Metode Pembelajaran – Bermain adalah suatu kegiatan yang mengasyikkan. Melalui bermain dan berbagai permainan yang menyenangkan, anak dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual, dan spiritual. Sehingga aktivitas bermain ini bisa dijadikan sebuah pendekatan dalam pembelajaran anak.
Menurut Anthoni Robbins dan Trianto menyebutkan bahwa hakikatnya belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu baik melihat, mengamati, dan memahami sesuatu dengan berbagai metode sehingga akan melahirkan suatu kemampuan intelektual, merangsang keingintahuan, dan memotivasi anak.
Sementara itu, bermain adalah kegiatan menyenangkan yang dilakukan oleh hampir seluruh manusia di muka bumi mulai dari bayi, usia dini, hingga usia lanjut. Kegiatan bermain bisa dalam berbagai cara, berbagai jenis, dan dengan berbagai tujuan. Misalnya, orang dewasa biasa bermain catur sambil meronda, bermain Facebook setelah bekerja, dan bermain bulu tangkis saat libur kantor.
Bermain selalu identik dengan hal yang menyenangkan (pleasurable) dan menggembirakan (enjoyable). Secara fisik, bermain dipandang sebagai aktivitas menggerakkan badan. Contohnya, kegiatan berolahraga seperti tenis meja, bulu tangkis, dan lain-lain. Kita bisa melihat perilaku yang lepas dari mereka saat melakukan hal tersebut seperti berteriak, melompat, bersujud, atau bahkan berlari mengelilingi lapangan karena gembira.
Artinya, bermain dapat disimpulkan dapat menimbulkan kenikmatan, kesenangan, relaksasi, pelepasan energi, pengurangan ketegangan, serta ekspresi diri. Oleh sebab itu, bermain dalam proses pembelajaran pasti juga akan menyenangkan.
Belajar sambil bermain atau juga sering disebut joyful learning merupakan strategi, konsep, dan praktik pembelajaran yang dapat dilakukan. Salah satu ciri pembelajaran sambil bermain adalah: rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, membangkitnkan minat belajar, menimbulkan perasaan gembira, semangat, dan seterusnya.
Bermain dalam bentuk apapun baik aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tidak, dapat menunjang kreativitas. Itulah kenapa strategi belajar sambil bermain ini patut diterapkan.
Kecerdasan anak tidak hanya ditentukan oleh skor tunggal yang diungkap melalui tes intelegensi saja, akan tetapi anak juga memiliki sejumlah potensi kreatif yang berwujud dalam berbagai keterampilan dan kemampuan. Contohnya ketika menolong teman, tidak saling berebut dan bertengkar, kesediaan berbagi, melatih disiplin, berani mengambil keputusan, dan bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, bermain juga dapat menjadi media untuk mengembangkan kemampuan berimajinasi dan bereksplorasi. Bermain yang digunakan sebagai metode dalam pembelajaran juga memungkinkan anak dapat langsung melakukan apa yang dipelajari. Tanpa perlu diceramahi, tiada prototipe, tanpa simulasi, atau tidak membaca teks tertulis, pembelajaran sambil bermain dapat memberikan hasil belajar yang paling tinggi.
Namun metode belajar sambil bermain perlu didesain dengan bagus. Kemudian langkah-langkah dalam penerapannya adalah dengan melakukan secara langsung, berbagi, mengalami, dapat mengaitkan dengan pengalaman nyata, dan dapat menerapkan dalam situasi berbeda.
Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan dasar anak karena jiwa, pikiran, hati, dan perasaannya dapat terproses baik disengaja maupun tidak. Selama proses tersebut, anak akan lebih banyak beraktivitas, berempati, berubah, berimajinasi, beruji coba, bertanya, berdebat, dan, berkesimpulan dalam proses.
Inti pembelajaran dengan konsep ini akan terekam dalam alam bawah sadar sehingga akan mudah bereaksi ketika berhadapan dengan momen tertentu yang sama atau hampir sama dengan pengalaman lama.
Ditulis oleh: Eko Muliadi, SE.