Kurikulum Merdeka Sebagai Pemulihan Pembelajaran Dalam Mengatasi Learning Loss

- Editor

Senin, 7 Maret 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Group of kids return to school during the pandemic.

Group of kids return to school during the pandemic.

Kurikulum Merdeka Belajar – Peluncuran Kurikulum Merdeka secara resmi pada tanggal 11 Febaruari 2022, melalui kanal Youtube resmi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi yaitu KEMDIKBUD RI yang di siarkan secara langsung dalam Merdeka Belajar episode ke lima belas.

Dalam paparan tersebut disampaikan bahwa krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun. Ini merupakan krisis yang harus segara di atasi oleh pendidikan di Indonesia. Terlebih lagi krisis pembelajaran di perparah oleh adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan learning loss atau hilangnya pembelajaran yang menimbulkan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.

Krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun, studi-studi nasional maupun internasional, salah satunya PISA, menunjukkan bahwa banyak siswa kita yang tidak mampu memahami
bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Skor PISA tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10 sampai 15 tahun terakhir. Sekitar 70% siswa usia 15 tahun berada dibawah kompetensi minimum membaca dan matematika.

Penyebab Learning Loss

Apa yang menyebabkan krisis pendidikan di Indonesia semakin parah? sehingga menimbulkan learning loss?

Ada beberapa penyebab terjadinnya learning loss di Indonesia, yaitu sebagai berikut :

1. PJJ Berkepanjangan

Konsep learning loss di Indonesia di maknai sebagai hal yang terjadi akibat dari pengejaran yang kurang efektif akibat adanya covid-19. Sebenarnya pun sebelum adanya pandemi siswa sudah mengalami learning loss secara tidak disadari, misalnya seperti libur sekolah yang berkepanjangan dan lain sebagainya.

Setelah diberlakukannya sistem pembelajaran jarak jauh atau daring oleh pemerintah justru membuat ketidakefektifan dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran daring sudah terlaksana lebih dari 1,5 tahun bukan waktu yang sebentar. Hal ini membuat kurang efektifnya pembelajaran.

2. Kemampuan Literasi Digital Guru

Dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring, hal utama yang terpenting adalah kemampuan literasi digital guru. Mulai dari kemampuan mendapatkan informasi, meyampaikan informasi, hingga mengelola informasi yang diperoleh.

Rendahnya tingkat pemahaman guru tentang teknologi apalagi penerapan PJJ yang begitu mendadak tentu bukanlah hal yang mudah untuk dapat mencapai pelaksanaan PJJ yang efektif, akan berbeda hasilnya apabila guru sudah memiliki tingkat literasi digital yang baik .

3. Kemampuan Literasi Digital Siswa

Selain kemampuan literasi digital guru, kemampuan literasi siswa juga menjadi penting, karena komponen guru dan siswa menjadi faktor utama dalam pembelajaran.

Kesulitan siswa tidak hanya terkait kemampuan literasi digitalnya, tetapi juga menyangkut sarana yang siswa miliki, mulai dari kepemilikan smartphone, kuota untuk belajar hingga jaringan internet yang terkadang masih jadi kendala, yang menjadikan penghalang pembelajaran jarak jauh dapat berjalan efektif sehingga memicu terjadinya learning loss

4. Sulitnya Pendidikan Karakter Diterapkan Saat Daring

Dalam proses pembelajaran selain dari pengetahuan kognitif siswa, pendidikan karakter juga diperlukan. Namun sayangnya, pendidikan karakter siswa sulit diterapkan dalam proses pembelajaran daring, karena guru tidak dapat mengontrol siswa secara langsung.

Sedangkan orang tua siswa juga tidak mampu sepenuhnya mengontrol perkembangan karakter anaknya, sehingga menjadi kelemahan dalam penerapan pembelajaran jarak jauh.

Selain yang di sebutkan di atas, adanya kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial maupun ekonomi dalam hal kualitas belajar. Setelah pandemi, krisis belajar ini menjadi semakin parah.

Sebelum pandemi kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. Sedangkan setelah pandemi kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan atau kondisi ini di sebut learning loss, untuk literasi learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar, dan untuk numerasi learning loss tersebut setara 5 bulan.

Hasil ini di peroleh dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota di 4 provinsi pada bulan januari 2020 dan april 2021.

Lalu bagaimana, Kurikulum Merdeka Belajar menjadi solusi pemulihan pembelajaran ? Kita perlu pahami bagaimana karakterstik kurikulum merdeka dan sebagainya.

Karakteristik Kurikulum Merdeka

1. Berbasis Kompetensi Bukan Konten

Pada poin pertama ini, yaitu memiliki makna bahwa kurikulum disusun berdasarkan kompetensi yang ingin di tumbuhkan pada murid. Bukan keluasan materi, bukan banyaknya materi yang diajarkan oleh guru. Melainkan lebih fokus terhadap pemahaman akan materi, kemampuan siswa dalam mengimplementasikan materi, kemampuan siswa dalam mengevaluasi serta merumuskan pengetahuannya sendiri.

Jika melihat hal ini, maka guru tidak akan lagi kejar tayang materi demi menuntaskan setumpuk materi dalam waktu tertentu, sehingga guru bisa lebih memilih metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan murid.

2. Orientasi Yang Holistik

Pada poin kedua ini, orientasi yang holisik bahwa pendidikan harus dapat menumbuhkembangkan siswa secara utuh, tidak hanya berkutat pada perkembangan pengetahuannya saja, melainkan juga kompetensi dan karakter siswanya.

Untuk dapat mencapai poin ini dalam kurikulum merdeka memberikan porsi khusus pada pembelajaran berbasis proyek. Memandu siswa berkolaborasi, membuat karya, serta memandu siswa untik dapat menyelesaikan problem yang relevan pada kehidupan sehari- hari.

3. Kontekstual dan Personalisasi

Pada poin ketiga ini memiliki makna bahwa penyesuaian kurikulum dengan visi- misi sekolah dan juga kebutuhan belajar muridnya.

Hal ini harus difasilitasi secara penuh dan lebih serius lagi dalam kurikulum merdeka. Dengan jam pelajaran tidak lagi diikat per minggu, melainkan diganti menjadi per tahun. Ini memungkinkan sekolah untuk merancang kurikulum secara lebih fleksibel sesuai dengan keadaan sekolah serta kebutuhan siswa.

Keunggulan Kurikulum Merdeka

Berikut merupakan keunggulan kurikulum merdeka, yaitu :

1. Lebih sederhana dan mendalam

Fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.

2. Lebih merdeka

Merdeka bagi Peserta didik memiliki arti yaitu Tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.

Merdeka bagi Guru yaitu Guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.

Dan merdeka untuk Sekolah maksudnya yaitu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

3. Lebih relevan dan Interaktif

Pembelajaran melalui kegiatan projek ( project based learning ) memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila yang relevan dengan kehidupan sehari- hari siswanya.

Harapannya Kurikulum Merdeka ini mampu mengatasi belenggu malah krisis pembelajaran dan bersama- sama kita memperjuangkan pendidikan Indonesia menjadi yang lebih baik lagi.

Kabar Gembira !!!

e-Guru.id menyelenggarakan Workshop Bersertifikat 35JP dengan Judul Impelementasi Model Project Based Learning Berbasis Literasi Sebagai Materi Esensial Dalam Kurikulum Merdeka, yang akan diselenggarakan pada tanggal 17- 25 Maret 2022. DAFTAR SEKARANG

Dan dapatkan Bonus serta Fasilitas eksklusif lainnya!! KLIK LINK INI

Ingin dibantu mendaftar ? Silahkan untuk menghubungi nomor berikut ini http://wa.me/6285604077532 (Admin Haris)

Berita Terkait

Resmi Surat Edaran Pemda, Kabar Pahit Bagi Guru Honorer Belum Masuk Dapodik dan Database BKN
4 Kriteria Guru 100% Dipanggil PPG Dalam Jabatan  2024, Apakah Anda Termasuk?
PPPK Mendapatkan Kabar Gembira Terkait Masa Kontrak, Cek Syarat dan Mekanismenya!
2 Kabar Buruk untuk Guru Honorer Menjelang Pendaftaran CPNS dan PPPK 2024
Ketetapan Presiden Untuk Guru dan Kepala Sekolah Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi di Juni 2024
Perbedaan PPG Daljab Tahun 2024 dengan 2023, Guru Wajib Tahu!
Menteri Keuangan Bocorkan Jadwal Pencairan Gaji ke 13 untuk Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi
Undang-Undang Baru Terbit, PPPK dan PNS Kini Nyaris Tak Ada Bedanya
Berita ini 28 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 27 April 2024 - 11:00 WIB

Resmi Surat Edaran Pemda, Kabar Pahit Bagi Guru Honorer Belum Masuk Dapodik dan Database BKN

Sabtu, 27 April 2024 - 10:13 WIB

4 Kriteria Guru 100% Dipanggil PPG Dalam Jabatan  2024, Apakah Anda Termasuk?

Jumat, 26 April 2024 - 11:35 WIB

PPPK Mendapatkan Kabar Gembira Terkait Masa Kontrak, Cek Syarat dan Mekanismenya!

Jumat, 26 April 2024 - 10:37 WIB

2 Kabar Buruk untuk Guru Honorer Menjelang Pendaftaran CPNS dan PPPK 2024

Jumat, 26 April 2024 - 10:01 WIB

Ketetapan Presiden Untuk Guru dan Kepala Sekolah Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi di Juni 2024

Kamis, 25 April 2024 - 10:25 WIB

Menteri Keuangan Bocorkan Jadwal Pencairan Gaji ke 13 untuk Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi

Kamis, 25 April 2024 - 09:57 WIB

Undang-Undang Baru Terbit, PPPK dan PNS Kini Nyaris Tak Ada Bedanya

Kamis, 25 April 2024 - 09:55 WIB

Pengumuman Resmi Kemendikbud untuk Guru Sertifikasi dan Nonsertifikasi Bersiap 25 April 2024

Berita Terbaru