Kebermaknaan strategi belajar yang efektif tergantung pada karakteristik individu dalam belajar, dan tentunya strategi belajar dalam mempelajari sesuatu. Penentuan strategi belajar pada umumnya tidak seluruhnya dapat berjalan efektif bagi setiap orang, bagi guru efektif, belum tentu bagi setiap siswa yang merasakannya.
Rohwer (dalam Chatarina, 2012:116) menyatakan bahwa terdapat beberapa prinsip belajar yang efektif, diantaranya adalah :
- Spesifikasi (specification). Strategi belajar hendaknya sesuai dengan tujuan belajar dan karakterisktik peserta didik yang menggunakannya. Misalnya belajar sambil menulis ringkasan mungkin lebih efektif bagi sebagian orang, namun belum tentu dirasa efektif bagi yang lainnya.
- Pembuatan (generativity). Strategi belajar yang efektif adalah yang dapat memungkinkan seseorang mengerjakan materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan membuat atau menemukan sesuatu yang baru, dikemas dalam rangka melibatkan pengolahan mental tingkat tinggi pada peserta didik. Misalnya membuat ringkasan dan membuat pertanyaan untuk orang lain.
- Pemantauan yang efektif (effective monitoring). Pemantauan yang efektif yaitu berarti bahwa peserta didik dapat mengetahui kapan dan bagaimana cara menerapkan strategi belajarnya serta bagaimana cara menyatakannya bahwa strategi yang digunakan itu bermanfaat.
- Kemujaraban personal (personal efficacy). Peserta didik harus memiliki keyakinan dan kejelasan bahwa dengan belajar bersungguh-sungguh, maka akan berhasil. Dalam hal ini guru dapat membantu peserta didik dengan cara menyelenggarakan ujian sesuai dengan materi yang telah diajarkan dan dipelajari sebelumnya.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip tersebut, Slavin (dalam Rifa’i 2012) menyatakan bahwa terdapat setidaknya tiga strategi belajar yang efektif, yaitu membuat catatan, belajar kelompok, dan menggunakan metode P4QR. Berikut penjelasannya.
Membuat catatan. Strategi belajar ini paling banyak digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Strategi ini akan menjadi efektif hanya untuk pembelajaran tertentu saja karena mempersyaratkan pengolahan mental untuk memperoleh gagasan utama tentang suatu materi pelajaran serta harus membuat keputusan peserta didik tentang gagasan-gagasan apa saja yang harus ditulis. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru membuat sebuah tulisan, kemudian peserta didik ditugaskan untuk menemukan gagasan-gagasan dalam tulisan tersebut.
Belajar kelompok. Dengan belajar kelompok memungkinkan peserta didik membahas materi yang telah disampaikan oleh guru, baik melalui bacaan atau pendengaran. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa belajar kelompok akan mengingat materi yang telah dipelajari lebih baik dibanding dengan peserta didik yang belajar secara mandiri. Alasannya adalah karena ketika belajar berkelompok, peserta didik memiliki dua peran, yaitu sebagai pendengar dan sebagai penyaji. Dengan demikian peserta didik mendapatkan gantian, bisa menjadi penyaji atau pendengar. Atas kondisi inilah menjadikan seluruh individu dalam kelompok memiliki pemahaman yang sama atas apa yang dipelajari.
Metode PQ4R. Strategi belajar ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya ingat dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Sedangkan PQ4Rsendiri merupakan singkatan dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review. Prosedur yang digunakan dalam metode ini adalah sebagai berikut.
- Preview. Membaca dengan cepat materi yang tersedia untuk mendapatkan gagasan utama dari pengorganisasian materi dan topik serta sub-topik yang ada dalam materi yang disajikan.
- Question. Membuat suatu pertanyaan untuk diri sendiri mengenai materi yang akan dibaca. Dalam hal ini biasanya menggunakan rumus 5W+1H.
- Read. Dimaksudkan untuk membaca materi. Peserta didik sebaiknya jangan menulis terlebih dahulu, akan tetapi susunlah beberapa jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan pada saat membaca.
- Reflect on the Material. Memahami dan memaknai informasi yang disajikan dengan cara: (a) menghubungkan antara materi yang disajikan dengan pengetahuan yang telah dimilikisebelumnya; (b) menghubungkan sub-topik yang ada dalam bacaan dengan konsep atau prinsip yang penting; (c) memecahkan informasi yang kontradiktif; dan (d) gunakan materi untuk membantu memecahkan masalah yang disarankan dalam materi bacaan.
- Recite. Praktik mengingat informasi dengan cara menyatakan secara lisan terhadap hal-hal yang dianggap penting, kelola dan ajukan pertanyaan untuk diri sendiri, kemudian jawablah oleh diri sendiri.
- Review. Mengulas secara aktif atas materi yang telah dipelajari, fokuskan pada pertanyaan yang telah dirumuskan, kemudian buka dan baca kembali materi yang mendukung jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan sendiri.
Selain menggunakan strategi pembelajaran seperti yang telah dijabarkan diatas, guru juga perlu memahami kriteria dalam memilih strategi belajar. Hal ini dapat memberkali guru agar untuk mengetahui acuan umum dalam menetapkan strategi belajar yang hendak anda laksanakan.
Perlu diingat bahwa strategi belajar mengandung makna tentang pemilihin upaya dan usaha dalam menciptakan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal, baik dari segi proses, hasil kerja (produk), maupun dari segi hasil belajarnya. Dengan demikian, maka seyogyanya perlu pengetahuan tentang kriteria utama pemilihan strategi pembelajaran.
Dalam memilih strategi pembelajaran, terdapat setidaknya enam komponen yang perlu dijadikan pertimbangan, yaitu apa tujuan yang hendak dicapai, bagaimana karakteristik peserta didiknya, bagaimana bentuk hubungan yang terjalin antara guru dan siwa, seperti apa rancangan pesannya, materi ajar yang digunakan apakah berbentuk prosedur/konsep/fakta, dan bentuk struktur dalam pembelajaran. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
- Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama adalah menentukan tujuan pembelajaran. Dalam artian perumusan tujuan pembelajaran tersebut harus jelas sehingga dapat diketahui apa yang diharapkan dapat siswa lakukan, dalam kondisi bagaimana, seperti apa serta seberapa tingkat keberhasilan yang diharapkan. Pertanyaan seperti ini umumnya sulit untuk dijawab karena berbagai sebab.
Mulai dari tingkat kemampuan dan kualifikasi guru yang berbeda hingga pola belajar peserta didik yang tentunya beragam. Selain itu, tujuan yang bersifat afektif seperti sikap dan perasaan, pada dasarnya sukar untuk dideskripsikan dan diukur ketimbang tujuan yang bersifat kognitif biasanya akan lebih mudah. Untuk mencapai tujuan belajar keterampilan motorik misalnya, guru harus menggunakan strategi belajar yang relevan dengan substansi dari belajar keterampilan motorik tersebut.
Dengan demikian ditinjau dari tujuan belajar, strategi belajar dapat dibedakan atas strategi belajar untuk mencapai tujuan/hasil belajar yaitu (a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (keterampilan motorik); (strategi kognitif); dan (e) sikap dan nilai.
2. Peserta Didik
Ditinjau dari segi setting peserta didik, dapat dibedakan atas strategi belajar individual dan strategi belajar kelompok kecil. Strategi pembelajaran individual memiliki orientasi pemberian kesempatan kepada setiap siswa secara individu untu belajar sesuai dengan kemampuan dan minatnya sendiri dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan atau potensi setiap individu tersebut secara optimal. Sedangkan strategi belajar kelompok didefinisikan sebagai pembelajaran yang mengorganisir individu-individu kedalam kelompok.
Peserta didik sendiri juga harus ikut serta dalam menentukan pemilihan strategi mengajar guru secara tepat. Dalam hal ini agar peserta didik juga mengemukakan penilaiannya terhadap strategi belajar yang dipilih oleh guru, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik.
Seorang guru tidak akan mengetahui strategi pembelajaran yang akurat tanpa mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada peserta didik karena pada dasarnya perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses berlangsungnya perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Hubungan Guru-Siswa
Interaksi merupakan bentuk hubungan yang terjalin antara guru dengan siswanya. Pertimbangan dari segi interaksi ini berhubungan dengan metode yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Dalam artian interaksi ini menjadi bahan pertimbangan guru karena terkait langsung dengan strategi menyampaikan pesan pembelajaran.
Berdasarkan hubungan antara guru dan siswa, dapat dibedakan atas strategi pembelajaran tatap muka (interaksi secara langsung/face to face communication) dan strategi pembelajaran jarak jauh (interaksi dengan menggunakan media atau perantara).
4. Pengolahan Pesan
Pertimbangan dari segi pengolahan pesan dapat dilasifikasikan atas (1) peranan guru dalam mengolah pesan; dan (2) proses pengolahan pesan itu sendiri. Sedangkan dari segi peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan, strategi pembelajaran dibedakan atas strategi ekspositorik dan heuristic.
Peran guru dalam strategi ekspositorik yaitu penyusun program pembelajaran, pemberi informasi yang benar dan jelas, sebagai fasilitator, pembimbing siswa dalam memperolah pengetahuan/informasi, dan penilai pemerolehan informasi.
Sedangkan peran guru dalam strategi heuristic adalah menciptakan suasana berpikir sehingga siswa berani memecahkan masalah dan melakukan eksplorasi dalam penemuan, sebagai rekan diskusi, sebagai fasilitator dan pembimbing penelitian dan pembelajaran, sebagai pendorong stimulus berpikir alternatif siswa dalam pemecahan masalah dan pelaku aktif dalam belajar dan melakukan penelitian.
5. Materi Pelajaran
Pemilihan strategi belajar berdasarkan materi pelajaran ini penting dilakukan agar diperoleh ketepatan dalam melaksanakan pembelajaran. Guru harus mampu memberdakan antara materi yang disajikan dalam bentuk konsep dengan materi yang disajikan dalam bentuk fakta misalnya. Maka strategi yang dipakai harus disesuaikan dengan karakteristik bahan ajarnya.
6. Struktur Balajar Mengajar
Dalam strategi belajar, berdasarkan struktur kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan atas strategi yang bersifat terbuka dan strategi yang bersifat tertutup.
Strategi terbuka berarti siswa diberikan peluang atau kesempata untuk memberikan tanggapan atau idenya dalam merancang dan menentukan komponen-komponen pelajaran. Sedangkan strategi belajar tertutup artinya segala komponen pembelajaran seluruhnya telah dirancang oleh guru, misalnya tentang penentuuan tujuan belajar, materi/sumber bahan belajar/media yang digunakan, prosedur pembelajaran, dan waktu yang ditempuh.
Strategi pembelajaran akan efektif apablia guru telah mengetahui karakteristik peserta didiknya, mengenal tujuan dan konteks materi pelajaran, serta memahami hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran.