Etos Kerja Guru Abad 21

- Editor

Kamis, 23 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Mujib Alwy, S.Pd

Guru Projek IPAS SMK Negeri 1 Polewali

Etos kerja guru adalah sikap dan kemampuan individu dalam melakukan tugas sebagai wujud profesionalisme. Ini juga menjad indikator bagi seorang guru yang ingin mengembangkan karier ke jenjang yang lebih tinggi. 

Dalam sebuah instansi, perusahaan dan di dunia kerja perlu memiliki dan terus mencari cara untuk meningkatkan etos kerja. Di abad 21 ini, adalah hal sangat naif jika guru hanya datang untuk mengisi daftar hadir, melaksanakan rutinitas harian, mengajar dengan asumsi bahwa guru sebagai satu-satunya sumber belajar tanpa mempertimbangkan interaksi dengan lingkungan sekitarnya; menjadi sumber informasi tanpa memperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh siswa-siswanya. 

Walaupun proses PBM memang harus dan mutlak dilakukan oleh guru, akan tetapi dengan etos kerja yang baik, maka guru akan memiliki persiapan mengajar yang sangat matang, cara penyajian yang inovatif, kreatif, dan solutif. Guru yang demikian tentu akan sangat berkesan bagi siswa-siswanya dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Menurut Jansen H. Sinamo terdapat 8 prinsip dan pola pikir yang dapat menumbuhkan etos kerja dalam diri yaitu kerja adalah rahmat,  kerja adalah amanah, kerja adalah panggilan, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja adalah kehormatan, kerja adalah pelayanan. 

Etos kerja dan semangat seperti itulah yang selayaknya ditunjukkan oleh para guru sebagai wujud profesionalisme guru di abad 21 ini.

Apakah Peran Guru Masih Diperlukan?

Di era revolusi teknologi 4.0 ini di mana berbagai informasi bisa didapatkan lebih mudah, peran guru dalam dunia pendidikan akan tetap sangat vital. Peran guru dan proses belajar mengajar tidak bisa digantikan oleh mesin. Akan tetapi guru harus mendefinisikan ulang perannya dalam menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan ekosistem ataupun nuansa baru sebagai wujud dalam menghadapi tantangan global. 

Peran guru di era revolusi teknologi 4.0 ini berubah menjadi motivator dan katalisator pengetahuan. Guru akan berubah peran menjadi motivator, menjadi contoh, dan dapat menemukan bakat, minat, potensi diri yang dimiliki oleh siswa-siswanya. Peran seperti inilah yang tidak bisa digantikan oleh mesin dan teknologi secanggih apapun.

Kemajuan teknologi yang begitu cepat memang berdampak besar bagi dunia pendidikan. Cara siswa belajar makin efisien mengingat siswa memiliki sumber informasi dan sumber belajar yang makin luas yang dapat dijangkau dengan media digital. Misalnya untuk mendapatkan materi, soal dan jawaban di mana semua itu dapat merangsang nalar siswa agar kritis serta mengarahkan siswa mengerjakan tugas dengan metode menyelesaikan projek, dan lain-lain. 

Akhirnya kembali kepada guru itu sendiri dalam memaknai dan mengaktualisasikan serta mendefinisikan ulang perannya agar tidak terlindas oleh kemajuan zaman. Perubahan paradigma dalam pembelajaran di kelas hendaknya senantiasa menjadi perhatian utama para guru agar dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas, kreatif, serta tetap dalam koridor sesuai apa yang diamanahkan oleh undang-undang.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 137 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis