Menilai Siswa – Salah satu tugas utama seorang guru adalah melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dalam proses penilaian tersebut terdapat standar yang jelas sehingga hasil penilaian tersebut menjadi sesuatu yang objektif.
Penilaian kepada siswa tidak boleh dibuat-buat. Artinya, ketika guru melakukan penilaian harus berdasarkan indikator yang tertuang pada tujuan pendidikan. Dalam konteks penilaian ini, indikator yang perlu digunakan guru adalah kurikulum yang berlaku di mana saat ini mengacu pada kurikulum 2013.
Terkadang guru memilih jalan paling mudah dalam melakukan penilaian sehingga akurasinya tidak dapat dipertanggungjawabkan, misalnya memberikan nilai berdasarkan hasil pekerjaan siswa saja, menilai berdasarkan hubungan keluarga, dan lain sebagainya. Sehingga menimbulkan kesalahan dalam melakukan menilai siswa.
Proses penilaian sendiri terkadang bisa menjadi hal yang sangat menjenuhkan. Apalagi jika jumlah siswanya sangat banyak dan cara pengolahan nilai yang digunakan adalah dengan cara manual. Artinya melakukan perekapan nilai siswa tanpa menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang guru dalam menilai siswa :
Usaha Tidak Dinilai
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang guru adalah hanya melihat hasil kerja siswa. Sementara itu, usaha kerja siswa kurang mendapat perhatian.
Hal seperti itu bisa menjadi masalah jika siswa yang mendapat nilai tinggi ternyata melakukan praktik curang dalam mengerjakan tugasnya. Sementera yang mendapatkan nilai rendah ternyata merupakan hasil upaya sendiri. Oleh sebab itu, guru juga perlu melihat sisi usaha yang telah dilakukan oleh siswa.
Siswa Tidak Mendapat Umpan Balik
Sangat penting memberikan umpan balik kepada para siswa yang positif dalam evaluasi pembelajaran. Sehingga para siswa tahu di mana letak kesalahan yang sering dilakukan dan perbaikan yang perlu dilakukan.
Banyak guru lebih suka memberikan umpan balik negatif. Padahal cara tersebut dapat melemahkan mental siswa. Ada juga guru yang tidak memberikan umpan balik sama sekali. Sehingga siswa tidak tahu apa yang harus diperbaiki untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Tidak Merujuk pada Indikator
Lalu kesalahan yang sering dilakukan guru dalam melakukan penilaian adalah hanya main ‘tembak’ saja. Artinya, proses penilaian tersebut tidak mengacu pada indikator yang berlaku. Sehingga penilaian hanya dilakukan berdasarkan tugas-tugas yang diberikan atau berdasarkan faktor lainnya yang tidak relevan.
Guru dalam melakukan penilaian sejatinya harus memiliki standar yang jelas sesuai dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam kurikulum. Dengan begitu maka hasil penilaian akan objektif.
Waktu Habis untuk Mengolah Nilai Siswa
Dalam mengolah nilai siswa, banyak guru yang harus menghabiskan waktu sampai rela lembur. Akibatnya, waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan produktif lainnya habis untuk menghadapi data nilai siswa.
Biasanya, masalah seperti itu karena guru masih melakukan perekapan nilai secara manual. Sementara itu, sebenarnya terdapat teknologi yang bisa digunakan untuk mengolah nilai siswa tersebut. Misal, menggunakan aplikasi Microsoft Excel.
JIka Anda ingin belajar Excel agar proses pengolahan nilai siswa lebih mudah, bisa belajar melalui buku berikut ini: