Dampak learning loss akibat pandemi Covid-19 telah membangkitkan semangat para guru dari seluruh Indonesia untuk berinovasi dalam pembelajaran. Learning loss merupakan kondisi yang mana peserta didik mengalami kemunduran dalam kemajuan pengetahuan dan keterampilan yang disebabkan oleh kesenjangan yang diperpanjang atau diskontinuitas dalam pendidikan siswa.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek, mengatakan bahwa para pemangku kepentingan pada seluruh sekolah di indonesia agar dapat menciptakan berbagai inovasi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi learning loss melalui kurikulum merdeka.
Antusias dari para guru dan kepala sekolah tersebut memberikan peranan yang sangat besar untuk menyediakan kesempatan belajar melalui kurikulum merdeka. Dalam menerapkan kurikulum merdeka guru memerlukan sebuah inovasi dalam kegiatan pembelajaran.
Sebelumnya, Indonesia juga mengalami learning loss akibat pandemi covid-19. Berdasarkan data survei Kemendikbudristek tentang hasil belajar siswa selama 12 bulan pembelajaran di masa pandemi COVID-19, menunjukan bahwa sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 mengalami learning loss sekitar lima bulan. Sehingga hal tersebut memberikan bukti bahwa kemampuan belajar siswa tertinggal selama lima bulan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menerapkan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek tersebut diharapkan dapat membebaskan sekolah untuk membuat rangkaian bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa.
Siswa yang mengalami learning loss akibat pandemi, tidak dipaksa untuk mengejar ketertinggalan capaian bahan ajar seperti kurikulum sebelumnya, tetapi guru akan mengemas materi sesuai dengan kebutuhan siswa.
Halaman Selanjutnya
Dengan adanya kurikulum merdeka tersebut diharapkan…
Halaman : 1 2 Selanjutnya