Karakteristik Lingkungan Belajar – Banyak yang berpikir bahwa ruang kelas merupakan tempat yang sangat membelajarkan bagi anak atau siswa. Tempat dimana siswa dapat bertukar informasi dan materi.
Pembelajaran progresif misalnya seperti model pembelajaran abad 21 yang dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Hal ini akan memberikan banyak informasi yang lebih banyak daripada pembelajaran yang berpusat pada guru.
Ketika siswa hanya satu arah dalam pemberian materi, yaitu dari guru, maka siswa hanya akan mendapatkan materi saja. Karena pasti guru hanya menyiapkan materi yang relevan dengan bab yang akan dipelajarkan.
Kecuali ketika ada informasi baru yang tidak sengaja guru temukan.ketika hendak pergi mengajar. Namun, tidak semua guru mempunyai waktu yang luang untuk membaca berita setiap hari. Maka, buku panduan saja sudah cukup menolong untuk diberikan kepada siswa setiap harinya.
Maka dari itu, pada model pembelajaran abad 21, yang dimana siswa sebagai pusat. Secara tidak langsung, mereka akan memberikan informasi yang diketahuinya kepada yang lainnya. Karena mereka akan mencari materi terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran di kelas dimulai.
Namun, kegiatan pembelajaran seperti ini dirasa yang efektif sekarang. Karena siswa tidak akan berpikir dua kali. Yaitu ketika menerima informasi dari guru, maka siswa akan mengolahnya menggunakan bahasa mereka.
Tetapi, ketika aa pertanyaan dan penjelasan yang mereka dengar dari internet dan teman, akan mudah masuk dan diingat.
Awalnya memang siswa akan merasa terbebani dengan adanya kegiatan ini. Karena biasanya mereka akan mendapatkan materi dari guru tanpa perlu repot. Namun, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan akan tertanam karakter baiknya.
9 Karakteristik dari Lingkungan Belajar yang Efektif
1. Siswa mengajukan pertanyaan yang bagus
Memang, ini bukanlah kegiatan yang menyenangkan bagi siswa. Dimana harus menyiapkan keberanian dan meningkatkan rasa percaya diri untuk bertanya di depan kelas. Akan tetapi, ini merupakan bagian terpenting saat proses pembelajaran.
Banyak guru yang awalnya memaksa siswanya untuk mengajukan pertanyaan. Namun, sekarang sudah banyak siswa yang sudah berani bertanya.
Walaupun pertanyaan yang diajukan hanyalah pertanyaan umum yang terkesan ‘klise’. Tapi, tidak apa-apa, ketika semakin sering bertanya maka akan memunculkan pertanyaan yang kreatif dan menambah informasi kepada semuanya.
2. Pertanyaan lebih berharga daripada jawaban
Artinya, ketika seorang siswa mengajukan pertanyaan, maka akan mendapatkan nilai lebih banyak daripada yang menjawab. Bukan berarti siswa yang dapat menjawab itu akan bodoh. Namun, disini guru melihat bagaimana siswa akan berpikir kritis.
Ketika siswa yang menjawab mempunyai jawaban yang merupakan penalaran dan dapat menimbulkan pertanyaan kembali, itu baru mendapatkan nilai yang sama.
Karena, ketika jawaban yang diberikan sama dengan yang ada di buku, itu hanya menambah materi untuk diingat. Bukan menambah informasi dan wawasan.
3. Ide yang datang dari sumber yang berbeda
Gagasan untuk pelajaran, bahan bacaan, tes, dan tugas proyek, diharapkan berasal dari berbagai sumber. Disini, peran guru untuk memancing siswa mencari banyak sumber diperlukan.
Jika mereka mendapatkan materi dari sumber yang sama, maka mereka hanya akan melihat dari satu sudut pandang saja. Dan akan menghasilkan pemikiran yang seperti itu. Berbeda dengan siswa yang mendapatkan banyak sumber untuk belajar.
Mereka akan berperang terlebih dahulu di dalam otak. Karena untuk mendapatkan kesimpulan dari satu materi. Itu akan melatih siswa untuk berpikir kritis. Namun, sebagai guru, harus mempertimbangkan sumber belajar yang tepat.
4. Berbagai model pembelajaran yang digunakan
Model pembelajaran proyek, model pembelajaran seni peran, model pembelajaran tutor sebaya, kunjungan sekolah, pembelajaran daring, flipped learning, dan sebagainya. Tidak akan ada yang seratus persen sempurnanya untuk memenuhi ekspektasi dari pembuat kurikulum.
Yang perlu dilakukan adalah, mengambil bagian-bagian yang penting dan menggabungkannya. Agar mendapatkan pembelajaran yang maksimal untuk siswa.
Jadi, karakteristik dari kelas yang sangat efektif adalah keragaman di sini, yang juga memiliki efek samping untuk meningkatkan kapasitas jangka panjang sebagai guru.
5. Belajar langsung ke lapangan
Untuk mengetahui karakteristik lingkungan belajar, mungkin ini akan susah dilaksanakan. Tetapi, jika paling sedikit satu kali dalam satu semester, maka akan mendapatkan dampak yang baik untuk siswa. Karena, ketika siswa melihat langsung ke lapangan, mereka akan dapat merekam pada otak dengan baik.
Contohnya, ketika anak SMK jurusan mesin. Mereka dikirim ke bengkel untuk melihat bagaimana cara pembuatannya. Maka mereka akan mempunyai bayangan bagaimana setelah lulus nanti.
6. Memahami karakteristik masing-masing siswa
Dalam hal ini, guru akan menjadi tokoh utamanya. Karena, guru akan bekerja lebih keras untuk melihat bagaimana siswanya satu persatu. Kemudian ketika sudah selesai mengamati, maka guru akan menganalisis dalam kelompok dan individu.
Setelah selesai menganalisis, maka guru akan mengetahui model pembelajaran yang cocok untuk masing-masing siswa. Dan akan dapat dengan mudah menentukan model pembelajaran apa saja yang akan dipakai di suatu kelas. Agar semua siswa dapat menyerap materi dengan maksimal secara adil.
7. Penilaian yang sering, otentik, dan terbuka
Penilaian hanyalah upaya untuk memahami apa yang dipahami seorang siswa. Semakin jarang, klinis, keruh, atau mengancam, semakin guru akan memisahkan ‘siswa yang baik’ dan ‘pemikir yang baik’.
Karena hal tersebut tidak ada hubungan sepenuhnya dengan tes atau ujian, dan lebih berhubungan dengan nada dan emosi kelas secara umum. Mengapa siswa diuji? Apa untungnya bagi mereka, dan kesempatan masa depan mereka untuk meningkat?
8. Kriteria untuk sukses adalah seimbang dan terbuka
Sebagai seseorang yang sukses bukanlah yang memiliki nilai tinggi pada pelajaran tertentu. Pemikiran ini yang harus dihilangkan dari pikiran orang tua dan siswa. Karena potensi masing-masing anak itu berbeda. Tidak boleh disamaratakan.
Ketika siswa dapat menyeimbangkan kegiatan yang ia sukai dengan mata pelajaran yang mereka tidak bisa. Itu sudah cukup. Yang terpenting siswa mau untuk belajar dan berusaha.
Untuk masalah berapa nilai yang akan didapatkan, itu sebaiknya dipikirkan dibelakang. Ilmu yang akan tertanam di hati siswa akan lebih berharga daripada nilai tinggi tapi dari hasil mencontek.
9. Adanya kesempatan untuk berlatih
Jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Walaupun hanya memiliki kesempatan waktu luang, maka gunakan itu untuk berlatih. Beruntung lagi ketika siswa dapat mempunyai kesempatan untuk belajar langsung dengan ahlinya.
Misalnya, ketika siswa mengikuti lomba. Maka itu harus digunakan untuk mereka mencari ilmu sebanyak mungkin.
Karena itu, sebagai guru harus bisa melihat celah-celah agar dapat memberikan pembelajaran yang maksimal di dalam kelas.
Beberapa cara di atas yang telah disebutkan hanyalah contoh kecil saja. Sebenarnya masih ada banyak dan tidak harus sama dengan yang dikemukakan oleh para ahli.
Mengapa boleh berbeda? Karena, yang mengetahui kondisi di kelas hanyalah guru itu sendiri. Guru mempunyai hak didalamnya.
Agar lebih memahami karakteristik lingkungan belajar, maka harus pandai-pandai untuk menciptakan tips-tips sendiri agar memudahkan dalam memberikan siswa pembelajaran.
Ayo bergabung bersama e-Guru.id dan rancang pembelajaran di kelas agar lebih menarik dan kekinian. e-Guru.id yang merupakan suatu platform peningkatan kualitas dan kompetensi guru dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Klik di sini untuk mendaftar!
Gabung grup Telegram Guru Cerdas Era Digital untuk mendapatkan informasi terkait dengan Diklat, Webinar/Seminar, Pelatihan, Workshop, Bimtek, Lokakarya, dan informasi terbaru di bidang pendidikan.
Bergabung Sekarang!