Oleh RA. Karmila Damayanti, S.Pd
(Guru di SDN Guntur 03 Pagi Jakarta)
Tahun ini saya mendapat tugas mengajar di kelas 5D SDN Guntur 03 Pagi Jakarta. Bagi saya ini adalah pertemuan awal dengan mereka di suasana pembelajaran daring akibat pandemi. Dan saya merasa semangat untuk melakukan itu.
Namun bagi para siswa pertemuan di kelas tersebut adalah hal yang mungkin biasa saja. Atau bahkan mungkin bakal menambah kejenuhan setelah mereka melakukan ‘perjalanan panjang’ belajar tanpa tatap muka yang sudah berlangsung hampir 2 tahun ini.
Ya, memang begitu faktanya. Kesan jenuh selalu tampak dari wajah mereka, reaksi, serta suasana belajar setiap hari. Walaupun, saya sudah semaksimal mungkin menggunakan metode pembelajaran menarik yang dapat digunakan dalam sistem daring ini.
Mungkin hal itu disebabkan karena guru-guru sebelumnya juga memakai metode yang sama dengan saya. Maka dari itu, suasana yang tidak nyaman ini membuat saya harus berpikir untuk menemukan hal menarik lainnya yang bisa kembali membangkitkan semangat belajar mereka walau tanpa tatap muka.
Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari sistem pembelajaran via dunia maya. Awalnya saya memberi mereka tugas menggambar. Pembelajaran seperti ini sebenarnya bukan hal yang luar biasa. Namun saat mereka mengatakan mau menggambar lagi pada pertemuan berikutnya, itu menjadi hal yang menarik untuk saya. Maka saya mulai mencari referensi dan mengaitkan kegiatan menggambar dengan muatan pelajaran lainnya.
Dalam hal ini Google banyak membantu. Saya langsung diarahkan pada informasi terkait metode pembelajaran mind mapping. Secara umum, mind mapping adalah metode belajar yang dirancang dengan memetakan informasi dalam bentuk grafis.
Contoh mind mapping yang paling sering digunakan yaitu membuat garis percabangan, gambar, maupun kata kunci yang berkaitan dengan konsep atau ide utama. Pemetaan tersebut harus berkaitan satu sama lain, tidak boleh dibuat acak atau tidak sesuai dengan ide utama.
Ternyata benar, metode pembelajaran ini cocok untuk hampir semua muatan pelajaran kecuali Matematika. Dengan metode ini, orang tua murid juga tidak banyak campur tangan untuk mengerjakan tugas-tugas siswa yang dilakukan di rumah. Sementara itu, anak-anak dapat berkreasi sendiri sesuai dengan patokan materi pembelajaran terkait.
Metode mind mapping ternyata membuat proses belajar menjadi lebih cermat, efektif, kreatif dan menyenangkan. Akhirnya metode ini menjadi hal yang amat digemari di kelas tersebut. Kebebasan berekspresi dan bermain warna merupakan dunia anak-anak. Dan metode mind mapping telah merebut hati mereka.
Kesimpulan setelah menerapkan metode mind mapping, setidaknya terdapat sejumlah manfaat yang luar biasa pada siswa:
- Siswa memiliki kemampuan mencatat yang kreatif dan efektif dalam memetakan pikiran.
- Siswa terbiasa mencatat dan menyusun sejumlah informasi penting dari suatu konsep atau ide utama dari materi pelajaran.
- Memudahkan siswa menyajikan dan mengomunikasikan informasi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, karena sudah terbiasa memahami poin-poin penting dari suatu konsep atau ide utama
- Siswa terbiasa mengorganisasikan dan mengelompokkan informasi-informasi penting dari konsep atau ide utama materi pelajaran
- Penggunaan kata kunci pada mind mapping membantu siswa memahami dan mengingat materi-materi penting yang berkaitan dengan materi pelajaran
- Mendorong siswa menjadi lebih kreatif
- Memotivasi siswa untuk lebih produktif dan membuat aktivitas belajar mereka tidak lagi membosankan.
Tak bisa dipungkiri bahwa banyak dilema yang harus kita temui selaku pendidik di dalam kondisi pandemi ini. Ketika guru berusaha meleburkan diri dalam suasana hati dan dunia anak, hal itu akan lebih memudahkan kita menemukan minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Sehingga hal tersebut akan mampu meningkatkan semangat belajar siswa walaupun dengan belajar daring.