Tahun lalu, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mengganti kurikulum Indonesia menjadi kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka ini diresmikan oleh Kemendikbud Ristek, tepatnya pada bulan Februari 2022.
Kurikulum merdeka ini menjadi suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong bakat dan minat yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Dalam kurikulum ini guru banyak dituntut akan banyak hal.
Namun, dalam kurikulum ini juga guru memiliki keleluasaan untuk memilih sistem pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat dari peserta didik.
Oleh karena itu, guru harus memiliki banyak inovasi untuk memilih sistem pembelajaran yang sesuai dengan peserta didiknya.
Selain banyak inovasi, seorang guru juga harus memiliki soft skill untuk mengembangkan pembelajaran inovatif tersebut.
Sifat dari kurikulum merdeka yang fleksibel inilah, yang menjadi acuan bagi para guru untuk mengembangkan karakter serta kompetensi para peserta didik.
Soft skill merupakan suatu kata yang tepat untuk melandasi hal tersebut.
Soft skill ini akan sangat berguna guna menjembatani pembelajaran yang menyesuaikan dengan peserta didiknya.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dari kualitas pembelajaran yang diampunya.
Guru diharuskan untuk lebih memahami mengenai karakter, kebutuhan dan kompetensi dari peserta didiknya.
Jika seorang guru, sudah mampu untuk peka terhadap kebutuhan dari peserta didiknya maka hal tersebut akan memudahkan pembelajaran interaktif terjadi di dalam kelas.
Keberhasilan guru untuk memahami peserta didik ini akan membuat pelajaran akan lebih mudah untuk diserap ada peserta didik.
Beberapa cara untuk meningkatkan soft skill pada kurikulum merdeka ini ialah sebagai berikut :
Melatih untuk cara berpikir analitis dan kritis
Ini menjadi landasan awal bagi setiap individu ketika menginginkan untuk mengembangkan soft skill.
Bagi seorang guru yang dituntut untuk dapat beradaptasi dengan kurikulum merdeka tentunya hal ini sangat berguna.
Seorang guru harus mampu untuk menganalisis mengenai cara pemahaman para peserta didiknya.
Hal tersebut, meliputi gaya belajar, minat dan bakat serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan aspek yang mendukung pembelajaran.
Ketika seorang guru sudah mampu untuk menganalisis maka guru tersebut, akan menemukan cara pembelajaran yang sesuai.
Cara berpikir kritis ini tentunya sangat dibutuhkan dalam berbagai hal.
Ketika seorang guru sudah mampu untuk berpikir kritis, ini menjadi suatu hal yang dapat dimanfaatkan ketika akan menghadapi situasi maupun kondisi yang tidak terduga.
Dalam hal ini, yang dimaksudkan ialah tentunya berhubungan dengan pembelajaran di dalam kelas yang melibatkan peserta didik.
Melakukan dan berusaha untuk membangun komunikasi dengan baik
Selain berpikir kritis, para guru juga diharuskan untuk dapat melakukan suatu komunikasi yang baik.
Hal ini tentunya, bukan lagi menjadi suatu pertanyaan yang mendasar mengapa komunikasi menjadi suatu hal dasar yang harus dilakukan para guru.
Ketika pembelajaran berlangsung, maka terjadilah pertukaran informasi dalam bentuk materi pembelajaran.
Bukan hanya sebatas materi, guru juga berusaha untuk lebih interaktif supaya peserta didik dapat memahami pembelajaran di dalam kelas.
Jika seorang guru mampu untuk berkomunikasi yang baik, maka peserta didik tidak akan ragu untuk bertanya atau memberikan pendapatnya di dalam kelas.
Sehingga, dalam kurikulum merdeka diharapkan para guru harus memiliki sifat yang komunikatif kepada peserta didiknya.
Halaman Selanjutnya
Soft skill yang dapat diasah oleh para guru
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya