Kurikulum Anti-Bullying – Sekolah sebagai lembaga resmi dalam melaksanakan pendidikan memberikan peranan penting untuk perkembangan peserta didik demi menggapai kesejahteraan di masa mendatang. Untuk itu juga, sekolah harus bebas dari kekerasan, kejahatan, dan harus Anti-Bullying.
Anti-Bullying merupakan sebuah tindakan penolakan terhadap segala bentuk penindasan atau kekerasan oleh seseorang atau kelompok tertentu dengan tujuan menyakiti atau merendahkan korban. Kasus-kasus perundungan di sekolah juga banyak terjadi, bahkan menurut data yang diterima terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa sikap berkuasa sudah tercermin dari sejak di bangku sekolah.
Karakter atau kebiasaan semacam ini dapat membuat suasana sekolah maupun pembelajaran menjadi tidak nyaman, dan tentu tidak kondusif. Pasalnya faktor utama dari kegiatan semacam ini adalah karena adanya perbedaan antara korban dengan pelaku, seperti mentalitas, ukuran badan/fisik, kepandaian dalam suatu bidang, hingga status sosial. Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, Bramantyo Suwondo mengatakan bahwa pendidikan karakter perlu terus menerus digencarkan pada seluruh lapisan jenjang pendidikan di Indonesia.
Hal ini sebagai bentuk tanggapan atas viralnya video yang beredar di jagat maya bahwa sekelompok pelajar di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara menendang seorang nenek yang diketahui sedang mengalami gangguan jiwa atau berstatus Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Bramantyo juga menurutkan bahwa dari hal ini dapat diketahui bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia mengenai pembangunan karakter sosial masih belum tuntas dan maksimal.
“Pendidikan karakter ini sudah sangat penting untuk seluruh lapisan masyarakat selain dalam proses pembenahan sistem pendidikan. Kesadaran dalam pendidikan karakter harus dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat termasuk orang tua dan tetangga sekitarnya,” ucap Bramantyo seperti dikutip oleh kompas.com.
Bramantyo menilai bahwa sistem pendidikan di tanah air masih kurang kuat dalam implementasi pendidikan karakter, sehingga masalah yang dihadapi saat ini adalah belum meratanya pemahaman masyarakat mengenai sikap bertanggung jawab.
“Membangun karakter baik ini juga bukan sekedar tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan saja, namun pendidikan karakter yang kuat harus menjadi kebiasaan sehari-hari mulai dari bertindak dan bertutur pada lingkungan sekitar,” tambah Bramantyo.
Halaman Selanjutnya
Langkah Penerapan Kurikulum Anti-Bullying
Halaman : 1 2 Selanjutnya