9 Tips Jitu Desain Pembelajaran Project Based Learning Kurikulum 2022

- Editor

Jumat, 24 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seperti yang kita tahu bahwa kurikulum prototipe mengharuskan pembelajaran didesain menggunakan metode pembelajaran project based learning. Metode pembelajaran ini akan diterapkan mulai dari PAUD, SD, SMP, dan SMK termasuk di SLB dan disesuaikan dengan level atau jenjang pendidikan masing-masing.

Pembelajaran project based learning memiliki potensi yang sangat besar dalam memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan lebih bermakna kepada peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) ini dapat diterapkan dalam pembelajaran tatap muka maupun daring. Lalu bagaimana cara mengembangkan pembelajaran berbasis proyek untuk menyongsong kurikulum prototipe 2022 nanti?

Karakteristik Pembelajaran Project Based Learning

Terdapat beberapa karakteristik pada metode pembelajaran project based learning, antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Centrality. Artinya proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
  2. Driving question. Difokuskan pada pertanyaan atau masalah-masalah yang mengarahkan peserta didik untuk mencari solusi dan konsep atau prinsip suatu ilmu pengetahuan yang sesuai.
  3. Constructive investigation. Siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri. Disini guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.
  4. Autonomy. Project based learning bersifat student centered learning. Dalam hal ini peserta didik bertindak sebagai problem solver dari masalah yang akan dibahas.
  5. Realism. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi sebenarnya atau situasi nyata.

Pembelajaran berbasis proyek dapat dikerjakan oleh peserta didik baik secara individu atau berkelompok yang tentunya dengan menggunakan fasilitas teknologi yang ada. Melalui pembelajaran berbasis proyek ini kita dapat meminta peserta didik untuk mendesign sesuatu yang bisa membentuk dan meningkatkan kemampuan kreatif peserta didik.

Maka hendaknya metode pembelajaran project based learning berpusat kepada peserta didik dan melibatkan tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Oleh karena itu pemberian tugas dapat dilakukan secara deskripsi dengan menjadikan sebagai tokoh utama. Misalnya, sebagai ahli, sebagai atau juga bisa sebagai arsitek. Hal ini agar dapat menguatkan kesan belajar peserta didik dalam belajar berbasis proyek.

Tips Jitu Pembelajaran project based learning

Terdapat sembilan langkah yang dapat terapkan pada desain pembelajaran berbasis proyek yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Berikut langkah-langkah pembelajaran project based learning.

1. Mempersiapkan aktivitas dengan contoh kehidupan nyata

Pada bagian ini tentunya guru harus menganalisis kompetensi dasar dan bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik. Kemudian guru dapat mendeskripsikan apa yang terjadi dan aktivitas apa dilakukan oleh peserta didik. Selanjutnya kaitkanlah aktivitas yang akan didesain tersebut dengan kehidupan nyata peserta didik.

Dalam tahap ini, guru juga bisa melakukan perencanaan tentang aturan main, pemilihan aktivitas mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dan menginformasikan alat dan bahan untuk mengerjakan dan menyelesaikan proyek.

2. Meminta peserta didik sebagai perancang proyek

Setelah guru menentukan aktivitas proyek yang akan dilakukan oleh peserta didik, maka guru dapat meminta peserta didik untuk menjadi perancang, misalnya, menjadi insinyur, desainer, arstitek atau apapun itu tergantung dari aktivitas yang akan dilakukan oleh peserta didik.

Pada tahap kedua ini peserta didik diminta untuk mendesain dan merancang ide atau konstruksi aktivitas yang akan dilakukan oleh peserta didik.

3. Membahas dan mengumpulkan latar belakang informasi yang diperlukan

Pada tahap ketiga ini yang harus dilakukan dalam desain pembelajaran berbasis proyek adalah meminta peserta didik untuk mendiskusikan atau menyampaikan ide gagasan terkait aktivitas yang akan dilakukan.  

Desain ini bisa dilakukan antar anggota kelompok. Atau jika dilakukan secara individu, maka guru bisa meminta peserta didik untuk anak diskusi dengan guru (jika di sekolah) atau juga dengan orang tua di rumah mengenai desain rancangan proyek yang akan dibuat.

Pastikan bahwa dilangkah ketiga ini peserta didik telah mengumpulkan dan mengoleksi semua informasi yang dibutuhkan mengenai proyek yang akan dicoba. Kemudian bahan-bahan tersebut akan dijadikan bahan untuk didiskusikan dengan sesama temannya atau dengan guru sebagai fasilitator.

4. Menegosiasikan kriteria evaluasi

Pada tahapan yang keempat ini, peserta didik bersama dengan guru melakukan aktivitas bernegosiasi untuk menegosiasikan evaluasi atau standar sistem penilaian proyek yang akan dilakukan.

Oleh karena itu pada tahapan ini pastikan bahwa semua kriteria penilaian tersebut sudah didiskusikan mengenai komponen-komponen apa yang akan dinilai pada rancangan proyek yang akan dikembangkan oleh peserta didik.

5. Mengumpulkan material atau bahan yang diperlukan

Guru meminta kepada setiap peserta didik yang telah memiliki rancangan aktivitas yang akan dilakukan sesuai dengan tema atau ide yang disajikan.Tahapan kelima ini peserta didik diminta untuk mengumpulkan bahan atau alat dan mencatat semua peralatan yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi ide dan aktivitas yang dilakukan.

Setelah peserta didik merancang dan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan termasuk estimasi biaya yang telah dicatat oleh setiap kelompok atau individu dan peserta didik, maka tahapan berikutnya adalah memulai aktivitas rancangan proyek yang akan dikembangkan.

6. Mengerjakan rancangan proyek

Guru sebagai pendidik, harus dapat memastikan bahwa guru telah melakukan survei dan pendampingan di setiap kelompok untuk melakukan aktivitas mengkonstruksi rancangan yang dibuat. Dalam proses merancang proyek ini, guru bertindak sebagai fasilitator yang akan berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain.

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kelompok telah melakukan aktivitas rancangan ide yang telah dilakukan dan memberikan bantuan kepada setiap kelompok jika mengalami kesulitan.

7. Persiapan presentasi proyek

Mempersiapkan presentasi proyek dapat dilakukan salah satunya adalah dengan membuat jadwal presentasi untuk setiap kelompok atau individu. Guru dapat meminta secara bergantian terhadap setiap kelompok atau individu dalam memaparkan atau mempresentasikan hasil kerja proyek yang telah dikembangkan.

Atau jika proyek tersebut dapat memakan waktu yang lama dalam pengerjaannya, maka guru dapat menginstruksikan kepada peserta didik untuk mengerjakannya di luar jam sekolah. Setelah itu barulah peserta didik mempresentasikan hasilnya.

8. Presentasi kelompok

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik disetiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja dan kemudian mendiskusikannya. Tentu saja asesmen penilaian yang telah ditentukan diawal menjadi kriteria dalam diskusi tersebut.

9. Melakukan evaluasi dan refleksi

Dalam desain project based learning ini guru melakukan evaluasi dan refleksi. Pada tahap evaluasi, penilaian produk dilakukan dengan cara masing-masing kelompok atau individu memprsentasikan hasil karya yang telah dibuatnya.

Hal ini dilakukan untuk membantu guru dalam melakukan ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan dari masing-masing peserta didik. Guru juga dapat memberikan umpan balik tentang tingkat pemahaman yang telah dicapai oleh peserta didik.

Sedangkan proses refleksi dilakukan oleh guru bersama peserta didik dengan cara mendiskusikan proses yang telah dilakukan. Mendiskusikan hal apa saja yang menarik yang didapatkan oleh setiap kelompok, pengalaman apa saja yang dialami oleh setiap kelompok, tantangan seperti apa yang didapati, kemudian bagaimana perasaan serta didik ketika mengerjakan proyek tersebut.

Ini semua adalah hal-hal yang direfleksi dalam tahapan yang terakhir ini sehingga akan menimbulkan kesan dan pengalaman belajar yang menarik bagi peserta didik nantinya dan dapat membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

Segera daftar pelatihan “Implementasi Pembelajaran Project Based Learning (PBL) Berbasis Lingkungan” yang akan dilaksanakan mulai tanggal 10-19 Januari 2022 dan bersertifikat 32 JP.

Klik disini untuk mendaftar!

Berita Terkait

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Alur Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu 2024 : Panduan Lengkap
Berita ini 88 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26 WIB

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:15 WIB

Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:07 WIB

Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:43 WIB

Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis