Oleh Zaenal Abidin, S.Pd.
Guru di SMK Negeri 1 Petarukan Pemalang
Rasa gundah dan gelisah seringkali menyelimuti kebanyakan ASN menjelang usia pensiun, terutama bagi bapak-bapak sebagai kepala keluarga. Kekhawatiran itu terjadi karena kebutuhan keluarga yang semakin meningkat, sementara ‘amplop’ yang akan diterima segera tuntas. Oleh sebab itu, mereka harus memutar otak untuk bisa mencari alternatif usaha yang bisa dilakukan agar bisa menopang kebutuhan hidup.
Memulai usaha ketika berstatus sebagai ASN memang cukup sulit. Pasalnya, jam kerja ASN sangat padat dan harus melakukan presensi pagi dan sore. Aktivitas mereka selalu dipantau agar fokus pada profesinya sehingga hal tersebut membuat ASN tidak punya profesi lain yang bisa menambah penghasilan.
Besaran penghasilan seorang ASN setelah pensiun maksimal 75 persen dari gaji pokok. Dengan nilai tersebut akan terdapat berapa juta rupiah yang terpangkas di tengah menjalani usia pensiun.
Lantas bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin meningkat di masa pensiun nanti?
Saya sendiri menjelang usia pensiun ini harus mencari alternatif-alternatif usaha. Kalau bisa, usaha yang akan kita geluti merupakan hobi namun juga menghasilkan agar kita dengan senang hati melakukannya. Salah satu alternatif usaha yang bisa dipilih adalah beternak perkutut. Untuk saya pribadi, merawat perkutut adalah hobi serta mudah untuk direalisasikan.
Perkutut merupakan burung bersuara merdu yang mudah untuk diternak dan digandrungi oleh semua kalangan. Baik kalangan tua maupun remaja, sekarang banyak yang terpikat untuk memelihara perkutut. Untuk itu saya berkeinginan beternak perkutut yang punya prospek bagus.
Beternak adalah usaha mengembangbiakkan dan pemeliharaan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Beternak perkutut berarti usaha untuk mengembangbiakkan dan memelihara perkutut agar beranak pinak menjadi lebih banyak untuk mendapat manfaat. Selain dapat menikmati suaranya bisa juga dijual untuk mendapatkan uang.
Untuk melakukan kegiatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan yaitu kandang dan perlengkapannya, indukan, pakan, dan obat-obatan.
Pembuatan kandang bisa disesuaikan dengan lahan yang ada, namun ukuran yang ideal adalah: panjang 1 meter, lebar 80 sentimeter dan tinggi 1 meter. Lokasi kandang yang baik diletakkan di luar ruangan agar bisa langsung terkena sinar matahari, terutama di pagi hari. Biasanya burung-burung akan berjemur untuk menghangatkan badannya. Selain itu sinar matahari pagi juga dapat mengoptimalkan metabolisme dalam tubuh burung sehingga penyerapan sari makanan dan pendistribusiannya lebih tepat dan efisien; membunuh virus,dan bibit jamur yang menjadi penyebab penyakit pada burung.
Pemilihan indukan perkutut juga sangat penting agar dapat diperoleh anakan yang berkualitas bagus. Ada beberapa tips untuk mendapatkan indukan yang bagus antara lain memilih indukan yang bersuara bagus, memiliki trah (garis keturunan) perkutut juara, bukan hasil tangkapan dari alam.
Pada dasarnya suara perkutut berbeda antara perkutut yang satu dengan perkutut lainnya. Ragam suara perkutut dapat didengar pada suara depan, suara tengah, dan belakang. Artinya, suara depan dengan jeda yang jelas, suara tengah dengan ketukan yang jelas, dan suara belakang yang panjang, bening, serta stabil.
Trah (keturunan) juga sangat berpengaruh dalam memilih indukan yang bagus, karena indukan yang bagus memiliki hubungan darah dengan perkutut juara. Walaupun indukan tersebut tidak sebagus induknya yang juara namun kemungkinan besar bisa menghasilkan anakan perkutut yang berkualitas.
Perkutut yang diperoleh dengan tangkapan dari alam tidak baik untuk indukan karena memiliki karakter yang liar. Jika ditangkar di tempat yang sempit sulit untuk berkembang biak. Lain dengan indukan dari hasil penangkaran yang biasanya jinak, sudah beradaptasi dengan lingkungan dan biasa berkembang biak di kandang.
Memberi makanan perkutut yang baik dan berkualitas tentu sudah menjadi kewajiban agar burung piaraan tersebut tetap sehat dan bugar. Selain diberi asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan, juga perlu diberi makanan tambahan agar perkutut rajin bunyi dan gacor.
Jenis pakan apa saja yang direkomendasikan yang biasa digunakan peternak, di antaranya adalah pakan pabrikan seperti Fancy Bird Food, Gold Coin, Sae Kong, Wulung dan lainnya. Selain pakan pabrikan, kita juga bisa meracik sendiri dengan kombinasi milet, juwawut, ketan hitam, gabah dan godem dengan komposisi tertentu. Sebagai suplemen bisa ditambahkan kencur, jahe, dan minyak ikan yang berfungsi sebagai pelega tenggorokan dan menjaga kejernihan pita suara; serta melancarkan sistem pencernaan.
Ketersediaan air minum bagi perkutut juga tidak kalah penting yang harus diperhatikan. Air minum yang bersih harus tersedia sepanjang waktu di dalam kandangnya. Kita harus sering mengontrol ketersediaan air dan kondisinya. Jika kita teledor air sampai habis atau kotor, maka akan berpengaruh pada bunyi suara perkutut yang menjadi serak karena pita suaranya rusak.
Kebugaran dan kesehatan perkutut perlu dijaga agar kualitas suara tetap bagus jernih dan rajin berkicau. Misalnya dengan menyediakan obat-obatan atau jamu yang cara pemakaiannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing ekor burung. Perkutut yang cacingan bisa diberi obat cacing (Trimezyn-B), kurang nafsu makan bisa diberi minyak ikan, yang malas bunyi bisa diberi jamu seperti larasati, bangkok dan vitamin burung lainnya.
Dibanding budidaya unggas lainnya, ternak perkutut sebenarnya lebih mudah. Dan di antara kelebihan ternak perkutut antara lain tidak butuh tempat yang luas, modal awal yang terjangkau, pakan dan obat-obatan bisa didapatkan dengan harga terjangkau serta mudah didapatkan di kios-kios burung terdekat. Perkutut juga tidak mudah terserang penyakit dan perawatannya mudah.
Nah, demikian adalah alternatif pilihan profesi seperti yang telah saya mulai sebagai usaha dan kegiatan persiapan menjelang pensiun. Mudah-mudahan ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman PNS agar di masa-masa pensiun nanti tetap menjadi manusia produktif. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.