Dinamika Pembelajaran Matematika secara Daring di Masa Pandemi

- Editor

Jumat, 25 Maret 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Dra. Umi Iswiyanti 

Guru di MTsN 9 Kediri

Pandemi Covid-19 yang menyebar sejak akhir tahun 2019 berdampak pada sekitar 193 negara di dunia dan harus sama-sama berjuang melawan serangan virus tersebut. Di bidang pendidikan, pandemi ini berdampak besar bagi semua elemen termasuk pendidik, orang tua, peserta didik, hingga pemangku kebijakan. Setiap unsur yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran mengalami ketidaksiapan terhadap perubahan spontan di masa pandemi, terutama bagi pengajar pelajaran Matematika

Di Indonesia sendiri, pandemi Covid-19 mulai menyebar sekitar bulan Maret 2020. Sejak saat itu proses pembelajaran daring dimulai yang dalam pelaksanaannya tak semudah seperti saat pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka. Banyak sekali hambatan dan rintangan juga kendala yang harus dihadapi oleh pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik.

Pembelajaran di masa pandemi, mau tidak mau, suka atau tidak suka, menjadikan aktivitas belajar mengajar mengalami ketergantungan pada alat teknologi komunikasi berupa ponsel, tablet, notebook, laptop, dan sejenisnya. Memang pembelajaran dapat dilakukan secara daring, namun komunikasi antar guru dan peserta didik cukup mengalami hambatan. Komunikasi yang terjalin hanya bisa dilakukan sebatas virtual dan itu seringkali tidak efektif untuk menyampaikan sebuah pembelajaran pada peserta didik,  apalagi pembelajaran daring untuk mata pelajaran Matematika

Faktanya pembelajaran daring itu pelaksanaannya tak semudah membalikkan telapak tangan. Orang tua peserta didik sebagian besar bekerja  mulai pagi dan hingga sore hari, bahkan ada yang hingga malam. Selain itu juga ada beberapa orang tua siswa yang bekerja sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri. Masalah tersebut tentunya membuat tidak bisa mendampingi anaknya ketika harus belajar di rumah. Padahal kita pasti tahu bahwa peran orang tua dalam memberikan pendampingan sangat urgen dalam pembelajaran online yang harus menggunakan gadget, mengingat yang ada di ponsel dan sejenisnya terkadang tidak bagus untuk perkembangan karakter anak. 

Tidak jarang ada keluhan tentang pembelajaran daring ini dari wali murid. Sebagian besar mereka merasa keberatan ketika harus menjadi ‘guru dadakan’ untuk anaknya di situasi pandemi ini. Pasalnya, banyak peserta didik yang merasa malas untuk mengikuti belajar online karena bosan dan alasan-alasan yang lainnya. 

Pembelajaran yang menyenangkan memang sangat diperlukan di situasi pandemi ini. Idealnya, pembelajaran daring harus diupayakan oleh para pendidik dengan semaksimal mungkin agar dapat membekas di hati peserta didik. Namun sayangnya, dengan berbagai keterbatasan seperti minimnya jaringan internet membuat pembelajaran daring yang seharusnya dapat menyenangkan menjadi membosankan.  

Pada akhirnya hanya peserta didik yang memiliki akses internet yang memadai yang dapat memperoleh pembelajaran dengan layak. Sedangkan bagi peserta didik yang tidak memiliki akses internet bagus dengan terpaksa tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan maksimal.Hal tersebut tentu saja berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran secara menyeluruh pada semua siswa. Jaringan dan kuota akses internet yang umum menjadi kendala dalam proses belajar di masa pandemi. Bahkan ada beberapa siswa yang tidak punya ponsel karena memang orang tuanya tak mampu membelikannya. 

Pembelajaran daring yang memang masih baru membuat sebagian besar masyarakat kita belum bisa beradaptasi dengan situasi. Sehingga pembelajaran daring bisa membuat motivasi belajar siswa menurun. Apalagi di mata pelajaran Matematika yang kompleks untuk bisa dipahami peserta didik. Dalam pembelajaran tatap muka saja sebagian besar peserta didik harus dijelaskan berulang. Apalagi ketika dilakukan secara online. 

Namun meskipun terseok-seok, proses kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan. Para guru tetap berusaha untuk bisa menyajikan pembelajaran yang lebih menarik kemudian melakukan evaluasi agar bisa lebih baik dan lebih baik lagi. 

Untuk menghadapi perubahan pembelajaran Matematika selama pandemi ini, kami sebagai guru Matematika mengalami kesulitan terutama jika peserta didik mengalami kebosanan. Untuk menghadapi masalah tersebut tentu saja seorang guru akan berusaha menyajikan pembelajaran Matematika yang menarik meskipun belum bisa maksimal. Namun setidaknya bisa mengurangi kebosanan.

Kejenuhan peserta didik mengikuti pembelajaran Matematika secara daring merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru Matematika yang kurang kreatif dalam menyampaikan pembelajaran, misalnya hanya memberikan penugasan lewat WhatsApp, Google Form, ataupun lainnya tanpa penjelasan materi pasti akan membuat peserta didik kebingungan dan sangat jenuh. Ujungnya akan membuat peserta didik tidak mengerti dan tidak paham apa yang diajarkan oleh gurunya.

Kemudian dampak yang paling buruk adalah para siswa berhenti untuk belajar. Sudah terbukti bahwa banyak peserta didik yang cenderung lebih suka bermain ponsel di rumah daripada mengikuti pembelajaran online.  Sementara itu orang tua siswa tetap mengira anaknya baik-baik saja dan aktif mengikuti pembelajaran daring. Orang tua tahunya anaknya sibuk dengan ponselnya atau laptopnya berarti sedang belajar online bersama guru. 

Sebenarnya sikap malas peserta didik dalam pembelajaran Matematika secara daring bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Bisa saja mereka mengalami kendala, misalnya guru belum bisa memberikan pembelajaran online secara menarik dan membuat paham; ponsel kurang mendukung pembelajaran Matematika daring; jaringan internet yang lambat; kuota data yang tidak mencukupi, lingkungan rumah yang tidak kondusif untuk belajar; media pembelajaran yang dibuat guru Matematika kurang menarik; sulit berdiskusi dengan guru dan juga temannya; belum biasa belajar Matematika secara daring, dan masih banyak faktor lainnya. Sehingga semua itu dapat menyebabkan bosan dan malas mengikuti pembelajaran. 

Untuk itu, wajib bagi guru memahami bahwa tingkat kemampuan peserta didik dalam menyerap ilmu yang disajikan secara daring tidak sama.  Terkadang mereka sudah menyimak video pembelajaran Matematika berulang kali namun tetap saja belum paham. Memang terbukti bahwa pembelajaran Matematika daring sulit untuk mencapai tujuan secara menyeluruh.

Tantangan Guru Matematika

Guru Matematika memiliki pekerjaan dan tantangan yang besar ketika berhadapan dengan peserta didik, apalagi di saat pandemi. Di antaranya wajib menstimulus peserta didik agar senang kemudian siap untuk belajar Matematika, mencoba, dan berlatih mengerjakan soal-soal. 

Ketika mendengar kata “Matematika” biasanya sebagian besar peserta didik sudah memiliki anggapan bahwa pelajaran tersebut sulit yang kemudian terakumulasi sebelum mulai belajar. Sehingga mereka mengalami menutup diri atau mental block. Itu bisa menyebabkan minimnya percaya diri ketika belajar Matematika.

Melihat masalah yang dirasakan peserta didik saat belajar Matematika, sejujurnya tidak mudah untuk menyampaikan pembelajaran Matematika pada situasi pandemi saat ini. Guru Matematika perlu mencoba berbagai cara agar menemukan cara termudah, perlu mencari strategi yang tepat agar pembelajaran Matematika berjalan dengan baik, menyenangkan, serta nyaman.

Terdapat sejumlah alternatif yang bisa dilakukan oleh guru Matematika.  Misalnya guru membentuk kelompok kecil. Sehingga peserta didik yang tidak memiliki gadget atau yang sulit mengakses internet diharapkan tetap bisa mengikuti pembelajaran yang layak. Satu gadget bisa digunakan untuk 3 – 4 peserta didik untuk belajar. Dengan demikian ada kemungkinan semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran Matematika daring. Dengan begitu juga memungkinkan adanya diskusi antara siswa. 

Selain itu untuk menciptakan pembelajaran Matematika yang menyenangkan, guru Matematika perlu mengikuti pelatihan-pelatihan secara mandiri yang dapat dilakukan secara online. Dengan begitu maka  ilmu akan bertambah dan mendapatkan keterampilan baru yang dapat dipraktikkan ke peserta didik. Harapannya pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan yang pada akhirnya menjadikan guru suka dengan apa yang telah dilakukannya dan siswa pun suka dengan apa yang disampaikan gurunya. Selanjutnya proses evaluasi juga bisa dibuat menyenangkan agar tidak monoton. Misalnya evaluasi menggunakan sistem CBT, memanfaat Google Form, Quizizz, dan sejumlah platform pembelajaran lainnya yang bisa membuat peserta didik merasakan suasana baru dalam belajar.

Adapun sejumlah aplikasi yang bisa digunakan oleh guru Matematika agar pembelajaran lebih menarik di antaranya adalah menggunakan Google Classroom, Zoom, Google Meet, e-Learning, dan lain sebagainya. Begitu pula dalam penyampaian materi melalui presentasi Power Point ( PPT) bisa dibuat semenarik mungkin. Dengan aplikasi-aplikasi tersebut agar semua peserta didik mampu memahami materi yang diberikan dengan baik dan menyenangkan. 

Dinamika pandemi ini sangat terasa, khususnya bagi guru Matematika. Tuntutan dalam penguasaan penggunaan teknologi dalam pembelajaran Matematika sangat penting. Ada guru Matematika yang mudah menyesuaikan dengan perubahan ini, namun juga banyak guru Matematika yang belum mampu beradaptasi dengan keadaan.  

Kepiawaiannya menggunakan teknologi dapat membuat wajah peserta didik lebih berseri. Yang tadinya belum paham teknologi sekarang bisa belajar Matematika melalui gadgetnya dengan aplikasi-aplikasi tertentu. 

Yang tak kalah penting, pembelajaran Matematika di masa pandemi perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya praktik jual beli online. Berbekal bisa menghitung dan terbiasa aktif mengerjakan Matematika akan menjadikan siswa makin teliti dan bisa mendapatkan tambahan pengalaman. Bisa juga mengajarkan tentang makanan bergizi yang takarannya benar dan menyehatkan di mana itu bisa membuat siswa bahagia dengan hidup sehat. Selain itu dalam hal mengukur berat badan ideal, peserta didik bisa diajari untuk mengukur secara mandiri. Hal itu akan membuat mereka antusias menjadi normal berat badannya. Seperti inilah pembelajaran Matematika yang akan membekas di masa pandemi.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru