Belajar Ekonomi Makin Seru dengan Game Hangman

- Editor

Senin, 22 Mei 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Iis Latifah,  mengajar di MA Persis Tarogong

Iis Latifah, mengajar di MA Persis Tarogong

 

Oleh Iis Latifah, S.E. 

Mengajar di MA Persis Tarogong

 

 

Di era modern seperti sekarang, belajar mata pelajaran Ekonomi bisa dipelajari melalui sebuah game yang seru. Apalagi saat ini, memainkan game secara online melalui ponsel merupakan fenomena yang luar biasa.

Bermain game, terutama game online telah mewabah di berbagai kalangan anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa. Berdasarkan data yang dimuat dalam Databoks.katadata.co.id, masyarakat Indonesia menjadi negara ketiga di dunia di mana per Januari 2022, terdapat 94,5 % pengguna internet dengan rentang usia 16-64 tahun yang memainkan game online.

Melihat fenomena tersebut, guru sebagai role model bagi siswa tidak boleh tutup mata. Seorang guru masa kini harus bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangan zaman, di antaranya memanfaatkan game online sebagai media pembelajaran

Tidak berlebihan jika seorang guru harus senantiasa mengasah kompetensi agar selalu up to date dengan zaman. Guru harus dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bisa menarik bagi para siswa, tidak hanya mengandalkan strategi atau metode ceramah yang membuat siswa merasa jenuh dalam pembelajaran.

Bercermin kepada pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, ia mengatakan bahwa pendidikan adalah kodrat keadaan yang terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Maka dari itu, kita sebagai pendidik tidak ada salahnya menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan kodrat zaman siswa masa kini yaitu menggunakan games sebagai sarana pembelajaran. Singkatnya, guru harus dapat menerapkan filosofi belajar sambil bermain.

Saat ini banyak aplikasi game edukatif gratis yang bisa digunakan oleh para guru, salah satunya adalah platform Proprofs Brain Game. Platform game tersebut dapat dimainkan secara online. Di dalamnya menyediakan berbagai bentuk permainan yang menarik mulai dari permainan Teka-Teki Silang (TTS), Acak Kata, Puzzle, dan lain sebagainya. 

Nah, salah satu game yang menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran Ekonomi adalah permainan Hangman. “Hang” artinya menggantung dan “Man” artinya seorang pria. Jadi, inti dari permainan ini adalah ketika pemain tidak bisa menebak kata yang dimaksud, maka karakter yang ada di dalam permainan tersebut akan digantung.

Untuk memainkan game ini hanya dibutuhkan alat berupa ponsel pintar atau dengan perangkat komputer.  Jika siswa di sekolah tidak diperbolehkan membawa HP, siswa dapat mengerjakannya di laboratorium komputer sekolah.

Dalam menjalankan game ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Yang pertama bisa dilakukan dalam kelompok kecil dengan jumlah peserta minimal dua orang. Atau dilakukan dalam jumlah kelompok besar oleh seluruh siswa yang ada di kelas. 

Berdasarkan pengalaman penulis, permainan dalam kelompok besar lebih seru dan menegangkan. Pasalnya, ketika jawaban benar, maka seisi kelas akan berteriak kegirangan. Dan ketika jawaban salah, semua yang ada di kelas pun berteriak kecewa. Apalagi ketika nyawa karakter yang ada di game tersisa satu dan ketika jawaban salah, suasana belajar akan makin seru dan tegang.

Di akhir permainan ini, secara otomatis aplikasi akan memunculkan jumlah skor atau nilai dalam bentuk sertifikat. Karena pengerjaannya dilakukan atas nama kelas, maka di sertifikat dapat dicantumkan nama kelas. 

Sepanjang permainan,  semua siswa tampak terlibat aktif, tidak ada satu orang pun yang mengantuk, tidur, atau mengobrol sendiri. Tentu hal itu akan membuat kita senang sebagai guru; bisa melihat berbagai ekspresi antusias dari siswa dalam mengikuti pembelajaran ini. 

Selain menyenangkan, metode belajar seperti dapat digunakan untuk mencapai target pengembangan empat kompetensi yaitu Critical Thinking and Problem Solving, Communication , Collaboration, Creativity and Innovation

Dari pengalaman di atas dapat disimpulkan bahwa ide kreatif guru harus selalu diasah, dikembangkan sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para siswa. Ketika guru menuntut siswa untuk belajar dengan penuh kesungguhan, maka guru harus bisa mengawali dengan kesungguhan dalam mengajar. Jika demikian, maka guru dan murid akan merasakan hubungan timbal balik. 

 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

 

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 155 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis