Struktur Kurikulum Merdeka – Akibat adanya covid-19 tentu sangat berdampak pada Pendidikan khususnya pada PG PAUD. Untuk mengatasi ketertinggalan karena adanya covid-19 tersebut diluncurkan suatu kurikulum. Kurikulum Merdeka adalah salah satu upaya kemendikbud untuk mengatasi ketertinggalan akibat covid-19 tersebut. Berikut penjelasan mengenai Struktur Kurikulum Merdeka
Dengan dikeluarkan kurikulum merdeka tersebut perlu sedikit penyesuaian termasuk pada satuan PG PAUD. Struktur kurikulum adalah salah satu bentuk penyesuaian dalam perubahan dari kurikulum 13 atau k13 menjadi kurikulum merdeka.
Struktur kurikulum ini tentu berbeda dengan sebelumnya. Pada kurikulum baru ini lebih menyesuaikan pada siswa atau peserta didik. Adapun rincian dari struktur kurikulum merdeka di saatuan PG PAUD sebagai berikut.
Struktur kurikulum merdeka di satuan PG PAUD yang pertama adalah Pembelajaran intrakulikuler
Pada kurikulum merdeka ini terdapat acuan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Tiga elemen yang mengacu pada capaian pembelajaran tersebut adalah 1) dasar literasi, sains teknologi, rekayasa, seni dan matematika 2) jati diri dan 3) Nilai agama dan budi pekerti
Layanan PAUD telah mencerminkan capaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak sehingga dalam kurikulum merdeka ini Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah acuan penyelenggaran layanan PAUD.
Pada pembelajaran intrakulikuler ini seorang guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang merdeka atau merdeka belajar dan merdeka bermain. Hal tersebut adalah tuntutan guru dalam memberikan pembelajaran dan pengalaman yang menyenangkan untuk siswa atau peserta didik.
Untuk melaksanakan pembelajaran intrakulikuler tentu ada hal penting yang harus diperhatikan agar pengalaman pembelajaran siswa lebih bermakna. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah pembelajaran bersifat children center artinya dalam pembelajaran harus memperhatikan karakter siswa baik minat dan bakat siswa tersebut.
Dalam tahap ini, guru tidak bisa memaksakan materi yang akan diajarkan tetapi materi tersebut harus menyesuaikan keinginan dari siswa itu sendiri. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih berfokus kepada siswa dari pada materi pembelajaran.
Selanjutnya hal yang perlu diperhatikan adalah guru sebgai pemberi fasilitas bukan penentu segala hal yang terjadi selama pembelajaran. Menjadi fasilitator sendiri artinya guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk bermain dan belajar.
Salah satu contoh tanggung jawab fasilitator ini adalah guru memberikan kebebasan siswa untuk memilih dengan siapa dia ingin bermain, dengan siapa dia ingin belajar, dan ala tapa yang ingin mereka gunakan sebagai media pembelajaran.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya