Oleh Tamin Susanto
Guru SMKN 1 Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat
Sebagaimana yang telah kita alami bersama sebagai pendidik harus melakukan pembelajaran jarak jauh akibat penutupan sekolah akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020. Guru dan peserta didik dipaksa melaksanakan pembelajaran dari rumah masing-masing.
Menghadapi model pembelajaran jarak jauh ini, tidak semua pihak sudah siap, baik guru maupun peserta didik termasuk orang tuanya. Merupakan tantangan baru bagi guru dan peserta didik untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang biasanya dapat dilaksanakan dengan cara tatap muka di kelas. Namun sejak masa pandemi diganti dengan pembelajaran jarak jauh. Hal ini membutuhkan solusi, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi.
Bagi penulis pribadi, melaksanakan pembelajaran jarak jauh pada awalnya merupakan hal yang sangat berat karena pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan teknologi untuk pembelajaran sangat terbatas alias tergolong gaptek.
Namun kemudian, berbekal pelatihan Google Workspace for Education yang diadakan oleh Kemendikbud Ristek bekerja sama dengan Google Indonesia, membuat penulis tahu bagaimana cara pemanfaatan akun Belajar.id. Di antara materi yang dibahas adalah layanan-layanan Google untuk pembelajaran, seperti Google Drive sebagai media menyimpan data; Google Classroom untuk mengelola pembelajaran dalam kelas maya; Google Form untuk membuat kuis dan sejenisnya..
Apa itu akun Belajar.id?
Akun Belajar.id atau biasa disebut akun pembelajaran merupakan akun elektronik yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang mempunyai penyimpanan data tanpa batas, bebas virus dan aman. Akun ini diberikan kepada peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan mulai dari satuan pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB dan Kesetaraan.
Akun tersebut terdiri dari nama akun dan kata sandi yang digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi pembelajaran. Dan akun Belajar.id ini dapat dimiliki oleh pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik dengan catatan sudah terdaftar di Dapodik.
Untuk membuat akun Belajar.id dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang pertama melalui Operator Sekolah di mana nantinya Operator perlu masuk ke laman pd.data.kemdikbud.go.id. Kemudian klik tombol “Unduh Akun”, pilih “Peserta Didik” atau “PTK” untuk mengunduh file yang nantinya berisi nama akun (user ID) dan password untuk akses akun.
Selain mendapatkan akun Belajar.id dari Operator Sekolah, pendidik dan peserta didik juga bisa mendapatkan akun secara mandiri melalui website Belajar.id. Tahap yang harus dilakukan adalah memasukkan data diri secara lengkap mulai dari nama lengkap, nama ibu kandung, tipe pengguna bisa memilih antara Peserta Didik atau Pendidik. Selain itu juga harus menyertakan tanggal lahir dan Nomor Pokok Satuan Pendidikan Nasional (NPSN)
Setelah semua proses itu, klik tombol “Periksa Akun Pembelajaran”, Anda akan mendapatkan informasi apakah akun Anda sudah tersedia atau belum.
Memiliki akun Belajar.id akan memiliki sejumlah manfaat bagi pendidik. Pasalnya, akun Belajar.id merupakan akun resmi yang dikeluarkan oleh Kemendikbud Ristek untuk pendidikan, mempunyai penyimpanan data tanpa batas karena berbasis cloud atau penyimpanan awan, dapat mengakses aplikasi-aplikasi resmi Kemendikbud yang berjumlah sekitar 45 aplikasi terintegrasi.
Tidak perlu khawatir bahwa data yang sudah dimasukkan akan bocor. Sebab keamanan akun pembelajaran tersebut telah diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dan satu lagi, akun Belajar.id atau bisa dioptimalkan sebagai layanan satu akun untuk semua layanan pendidikan dengan konsep Single Sign On (SSO). Sebagai SSO, akun Belajar.id harus ditautkan dengan SimPKB agar manfaatnya lebih luas.
Di samping untuk mendukung pembelajaran jarak jauh, penggunaan akun Belajar.id juga bisa diterapkan dalam pembelajaran tatap muka terbatas atau tatap muka penuh.
Apalagi menyongsong penerapan kurikulum baru, mendesak para guru untuk membuat akun Belajar.id. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengumumkan kurikulum baru sejak tanggal 11 Februari tahun 2022. Bersamaan dengan hal tersebut, para guru juga dikenalkan dengan Platform Merdeka Mengajar.
Kurikulum Merdeka sendiri adalah sebuah alternatif dari pemerintah pusat untuk menjawab tantangan ketertinggalan pendidikan Indonesia akibat learning loss yang disebabkan oleh pandemi. Sementara itu platform Merdeka Mengajar adalah aplikasi yang disediakan oleh Kemendikbud Ristek untuk mempercepat transformasi pembelajaran secara digital, dan hanya bisa diakses menggunakan akun Belajar.id.
Jadi adanya akun Belajar.id ini memang bertujuan dapat membantu guru dalam berinovasi dan berkarya dalam melaksanakan pembelajaran. Contoh sederhananya, dengan penggunaan akun Belajar.id, guru dapat menggunakan Google Form dan Google Spreadsheet untuk membuat rekap absensi peserta didik secara otomatis. Pemanfaat teknologi dalam pengajaran seperti ini sangat penting.
George Couras berkata bahwa teknologi tidak akan pernah menggantikan guru yang hebat tetapi teknologi di tangan guru yang hebat itu transformasional. Artinya, sebagai guru, kita wajib menyadari pentingnya mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan teknologi.
Menteri Nadiem Makarim pun dalam pidatonya saat diskusi pemaparan Kurikulum Merdeka mengatakan bahwa guru yang hebat adalah guru yang tidak berhenti untuk belajar.
Mengingat pentingnya akun Belajar.id untuk para pendidik di era digital seperti ini, maka disarankan untuk semua guru segera aktivasi akun Belajar.id. Kemudian jelajahi semua kecanggihan Google Workspace for Education.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.