Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi.
Bagi guru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diterpakan demi suksesnya tujuan pembelajaran diferensiasi. Apa saja? Hal tersebut adalah:
Memetakan kebutuhan belajar siswa
Sebagai guru, tentunya, Anda paham bahwa siswa akan bersinergi dengan sangat baik apabila tugas yang didapat sesuai keterampilannya. Maka, tugas guru adalah memetakan apa saja kebutuhan setiap anak.
Menurut Tomlison (2001), kebutuhan belajar peserta didik terbagi atas tiga aspek. Di antaranya adalah:
Kesiapan belajar
Kesiapan belajar atau yang bisa dikenal dengan istilah readiness merupakan kapasitas untuk menampung dan menyerap materi baru. Sebelum memberikan tugas, guru seharusnya mengidentifikasi bagaimana kesiapan siswa. Meskipun hal ini membuat mereka keluar dari zona nyamannya dan merasa, semua akan berjalan normal jika guru memberi dukungan yang memadai. Dengan begitu, siswa tetap mampu menerima informasi tersebut
Kuncinya adalah pemilihan penugasan yang bisa siswa terima secara merata. Dalam artian, tugas tersebut tidak memberatkan anak yang pemahamannya di bawah standar dan tidak terlalu memudahkan anak yang pemahamannya di atas rata-rata. Ketika semua siswa merasa siap belajar dan mengerjakan, maka hasil tugas juga akan baik.
Namun, pada hakikatnya, kunci dari penerapan pembelajaran diferensiasi bukanlah IQ siswa. Hal ini lebih mengacu pada seluas apa pengetahuan yang siswa ketahui. Tentu saja, besar kecilnya pengetahuan tersebut masih berhubungan dengan minat dan profil siswa.
Minat
Selanjutnya adalah memetakan minat peserta didik. Dalam satu kelas, tidak semua siswa akan menyukai seni. Mereka cerdas dalam bidangnya masing-masing. Namun, bukan berarti mereka hanya akan mengerjakan tugas yang disukai.
Maka, tugas guru adalah memetakan dan mengolahnya dalam pembelajaran diferensiasi. Sekalipun perbedaan minat itu sangat banyak, bukan berarti guru pasrah dan membiarkan pembelajaran gagal begitu saja. Di bawah ini adalah cara untuk menarik dan menyatukan minat dalam kegiatan belajar mengajar:
- Menciptakan lingkungan dan suasana pembelajaran yang asyik
- Mengaitkan konteks pembelajaran dengan minat setiap individu
- Mengkomunikasikan tujuan dan manfaat pembelajaran
- Melibatkan siswa agar aktif dalam pemecahan masalah (seperti problem based learning)
Profil
Profil belajar ini lebih mengacu ke sikap dan perasaan siswa terkai kenyamanannya dalam belajar. Profil ini mencakup beberapa faktor, antara lain:
- Suasana dan lingkungan
Tidak semua anak menyukai suasana ramai dan tidak semua anak pula menyukai suasana sepi. Maka, guru wajib mengondisikan kelas agar menciptakan impression yang sewajarnya, tidak terlalu ramai, tapi tetap sangat menyenangkan.
- Gaya belajar
Gaya belajar menentukan metode pengajaran. Dalam satu kelas pasti akan mencakup banyak gaya belajar. Ada yang audio, visual, dan audio-visual. Maka, guru harus menggunakan media ajar yang melibatkan semuanya. Misalnya, video atau presentasi interaktif.
- Karakter
Tantangan terberat adalah menyatukan semua siswa. Faktanya, siswa satu dan lainnya tidak memiliki karakter yang sama. Sebagai upaya menciptakan kelas yang kondusif dan melibatkan semua siswa, ada baiknya, guru menerapkan pembelajaran berbasis project atau pemecahan masalah. Dengan begitu, mereka akan terdorong untuk bersatu dan bekerja sama.
- Kecerdasan
Ini erat kaitannya dengan materi ajar dan penugasan. Sebagaimana konsep dalam kurikulum merdeka, guru bebas menyesuaikan materi dan tugas sesuai keadaan anak. Maka, jangan berpatokan modul seolah-olah mengejar target. Fokus utama adalah pada siswa.
Halaman Selanjutnya
Merencanakan pembelajaran diferensiasi
Halaman : 1 2 Selanjutnya