4. Gunakan Rima
Rima juga hal yang sangat penting untuk pembacaan puisi yang lebih tertata. Rima menjadi esensial untuk menambah lantunan saat membaca. Rima tak sekedar pemanis dalam puisi, tapi juga akan mengasah sisi kreatifmu untuk mencari padanan kata yang memenuhi lantunan di kata sebelumnya. Rima sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu:
- Rima Baris – Pengulangan kata antara satu baris dengan baris yang lainnya. Rima baris umumnya terdiri atas 2 baris yang disebut dengan disticond dan 4 baris yang disebut dengan quatrain. Rima baris mempunyai beberapa pola diantaranya, a-a-a-a, a-b-b-a, a-a-b-b, dan a-b-a-b.
- Rima Kata -P pengulangan kata pada sebuah baris sajak. Ada 2 bagian rima kata yakni, rima perulangan dalam suku kata pada sajak dan rima dalam perulangan kata sajak sepenuhnya.
5. Bait
Bait puisi dan lirik puisi merupakan sesuatu yang berbeda. Perbedaan baris dan larik puisi adalah satu kalimat atau satu baris di dalam bait. Larik atau baris adalah bagian dari bait. Bait sendiri merupakan kumpulan baris atau larik yang tersusun dengan rapi. Pada puisi lama, biasanya membatasi satu bait yang terdiri dari empat larik.
Namun, dalam puisi baru, larik yang terdapat dalam sebuah bait tidak dibatasi. Kita bisa membuat bait sesuai keinginan pun mengikuti jenis-jenis bait yang sudah ada, yaitu distikon (puisi dengan masing-masing dua baris di setiap bait), terzina (terdiri dari tiga baris per bait), kuatren (empat baris per bait), kuint (lima baris per bait), atau sonata (terdiri dari empat baris di masing-masing dua bait pertama dan tiga baris di masing-masing dua bait terakhir).
6. Kembangkan Puisi
Untuk mengembangkan puisi Susunlah kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait yang lebih indah. Kembangkan menjadi satu puisi utuh dan bermakna. Anda harus ingat, bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu buat untuk puisi haruslah ringkas, padat, dan tentunya indah. Pilihlah kata yang sesuai dan mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
7. Penutup Puisi
Untuk penutup biasanya, puisi akan lebih mengena jika ditutup dengan akhiran yang dramatis dan ‘menusuk’ pembacanya, memungkinkan puisi agar dibaca lebih dari satu kali. Pemilihan akhir puisi ini menjadi taktik yang bisa dimanfaatkan sebagai ungkapan ‘save the best for the last’, atau siapkan yang terbaik pada bagian akhir.
Selain dengan dramatis, kita juga bisa melebarkan kreativitas dan memilih akhir puisi yang justru tidak dapat dibayangkan oleh pembaca kita, atau membuat sebuah twist di akhir. Jikapun tidak memiliki akhiran dramatis, kita harus bisa mengimbangi susunan puisi di awal, sehingga tidak menyebabkan ketimpangan yang membuat puisi kita justru jadi kehilangan maknanya sepenuhnya. Alur penuturan puisi diusahakan agar mengalir tetapi konstan berfokus pada hal yang ingin kita bicarakan, ditutup pula dengan alur yang sama.
8. Perhatikan Keterbacaan
Puisi harus menyampaikan maksud dan tujuan yang dapat dimengerti oleh orang lain. karena karakteristik utama puisi penuh dengan bahasa kiasan, bukan berarti kamu menuliskan puisi yang terlalu banyak majas dan ungkapan tanpa makna berarti. Puisi tetap harus mempunyai makna tersendiri, yang konsisten dan koheren.
9. Lihat Contoh dan Referensi Puisi
Membuat puisi tidak semudah merangkai kata untuk bercerita, membutuhkan inspirasi yang banyak agar menemukan diksi yang tepat. Salah satu untuk mendapatkan inspirasi adalah dengan banyak-banyak membaca contoh puisi yang sudah ada.
Halaman Selanjutnya
Cara Download Materi Hari Kedua Dasar Penulisan Puisi Lokakarya Nasional
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya