Ide Ice Breaking untuk Pembelajaran Sederhana Tanpa Media

- Editor

Senin, 12 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saat belajar, ada kalanya siswa merasa bosan, capek, dan berharap bel istirahat cepat-cepat berbunyi. Ini mengakibatkan daya konsentrasi dan minat belajarnya menurun drastis. Bahkan, penjelasan guru tidak masuk sedikitpun. Sebagai pengajar yang cerdas, guru harus bisa mencairkan suasana belajar. Salah satunya adalah dengan menerapkan ice breaking untuk pembelajaran.

Di sinilah, guru merasa tertantang dan harus berpikir cepat serta kreatif. Jangan sampai waktu terbuang percuma sedangkan anak-anak tidak mengikuti KBM dengan baik. Maka, guru perlu merancang atau me-list game apa saja yang bisa diterapkan di kelas sewaktu-waktu.

Maka, artikel ini hadir untuk meringankan pekerjaan guru. Di bawah ini adalah daftar ice breaking sederhana tanpa media yang bisa dicoba bersama peserta didik. Check it out!

Harimau memakan harimau

Game ice breaking sederhana ini bisa mengubah suasana belajar yang tegang menjadi menyenangkan. Caranya cukup mudah dan tidak membutuhkan alat bantu apapun. Siswa cukup mendengarkan dan mengikuti instruksi guru.

Lantas bagaimana caranya? Guru bisa meminta siswa berdiri atau duduk dan membentuk lingkaran. Perintahkan pada mereka untuk mengangkat ke samping. Telapak tangan kanan dibiarkan terbuka lebar dengan posisi menengadah ke atas. Sementara tangan kiri menggenggam dan menunjuk ke arah bawah. Pastikan tangan setiap siswa saling bersentuhan.

Kunci dari ice breaking ini adalah kata harimau. Guru akan bercerita sedangkan siswa harus fokus mendengar. Ketika guru menyebut nama harimau, maka anak-anak harus menangkap jari telunjuk teman. Bersamaan dengan itu, mereka juga harus berusaha menyelamatkan jarinya dari tangkapan siswa lain. Peserta yang tertangkap telunjuknya bisa mendapat hukuman entah itu menyanyi, menari, atau lainnya.

Di sini, siswa akan terlatih konsentrasinya. Mereka juga berusaha saling melindungi diri atau jarinya dari terkaman teman. Artinya, dari permainan ini, anak-anak bisa belajar dan berpikir bagaimana caranya gar bisa surfive dari serangan apapun. Meski begitu, tidak ada permusuhan di dalamnya. Justru ice breaking ini menciptakan tawa dan keseruan bersama.

Adu panjang

Sebenarnya, ice breaking untuk pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan di ruang terbuka. Namun, guru juga bisa menerapkannya di dalam kelas, terlebih ruangannya cukup luas. Game ini akan mengajak siswa untuk bergerak dan berpikir kreatif. Tidak hanya itu, kerja sama dan persatuan antar kelompok akan tercipta.

Guru bisa membagi siswa ke dalam dua kelompok (kondisional, tergantung jumlah siswa). Setiap anak pada masing-masing grup berbaris memanjang ke belakang. Mintalah mereka semua untuk membuat barisan yang sangat panjang. Instruksikan pada anak-anak untuk memanfaatkan benda apapun yang bisa membantunya. Yang pasti, benda tersebut harus menyambung dari tangan anak satu ke anak lainnya.

Ice breaking usai dalam batas waktu. Lalu, guru bebas menentukan kegiatan selanjutnya, seperti memberi reward pada kelompok barisan terpanjang atau justru sebaliknya. Di akhir kegiatan, sampaikan pesan dari game tersebut, bahwa kerja sama sangat dibutuhkan dalam aktivitas berkelompok. Dengan begitu, tujuan cepat tercapai dalam tenggat waktu yang tepat.

Pagi, siang, malam

Selanjutnya adalah ice breaking dengan kata kunci ‘pagi, siang, dan malam’. Caranya cukup mudah dan hampir sama dengan permainan nomor satu. Ajaklah anak-anak untuk duduk/berdiri melingkar. Pastikan kelas dalam keadaan hening dan tenang karena game ini butuh pendengaran yang baik.

Tugas Anda sebagai guru/pembinanya adalah membawakan sebuah cerita, apapun itu. Sampaikan cerita tersebut dengan santai tetapi tetap berkesan menegangkan. Sehingga, siswa akan masuk dalam permainan tersebut.

Point dari ice breaking ini adalah instruksi saat terucap kata pagi, siang, atau malam. Misalnya, siswa harus bertepuk tangan satu kali saat guru mengucapkan kata pagi, tepuk 2 kali untuk kata siang, dan 3 kali untuk kata malam. Jika ada kesalahan, guru bisa memberi punishment (seru-seruan) pada anak tersebut.

Seperti halnya ice breaking ‘harimau makan harimau’, ini juga bisa meningkatkan daya pikir dan konsentrasi anak. Mereka akan memahami bahwa untuk meraih keberhasilan, mereka butuh berpikir serta bekerja dengan tenang. Sehingga, setiap tujuan akan tercapai.

Halaman Selanjutnya

Strip seven

Berita Terkait

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru
Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan
Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan
Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21
Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal
Ciri-Ciri Guru Tidak Mampu Mengelola Kelas dengan Baik, Ini Solusinya!
Model-Model Pengelolaan Kelas yang  Inovatif Dapat Guru Gunakan di Kelas
Cara Pengelolaan Kelas yang Kreatif Mendorong Literasi dan Numerasi Siswa
Berita ini 1,084 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 10:58 WIB

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru

Rabu, 11 September 2024 - 21:34 WIB

Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan

Rabu, 11 September 2024 - 21:20 WIB

Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan

Selasa, 10 September 2024 - 12:28 WIB

Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21

Selasa, 10 September 2024 - 11:41 WIB

Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis