya pendidikan seni tari untuk menciptakan dunia yang kreatif , inovatif dan apresiatif. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat guru seni tari untuk tetap mengajarkan pelajaran tersebut kepada siswa. Bahkan ada beberapa lembaga pendidikan formal yang membuat pertunjukan seni sebagai agenda tetap tahunan.
Dengan begitu, siswa diharapkan mampu menciptakan satu sajian tari secara utuh baik koreografi, musik, rias, busana, dan properti yang dibutuhkan. Siswa juga dituntut untuk mampu bekerja sama dengan setiap kelas untuk mengadakan pertunjukan seni. Sehingga dari kegiatan ini siswa mampu berkreatifitas, berinovasi,dan apresiatif. Melalui kegitan ini juga siswa akan belajar bekerja sama dengan berdiskusi kelompok. Secara tidak langsung siswa diberi bekal untuk mandiri dan mampu menjadi pemimpin.
Kegiatan membentuk sebuah kelompok belajar untuk menciptakan karya tari tersebut sangatlah positif. Jiwa kreatif, inovatif, tanggung jawab, disiplin, toleransi serta saling menghargai diharapkan muncul dengan sendirinya. Proses kreatifitas dan rasa kepedulian terhadap teman juga akan muncul ketika ada beberapa teman di dalam kelompoknya yang mengalami masalah. Misalnya sulit dalam menghafal, kesulitan dalam melakukan gerak atau yang lainya.
Teman yang lebih unggul dalam bidang tari akan terdorong nuraninya untuk memberikan bantuan mengajari teman-temannya yang mengalami kesulitan tersebut. Nah, pengalaman seperti ini adalah suatu hal yang luar biasa. Bukan hanya teori rasa peduli dan saling tolong menolong saja yang diberikan oleh seorang guru, melainkan siswa mengalami dan dapat memecahkan suatu permasalahan sendiri. Proses inilah yang akan membentuk sikap kedewasaan bagi setiap siswa.
Hal yang terpenting lagi adalah sikap kerja sama antar satu dengan yang lainnya. Baik antara pemusik, penari, penata rias, penata panggung maupun dengan tim backstage yang mengurusi beberapa alur pertunjukan di belakang panggung. Dengan melakukan koordinasi yang baik maka semua acara pertunjukan akan berjalan dengan baik. Kerja sama ini akan membangun jiwa tanggung jawab setiap siswa dengan menyadari setiap peran atau tugas yang menjadi kewajibannya.
Gerak dalam tari yang memiliki aturan yang sudah disepakati dalam kelompok tersebut juga memberikan ajaran kepada siswa untuk patuh terhadap aturan yang telah disepakati atau yang telah ditentukan bersama. Kekompakan antara gerak dan musik merupakan penyeimbang dalam kehidupan bermasyarakat. Kemudian dalam menari membutuhkan beberapa ekspresi yang harus ditunjukan dalam setiap geraknya, maka penari dituntut untuk selalu bisa merasakan makna pada setiap gerakan. Dengan begitu siswa diajarkan untuk peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Bukankah akan lebih menyenangkan jika pembelajaran dilakukan dengan mendapatkan pengalaman secara langsung. Sehingga siswa benar-benar dapat menyerap sebuah maksud dan tujuan dari pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Model pembelajaran yang seperti itu, guru harus dapat mengerti perkembangan psikologis siswa sehingga akan senantiasa mampu berada ditengah-tengah siswa dan memberikan solusi yang tepat bagi siswa yang mengalami masalah antar teman.
Sungguh betapa banyak sekali manfaat positif yang diajarkan dalam mata pelajaran seni tari. Bukan hanya untuk kesehatan badan, mengaktifkan seluruh fungsi organ, tetapi yang paling penting adalah menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif, tanggung jawab, disiplin, toleransi serta saling menghargai.
Proses menari bisa dikatakan bukanlah proses yang bisa dilakukan secara singkat atau dalam hitungan jam saja, melaikan proses yang harus dilakukan berulang- ulang secara teratur. Melalui proses semacam itu maka penanaman karakter siswa akan terbentuk secara sedikit demi sedikit.
Ditulis oleh Sekar Merah Rati Harum, S.Sn. Guru MTs N 1 Kota Semarang