Honorer Tenaga Teknis – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas menyampaikan tiga alternatif solusi penyelesaian honorer.
Tiga solusi itu memang ada plus minusnya, tetapi tujuannya mengakomodasi tenaga non-ASN atau honorer.
“Ada tiga solusi yang kami tawarkan, yaitu tenaga non-ASN diangkat seluruhnya menjadi ASN, diberhentikan seluruhnya, atau diangkat sesuai dengan skala prioritas,” ungkap MenPAN-RB Azwar Anas dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI.
Dia mengatakan dalam solusi alternatif yang ditawarkan, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang perlu dicermati oleh seluruh pihak.
Prinsipnya, pemerintah ingin pelayanan publik dan reformasi birokrasi berjalan optimal, menuju birokrasi berkelas dunia. Di sisi lain diupayakan agar tidak ada tenaga non-ASN yang kehilangan pekerjaan.
Alternatif solusi pertama, ujar Menteri Anas, tenaga honorer diangkat seluruhnya menjadi ASN.
Apabila seluruh honorer diangkat menjadi ASN tentu butuh kekuatan keuangan negara yang cukup besar.
Selain itu, mantan bupati Banyuwangi dua periode ini mengatakan tentu ada tantangan karena masih meraba-raba kualitas dan kualifikasi tenaga non-ASN tersebut.
Ada yang sangat bagus kualitas dan kualifikasinya. Mungkin ada juga yang kualitasnya belum memenuhi syarat.
Alternatif solusi kedua, tenaga non-ASN diberhentikan seluruhnya. Namun, kata Anas, opsi ini tentu akan berdampak terhadap kelangsungan pelayanan publik.
Konsekuensinya adalah terganggunya pelayanan publik. Karena banyak ASN yang masa pensiunnya sudah tiba, tetapi belum ada yang menggantikan di sektor-sektor pelayanan publik terutama di sektor pendidikan dan kesehatan.
Ketiga, honorer diangkat sesuai dengan prioritas. Salah satu prioritas pemerintah saat ini dalam rekrutmen PPPK 2022 adalah pada pelayanan dasar, yaitu guru dan tenaga kesehatan.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya