Reversed Brain Drain di India
Sama seperti yang terjadi di Indonesia, wabah brain drain telah menyerang India selama lebih dari 30 tahun yang lalu. India merupakan negara yang secara rutin mengekspor tenaga muda yang terampil ke negara-negara maju. Di mulai pada awal tahun 1960-an, lulusan terbaik dari beberapa Indian Institute of Technology (IITs). Meninggalkan India secara besar-besaran untuk kemudian bekerja pada Silicon Valley, Amerika Serikat. Tidak jauh berbeda, penduduk India juga bermigrasi secara tradisional ke Inggris dan Kanada.
Awal tahun 1970-an, jumlah warga India yang bermigrasi ke Amerika memiliki jumlah yang sama dengan mereka yang bermigrasi ke Inggris dan Kanada. Namun, pada awal tahun 1990, jumlah penduduk India yang bermigrasi ke Amerika telah meningkat hampir dua kali lipat dari mereka yang pergi ke kedua negara tersebut di atas. Saat ini, komunitas India di Amerika. Baik imigran maupun mereka yang terlahir di sana, merupakan komunitas dengan proposi cukup besar sehingga di anggap sebagai perwakilan populasi asal benua Asia.
Kini para profesional asal India tersebut telah menguasai sedikitnya 8.000 perusahaan baik di bidang komunikasi, informasi maupun teknologi di kawasan Silicon Valley. Pemasukan mereka sebesar US$ 4 miliar di tambah dengan penyediaan lapangan kerja sebanyak 17.000 kursi. Namun seiring berjalannya waktu, fenomena brain drain di India telah berangsur pulih dan berubah menjadi reversed brain drain. Sejak akhir tahun 1990-an, para ilmuwan dan profesional India yang telah menetap di luar negeri mulai kembali ke tanah airnya. Kesempatan itu di lakukan pada masa cuti panjang ataupun di tengah masa penelitiannya dengan cara mengajar di India dan berinteraksi secara langsung dengan sesama peneliti di negara asal.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya