Cara Memberikan Edukasi Tentang Bullying di Sekolah

- Editor

Rabu, 9 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Memulai percakapan tentang bullying – Sangat memilukan ketika melihat siswa mengalami rasa sakit secara fisik dan emosional akibat dari bullying yang mereka terima baik secara langsung atau cyberbullying (yang diterima saat online).

Beberapa guru tidak yakin bagaimana caranya melindung siswa-siswanya dari bullying dan juga kekerasan lainnya. Bahkan sebagian guru mungkin tidak mengetahui siswa tersebut adalah korban, saksi, atau pelaku dari perbuatan yang membahayakan ini.

Lalu, bagaimana cara memulai percakapan tentang bullying dengan siswa? Yuk simak beberapa tips di bawah ini.

Pahami Dasar-Dasar Bullying

Apa itu bullying? Sebelum memulai percakapan tentang bullying dengan siswa, guru harus mengetahui pengertian bullying terlebih dahulu.

Pengertian Bullying

Anda bisa mengidentifikasi bullying melalui tiga karakteristik, yaitu disengaja (untuk menyakiti), terjdai secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Seorang bullying memang bermaksud menyebabkan rasa sakit pada korbannya, baik itu menyakiti secara fisik, kata-kata yang menyakitkan, perilaku yang menyakitkan, dan melakukannya secara berulang-ulang.

Siswa laki-laki bisa saja mengalami bullying secara fisik, sedangkan siswa perempuan lebih mungkin mengalami bullying secara psikologis. Walaupun jenis keduanya tentu cenderung saling berkaitan.

Bullying merupakan pola perilaku, bukan insiden yang terjadi berkali-kali. Siswa yang melakukan bullying biasanya berasal dari status sosial atau posisi keluarga yang lebih tinggi dari korban, seperti siswa yang lebih besar, lebih kuat, dan dianggap populer sehingga menyalahgunakan posisinya tersebut.

Siswa yang paling rentan menjadi korban bullying yaitu mereka yang berasal dari masyarakat terpinggirkan, keluarga yang berpenghasilan rendah, siswa dengan ukuran tubuh atau penampilan berbeda, siswa penyandang disabilitas, siswa migran, dan pengungsi.

Mengapa Guru Harus Turun Tangan Ketika ada Siswa Korban Bullying?

Dampak dari perilaku bullying bisa sangat membahayakan dan jangka panjang bagi anak. Selain efek fisik, siswa korban bullying bisa mengalami masalah kesehatan mental dan emosional, termasuk kecemasan dan depresi. Hal inilah yang bisa menyebabkan penurunan prestasi di sekolah atau bahkan penyalahgunaan narkoba.

Berbeda dengan bullying secara langsung, cyberbullying bisa menjangkau korban di mana saja dan kapan saja. Hal ini tentu saja bisa menyebabkan bahaya besar, karena dapat menjangkau khalayak luas dan meninggalkan jejak permanen untuk semua yang terlibat.

Siswa memiliki hal atas lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, serta bisa menghargai harkat dan martabat mereka. Konvensi Hak-Hak Anak menyatakan bahwa semua anak memiliki hak atas pendidikan dan perlindungan dari semua bentuk kekerasan fisik, mental, kerusakan, atau perlakukan salah. Maka dari itu, bullying harus dihentikan.

Mulai dengan Pencegahan

Langkah pertama untuk memulai percakapan tentang bullying dan menjaga keamanan siswa, baik secara langsung ataupun online adalah memastikan mereka mengetahui masalahanya.

  1. Ajari siswa Anda tentang bullying. Begitu mereka tahu tentang bullying, anak-anak akan dapat mengidentifikasi dengan mudah. Apakah hal itu terjadi kepada mereka atau orang lain.
  2. Berbicaralah secara terbuka dengan anak. Semakin Anda sering berbicara dengan mereka tentang bullying, semakin nyaman mereka untuk memberi tahu Anda jika mereka melihat atau mengalaminya.
  3. Bantu anak untuk menjadi panutan yang positif. Ada tiga pihak yang terlibat dalam kasus bullying, yaitu korban, pelaku, dan saksi. Bahkan jika ada siswa yang bukan korban bullying, mereka bisa mencegah bullying dengan bersikap positif, hormat, dan baik kepada teman-temannya. Namun, jika mereka melihat bullying, mereka bisa membela korban, menawarkan dukungan dan mempertanyakan perilaku bullying.
  4. Bangun kepercayaan diri siswa. Berikan dorongan kepada anak untuk mengikuti kelas atau bergabung dengan kegiatan lain yang ia sukai di sekolah atau lingkungannya. Hal ini juga bisa membantu membangun kepercayaan diri dan menambah teman dengan hobi yang sama.
  5. Menjadi teladan. Tunjukkan kepada siswa Anda, bagaimana cara memperlakukan teman sebaya dan orang yang lebih dewasa dengan kebaikan dan juga rasa hormat.

Halaman Selanjutnya

Menanggapi Bullying

Berita Terkait

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru
Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan
Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan
Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21
Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal
Ciri-Ciri Guru Tidak Mampu Mengelola Kelas dengan Baik, Ini Solusinya!
Model-Model Pengelolaan Kelas yang  Inovatif Dapat Guru Gunakan di Kelas
Cara Pengelolaan Kelas yang Kreatif Mendorong Literasi dan Numerasi Siswa
Berita ini 955 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 10:58 WIB

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru

Rabu, 11 September 2024 - 21:34 WIB

Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan

Rabu, 11 September 2024 - 21:20 WIB

Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan

Selasa, 10 September 2024 - 12:28 WIB

Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21

Selasa, 10 September 2024 - 11:41 WIB

Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis