Senin, 13 Juli 2020 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SDN Guntur 03 Pagi Jakarta dimulai. Sejak saat itu, semua tantangan pembelajaran jarak jauh dengan sistem online mulai muncul.
Beban moril orang tua murid sangat beragam. Banyak orang tua siswa yang tidak memiliki komputer atau laptop untuk mendukung anaknya untuk belajar secara online. Sehingga pembelajaran online hanya dapat dilakukan dengan ponsel yang banyak memiliki keterbatasan. Apalagi banyak ponsel orang tua siswa yang model lama, sehingga untuk instalasi aplikasi Whatsapp saja tidak bisa. Sebagian besar orang tua siswa memang dari golongan menengah ke bawah.
Di keluarga tersebut biasanya hanya memiliki satu ponsel yang digunakan oleh orang tuanya saja. Sementara itu orang tua harus bekerja mencari nafkah dan harus membawa ponsel. Masalah lain yang timbul ketika orang tua siswa memiliki anak usia sekolah lebih dari satu di mana semuanya harus menggunakan ponsel saat pembelajaran online berlangsung.
Masalah-masalah tersebut membuat pembelajaran secara online di sekolah tidak dapat berjalan maksimal. Menghadapi masalah seperti ini, saya selaku wali kelas mencoba untuk mencarikan solusi yakni bagaimana cara untuk meringankan dan menyenangkan dalam pembelajaran online baik untuk siswa sendiri dan bagi orang tuanya.
Langkah pertama yang saya lakukan adalah melakukan evaluasi terhadap keadaan orang tua siswa dengan cara mencari data lengkap tentang pribadi siswa di berkas sekolah. Kemudian menggali wawasan tentang siswa dari wali kelas sebelumnya, sampai melakukan home visit. Saat melakukan kunjungan ke rumah inilah beberapa pendekatan secara emosional dapat saya lakukan sesuai dengan kondisi orang tua siswa.
Di depan orang tua siswa, saya memberikan pemahaman bahwa poin kenaikan kelas di masa pembelajaran online ini berdasarkan hasil rapat dewan guru bukan tergantung pada kecerdasan dan waktu penyelesaian tugas, namun lebih kepada kedisiplinan mengikuti pembelajaran online. Untuk orang tua siswa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), diberitahukan penilaiannya berbeda dengan siswa pada umumnya.
Saat pembelajaran berlangsung, saya menerapkan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi sehingga pembelajaran online dapat berlangsung maksimal. Misalnya, presensi kehadiran siswa yang awalnya memakai link Google Form, bagi yang mengalami kesulitan bisa mengisi absensi melalui pesan singkat WhatsApp.
Demikian juga saat pemberian tugas, yang dapat dikerjakan secara fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan keluarga siswa. Karena saat pembelajaran berlangsung dalam keluarga siswa tersebut hanya punya satu ponsel yang harus dibawa saat orang tua bekerja. Maka siswa diperkenankan menyelesaikan tugasnya saat orang tuanya sudah kembali dari bekerja.
Menciptakan antusiasme siswa dalam pembelajaran online juga menjadi tantangan tersendiri. Namun hal seperti itu dapat diatasi dengan menyajikan pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan ponsel sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa. Selain itu juga perlu melibatkan orang tua siswa dalam porsi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran online.
Sementara itu dalam pembelajaran online, seorang guru dituntut harus memiliki strategi yang tepat guna agar fungsinya sebagai guru tidak jauh berbeda seperti ketika pembelajaran diadakan secara tatap muka.
Saya sendiri sebagai guru mengakui tidak memiliki banyak ilmu untuk menghadapi pembelajaran online seperti ini yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Namun mau tidak mau saya harus memecahkan permasalahan tersebut. Maka dengan bergegas, saya melakukan pengembangan diri dengan mengikuti diklat-diklat secara online. Salah satunya adalah diklat online bermutu yang diselenggarakan oleh komunitas e-guru.id. Dengan mengikuti diklat tersebut, banyak sekali manfaat yang saya dapatkan untuk dapat menciptakan pembelajaran online yang lebih baik.
Pengembangan diri ini seperti tidak boleh berhenti. Karena ke depannya, masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan akan selalu berkembang. Dan hanya dengan ilmu yang bermanfaat kita mampu menyelesaikannya.
Ditulis oleh RA. Karmila Damayanti, S.Pd., Guru SDN Guntur 03 Pagi Jakarta