Pembuatan Artikel Ilmiah Siap Publish
Bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang baik agar layak publish? Menurut Farid (2017:2-5), dalam penulisan artikel ilmiah, ada langkah khusus yang harus guru atau peneliti perhatikan. Apa itu? Berikut merupakan daftar prosedur penulisan artikel ilmiah siap publish beserta penjelasannya:
Mengembangkan ide
Sebelum menulis, tentunya, guru harus memiliki ide. Guru bisa mencari inspirasi ide melalui beragam sumber. Misalnya, buku bacaan, jurnal ilmiah, seminar, diskusi, observasi, hingga fenomena yang ditemui dalam kehidupan sosial.
Dalam bidang pendidikan, tentunya, sumber terbaik adalah pengalaman pengabdian di satuan pendidikan. Alasannya adalah guru menguasai seluk beluk lembaga, peserta didik, dan anggota satuan pendidikan lainnya. Sehingga, pelaksanaan penelitian serta penyelesaiannya lebih mudah.
Yang harus diingat adalah jangan terlalu berfokus pada ide yang brilliant. Jika guru terlalu berharap menuliskan sesuatu yang unik dan cukup rumit, sedangkan keadaan sekolah kurang mendukung, hal tersebut justru akan menghambat penulisan artikel. Maka, agar hal ini tidak terjadi, guru bisa memulainya dengan fenomena sederhana, memodifikasi dengan inovasi, dan memberikan solusi yang inspiratif dan kreatif. Sehingga, artikel ilmiah siap publish kapanpun dan di manapun.
Memulai menulis artikel ilmiah
Ketika sudah memiliki ide, guru bisa mulai menulis. Agar isi lebih terstruktur dan kualitas tulisan bagus, guru bisa mengikuti lima tahapan penulisan. Hal ini sesuai dengan pemaparan Laptane (dalam Farid, 2017:2). Di antara ke lima tabapan tersebut antara lain:
- Brainstorming
Maksud dari braisntorming adalah pencatatan ide-ide yang terkumpul. Untuk menulis brainstorming, Anda bisa langsung mencoret-coret di kertas, media tertentu, atau lainnya. Pastikan semua ide sudah sesuai tema. Jika tersapat satu ide yang menyimpang dari topik, guru bisa menghapusnya dari daftar brainstorming.
- Drafting
Selanjutnya adalah drafting. Dalam hal ini, guru bisa menuliskan pokok-pokok kalimat, sub topik, hingga berkembang menjadi paragraf yang utuh. Untuk menjadikan paragraf utuh, guru bisa menggabungkan setiap sub topik dengan kalimat secara berkesinambungan.
- Revising
Drafting bukanlah akhri proses penulisan. Yang harus guru lakukan selanjutnya adalah revising. Dalam hal ini, guru seharusnya sudah menyelesaikan tulisan secara keseluruhan. Jika sudah, guru bisa memnaca ulang dan merevisi hal-hal yang memang harus diperbaiki. Dengan begitu, tulisan akan lebih terstruktur, readable, dan reliable.
- Editing
Pada dasarnya, proses ini hampir sama dengan revising. Namun, editing cenderung lebih detail karena tidak sekadar mengamati dan mengedit tulisan secara global. Editing mencakup hal-hal yang lebih rumit, seperti format penulisan, tata bahasa, dan masih banyak lagi.
- Publishing
Jika editing sudah selesai dan memperlihatkan hasil yang bagus, guru bisa mempublikasikannya dengan berbagai cara. Misalnya, guru mengirim karay ke media-media jurnal internasional, penerbitan, dan sebagainya. Yang pasti, guru harus mempertimbangkan dengan baik apakah karya tersebut memang sudah layak publish atau harus dibenahi kembali.
Halaman Selanjutnya
Penyesuaian penulisan artikel ilmiah dengan format yang berlaku
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya