Fenomena Kebijakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

- Editor

Rabu, 7 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Merdeka belajar adalah kebijakan besar dalam rangka mewujudkan transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan menghapus ujian nasional (UN) diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). 

Asesmen kompetensi minimum adalah kompetensi yang benar-benar minimum, di mana melalui AKM akan bisa memetakan sekolah-sekolah di daerah berdasarkan kompetensi minimum yang harus dipersiapkan.

Kompetensi minimum adalah kompetensi dasar yang dibutuhkan siswa untuk bisa belajar, apapun materinya dan apapun mata pelajarannya. Dalam AKM, ada dua materi yang akan diteskan yaitu materi kemampuan literasi dan numerasi.

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk  memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks tertulis. Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat Matematika.

Fokus kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti dari pentingnya mata pelajaran. Karena pada dasarnya dengan literasi dan numerasi ini membantu siswa untuk mempelajari lintas bidang ilmu lain, terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis atau teks serta dalam bentuk angka atau kuantitatif.

Bagian lain dari asesmen nasional, selain AKM adalah survey karakter yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosio emosional berupa pilar karakter untuk mencetak profil pelajar yang berakhlak mulia, kreatif, gotong-royong, bernalar kritis, dan kemandirian.

Menurut hasil studi nasional dan internasional, tingkat literasi siswa Indonesia memang masih rendah. Adanya survey karakter dalam asesmen ini, membuktikan bahwa pendidikan kita bertujuan mengembangkan potensi siswa secara utuh. Selain mengukur sisi akademik, asesmen nasional juga mendorong mengembangkan sikap, values, dan perilaku yang mencerminkan pancasila.

Dampak dari diselenggarakan AKM diharapkan dapat memperbaiki budaya belajar dan  tidak ada lagi dikotomi antara mata pelajaran ujian nasional dan mata pelajaran non-ujian nasional; tidak ada lagi mata pelajaran utama dan pelengkap; tidak ada lagi percepatan materi atau bimbingan intensif dalam meningkatkan proses pembelajaran.

Ditulis oleh: NURUL IHWAN,S.Pd, Guru di MTs. Khozinatul ’Ulum Blora.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru