Kurikulum prototipe dirancang dengan menerapkan pembelajaran yang berbasis pada projek, yang mana hal ini dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan karakter siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila (PPP).
Pelajar Pancasila sendiri merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Berikut 6 Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang dimaksud dalam kurikulum prototipe.
Profil pertama yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Profil ini tidak hanya mencangkup pada akhlak beragama. Melainkan juga akhlak kepada sesama manusia, akhlak pribadi, akhlak kepada alam, serta akhlak bernegara.
Profil pertama menunjukkan bahwa siswa meyakini keberadaan Tuhan dan mengamalkan ajaran sesui keyakinannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, berkebinekaan global. Elemen kunci dalam kebinekaan global meliputi kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, mengenal dan menghargai budaya, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengamalan kebinekaan, serta berkeadilan sosial.
Berkebinekaan global ditunjukkan dengan siswa yang berbudaya, di saat bersamaan siswa juga dapat menunjukkan dirinya sebagai representasi suatu budaya. Siswa tak hanya terbuka terhadap keanekaragaman budaya nasional, namun juga terhadap keanekaragaman secara global.
Ketiga yaitu bergotong-royong. Elemen yang ditekankan dalam gotong- royong meliputi kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
Gotong-royong menunjukkan kebersamaan. Murid yang mengimplementasikan sifat gotong-royong tidak hanya akan mementingkan diri sendiri. Siswa sadar bahwa dia tidak hidup sendirian, sehingga ia akan senantiasa mengupayakan kebahagiaan bersama. Siswa juga dapat berkolaborasi dengan orang lain dalam rangka pencapaian suatu tujuan bersama.
Keempat adalah kreatif. Elemen kunci dari kreatif yaitu luwes berfikir untuk memecahkan serta mencari jalan solusi dari suatu masalah, baik masalah yang terjadi pada dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Selain itu, siswa juga mampu menghasilkan sebuah gagasan, karya dan tindakan yang orisinil.
Kelima, bernalar kritis. Elemen dalam nalar kritis yaitu mampu memperoleh dan memproses informasi juga gagasan, menganalisis serta mengevaluasi penalaran, merefleksikan pemikiran dan proses berpikir, serta mengambil keputusan.
Memiliki nalar kritis berarti juga terbuka terhadap berbagai prespektif, yang menjadikan siswa tidak hanya kukuh berpegang pada pendapat pribadinya. Namun juga terbuka terhadap sesuatu yang dapat menggugurkan pendapatnya. Serta mampu menghargai pendapat oarng lain.
Terakhir yaitu mandiri. Terdapat elemen kunci dari mandiri yang meliputi regulasi diri serta kesadaran terhadap diri dan juga situasi yang dihadapi.
Mandiri memiliki arti bahwa siswa punya kendali dalam mengembangkan dirinya sendiri dengan berpegang pada pengenalan diri yang meliputi kekuatan dan kelemahan. Serta siswa mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil yang dijalaninya.
Mandiri juga menjadikan siswa mampu mengendalikan pikiran, perasaan, serta tindakannya sendiri.
Itu dia 6 Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang terdapat dalam kurikulum prototipe. Dengan mengenali 6 profil ini, maka guru dapat memiliki gambaran karakter yang perlu dibentuk dan diarahkan bagi siswa kedepannya ketika mengadopsi kurikulum prototipe.
Telah hadir diklat e-guru.id “Menguatkan Kompetensi Guru Menyongsong Kurikulum Paradigma Baru”. Klik LINK INI untuk mendaftar.
Penulis: Agriantika Fallent