Pola Pikir – Untuk kita yang terlahir dari kalangan menengah ke bawah, setiap orang memimpikan kesuksesan namun tidak semua orang paham bagaimana cara menuju kesuksesan khususnya kesuksesan ekonomi. Langkah awal adalah mengubah pola pikir, karena pola pikir yang salah bisa mengakibatkan kita menjadi sulit memperoleh kesuksesan yang kita impikan.
Saat ini hampir setiap individu menjadi pengguna sosial media. Jangan sampai kita terjebak dalam komunitas yang salah karena banyak influencer yang memamerkan kemewahan sebagai citra. Sehingga pada zaman ini banyak orang yang terjerumus. Bahkan belum mempunyai rumah atau masih kontrak, sudah membeli mobil kredit demi gengsi. Dan itu sangat salah. Jadi kaya itu memang penting. Tapi terlihat kaya tidak penting.
Belilah sesuatu karena fungsi bukan beli karena gengsi. Misal beli iPhone 12 seharga 13 juta sementara kita hanya punya uang 3 juta. Kemudian kita memaksakan diri untuk kredit dan hanya dipakai untuk sosial media. Padahal sebenarnya kita bisa menggunakan sosial media dengan ponsel seharga 3 juta.
Dengan pola pikir yang salah, berapapun jumlah uang yang kita punya akan percuma. Contoh orang dengan pola pikir yang salah adalah Budi tiba-tiba sawah warisan orang tuanya dibeli oleh sebuah perusahaan sebesar seharga 2 miliar rupiah. Uangnya kemudian digunakan untuk membeli barang-barang mewah: mobil, handphone, baju mahal, sepatu mahal, tas. Dia membeli itu semua hanya karena gengsi, bukan karena fungsi. Tujuannya adalah untuk membuat orang-orang terkesan.
Dan Andi adalah orang dengan pola pikir yang benar, sawah warisan orang tuanya dibeli sebuah perusahaan 2 milyar rupiah. Kemudian uangnya digunakan untuk membangun kos dan bahkan sebagian uangnya kembali dibelikan sawah dengan harga yang murah.
5 tahun kemudian yang terjadi sangat berbeda. Budi kembali jatuh miskin karena barang-barang mewahnya menjadi tidak bernilai. Berbeda yang terjadi dengan Andi. Pendapatan Andi saat ini makin tinggi karena kos yang dibangun menambah pendapatan dan sawah yang dibeli Andi dengan harga murah kini harganya makin naik.
Teman hidup kita juga sangat berpengaruh dalam proses meraih kesuksesan. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih teman hidup. Pilihlah teman karena kepribadiannya bukan hanya karena fisiknya.
Dalam memilih pasangan, misalnya, visi dan misi hidupnya juga harus sama. Jangan kita memilih pasangan yang toksik yang akan merusak hidup kita, mengganggu karir, sehingga akan menghambat meraih kesuksesan kita. Pilih pasangan yang jika bersama akan mendorong semangat kita dalam berkarir serta mendukung cita-cita kita.
Semoga tulisan ini bisa mengubah pola pikir kita untuk menuju kesuksesan yang kita dambakan.
Ditulis oleh: Meilani, M.Pd.