Menurut pengakuannya, ruas jalan menuju SD tersebut amat sangat buruk. Terdapat banyak lubang, kerikil bebatuan, dan berkelok-kelok.
Jarak sekolah dari rumahnya di Desa Jambon hanya 5 kilometer. Namun, ia harus melalui perjalanan yang cukup lama untuk sampai ke SD hanya karena berhati-hati melalui jalan yang cukup terjal itu.
“Saya dari rumah ke sekolah jaraknya 5 kilometer. Tapi akses jalan sangat lama sekali bahkan saya menempuh perjalanan sampai lebih dari 15 menit,” ucapnya.
Pernah Kecelakaan Saat Berangkat ke Sekolah
Setiap melalui jalan tersebut, Sri kerap jatuh karena kondisi jalan yang licin. Ia mengalami kecelakaan berkali-kali di lokasi tempatnya harus mengabdikan diri mengajar anak bangsa. Sungguh miris sekali.
“Saking licinnya sampai saya jatuh berkali-kali saat hujan di jembatan deket situ. Sampai gak ada yang menolong. Karena jalan yang saya lalui sepi penduduk, jadinya saya menunggu sampai ada orang yang menolong,” katanya.
“Apabila gak ada orang yang menolong saya gak tahu nasib saya bagaimana. Lha wong saat itu saya benar-benar tidak bisa berdiri,” ungkapnya dengan raut muka sedih.
Sudah Mengabdi 17 Tahun di Pelosok
Sebagai informasi, Sri sudah mengajar di SD Dusun Wates sejak November 2006. Sejak saat itu ia mendapat amanah mengajar kelas rendah.
“Saya sudah mengajar sejak 2006 usai saya lulus dari Universitas Terbuka (UT). Di sini saya mengajar kelas rendah,” tuturnya.
Berdasarkan kisah yang ia tuturkan, pada 2006 ia punya niat mencari sekolah yang tidak ada gurunya. Niatnya begitu tulus dan ikhlas untuk menjadi pendidik tanpa melihat risiko apa yang bakal terjadi.
Komitmen Sri tinggi untuk mengajar di tempat manapun yang kekurangan tenaga pendidik. Padahal ia mendapat tawaran mengajar di sekolah yang terletak di kota maupun sekolah yang memiliki fasilitas penunjang yang maju, tetapi Sri menolak.
Saat waktunya tiba, Sri mendapat rekomendasi dari rekannya untuk mengajar di SD Dusun Wates Desa Pojok.
“Setelah 2006 lulus UT, saya mancari sekolah yang tidak ada girunya. Ini keinginann saya, hingga akhirnya saya mendapat rekomendasi dari teman saya untuk mengajar di SD Dusun Wates,” paparnya.
“Saya berkomitmen harus di sini, saya ditawari sekolah bagus-bagus, tapi saya tidak mau. Tujuan saya agar pendidikan di daerah ini terangkat,” imbuh Sri.
Sri mengatakan bahwa warga setempat antusias ketika dirinya datang mengajar di SD tersebut. Ketika ia memperkenalkan diri di SD Dusun Wates, wali murid dan kepala dusun memohon kepadanya untuk terus mengajar di sana.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya