Kompetensi Guru Abad 21 – Kompetensi digital guru sangat erat kaitannya dengan kecakapan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan pada kaidah pedagogis dengan menyadari implikasinya terhadap metodologi pendidikan.
Blyznyuk membagi kompetensi digital guru kedalam beberapa bagian, yaitu: information, communication, editional content creator, security, dan educational problem solving. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
- Information. Guru seyogyanya perlu memiliki kemampuan literasi data, seperti kemampuan dalam mencari, memilih dan memilah, mengevaluasi, mengelola informasi yang cocok untuk pembelajaran.
- Communication. Keterampilan untuk terlibat, berinteraksi, berbagi, dan bekerja sama melalui pemanfaatan teknologi digital.
- Editional content creator. Kemampuan guru untuk dapat menciptakan konten pembelajaran digital, seperti program aplikasi pembelajaran, presentasi interaktif, video pembelajaran animasi, dan lain sebagainya.
- Security. Guru memiliki kemampuan dalam menjamin perlindungan terhadap dampak produk teknologi digital bagi siswanya dalam proses pembelajaran; dan
- Educational problem solving. Yaitu pemecahan masalah dan mengatasi persoalan-persoalan teknis, mampu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan teknologi digital dalam pembelajaran, dan kreativitas dalam memanfaatkan produk teknologi digital dalam pembelajaran secara positif.
Pendidikan tidak akan pernah hilang selama manusia masih hidup dimuka bumi. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang dididik dan butuh pendidikan. Pendidikan yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menyongsong kehidupan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik.
Desain Pembelajaran Abad 21
Desain pembelajaran terus berkembang dan semakin bervariasi seiring berjalannya waktu. Hal ini tak lepas dari adanya kemajuan teknologi dan informasi di sektor pendidikan.
Prayogi dan Estetika (2019) mengungkapkan bahwa terdapat tiga desain pembelajaran serta strategi intruksional yang dapat digunakan untuk mendukung kompetensi kompetensi guru di abad 21 dan usaha tercapainya kecakapan abad 21.
1. Project Based Learning
Model pembelajaran project based learning (PjBL) merupakan pengajaran yang mencoba mengaitkan antara tekonolgi dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang bersinggungan dengan siswa. Kurikulum mengharuskan guru dalam pembelajaran menggunakan model ini dalam kurun waktu tertentu.
Project based learning merupakan model pembelajaran yang mengatut pada teori belajar konstruktivistik. Strategi pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar kolaboratif.
Strategi instruksional untuk menghadirkan pembelajaran berbasis PjBL dapat diwujudkan melalui kegiatan laboratorium, pemecahan masalah, diskusi, brainstorming, studi kasus, dan simulasi.
2. Problem Based Learning
Model pembelajaran ini guna mempersiapkan siswa berpikir kritis, ketajaman dalam analisis untuk mencari dan menggunakan sumber belajar yang sesuai.
Siswa diberikan masalah-masalah dunia nyata yang berkaitan dengan konteks kehidupan siswa, kemudian siswa diarahkan untuk bekerja sama mengurai permasalahan-permasalahan yang diajukan.
Problem Based Learning dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan sekaligus mencari informasi-informasi baru yang relevan.
3. Cooperative Learning
Model pembelajaran cooperative learning merupakan model pembelajaran yang dimana sistem belajar dan bekerja dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil. Model ini bertujuan untuk menunjang kecakapan siswa dalam bekerja sama dan berkolaborasi.
Intruksional model cooperative learning dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode seperti Jigsaw, STAD (Student Teams Achievement Divisions), TAI (Team Assisted Individualization atau Team Acelerated Instruction), TGT (Teams Games Tournament), NHT (Number Head Together), CS (Cooperative Script), dan lain sebagainya.
Halaman berikutnya
Desain pembelajaran di kurikulum merdeka
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya