Mengajar di Pelosok Hingga Pensiun
Wanita sabar yang berstatus janda itu berjanji menyumbangkan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk pendidikan dengan konsekuensi apapun. Perjuangannya bangun pukul 03.00, berangkat pukul 05.30 hingga pulang pukul 12.30 tak membuatnya patah semangat.
Diketahui, selain menjadi guru ia juga menekuni pekerjaan sampingan sebagai penjahit. Pekerjaan tersebut ia lalui demi menyambung hidup bersama anak-anaknya.
Meski sudah ditinggal suami dan harus membiayai kuliah anak, Sri tetap tegar melalui profesinya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
“Waktu suami saya meninggal, saya pengen istirahat di rumah dulu karena masih dalam suasana duka. Namun, sebelum 40 hari kepergian suami tiba-tiba kepala dusun menjemput saya. Ia meminta saya untuk mengajar lagi karena anak-anak di sekolah merasa kehilangan saya ketika saya tinggal sebentar,” ungkapnya.
Ia bermimpi dapat mengabdi di SD Dusun Wates hingga pensiun. Di samping itu, Sri berharap siswa-siswi tercintanya dapat menjadi orang yang bermanfaat.
“Saya sampai pensiun harus mengajar di sini, sudah janji hati saya. Saya ingin anak-anak didik saya sekolah hingga jenjang pendidikan tinggi agar bisa membawa dusun ini maju,” tegas Sri.
Ia tak mengharapkan berapapun gaji yang diterima. Ia yakin ketika menjalankan pekerjaannya dengan ikhlas beribadah, maka Allah akan memberinya balasan yang setimpal. (sgn/sgn)
Untuk update informasi terbaru mengenai guru dan pendidikan simak selengkapnya di Naikpangkat.com. Mari bergabung di Grup Telegram “NaikPangkat.Com – Portal Media Online”, cara klik link https://t.me/naikpangkatdotcom kemudian join.