Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran yang beragam. Kurikulum ini berfokus pada konten yang esensial dan fundamental agar peserta didik/siswa memiliki waktu cukup untuk mendalami konsep dan mendalami materi.
Dikutip dari buku saku ditpsd.kemdikbud.go.id, kurikulum merdeka disusun atas dasar hasil penelitian nasional maupun internasional mengenai tingkat pemahaman siswa yang cenderung tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
Hal inilah yang mendorong Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya pemulihan masalah dari pembelajaran yang dihadapi.
Dalam Kurikulum Merdeka ini, diharapkan semua pihak saling bahu-membahu membangun sistem pendidikan yang tercerahkan.
Lebih lanjut, secara teknis Kurikulum Merdeka ini disajikan untuk seluruh satuan pendidikan PAUD, TK, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Kesetaraan.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kemendikbudristek tahun 2022 pada laman kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id, persebaran lokasi implementasi Kurikulum Merdeka telah mencapai 143.265 lokasi yang tersebar di 34 provinsi dan 514 Kabupaten/Kota.
Sehingga Kurikulum Merdeka tentu dapat memberikan dampak luas pada pendidikan kini. Di sisi lain, Kurikulum Merdeka memiliki beberapa keunggulan untuk diterapkan pada satuan pendidikan terkait, diantaranya :
- Lebih Sederhana dan Mendalam
Fokus pada materi yang fundamental dan esensial serta mengembangkan kompetensi siswa. Dengan demikian, belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan lebih menyenangkan.
- Lebih Merdeka
Lebih merdeka bermakna bahwa guru dapat mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sedangkan sekolah memiliki kewenangan untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai karakteristik satuan pendidikan.
- Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran dengan menerapkan kegiatan praktikum/projek sehingga memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif bereksplorasi sesuai dengan kehendak dan keinginannya.
Kemudian, timbul pertanyaan mengapa Kurikulum Merdeka masih menjadi opsi? Mengapa tidak langsung diterapkan secara merata di seluruh satuan pendidikan? Bukankah justru lebih baik jika semua disamaratakan?
Halaman Selanjutnya
Penjelasan Kemendikbudristek mengenaikewenangan untuk mengembangkan kurikulum
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya