Ada sembilan ciri-ciri guru yang berintegritas. Integritas diri sebagai kesatuan yang mencakup empat nilai, yaitu perspektif (spiritual), otonomi (mental), keterkaitan sosial, dan tonus (fisik). Seorang guru yang baik sebaiknya memiliki integritas.
Integritas merujuk pada keterpaduan sinergis berbagai unsur yang memiliki hubungan saling mendukung. Integritas diri bermakna keterpaduan dari berbagai unsur atau dimensi dasar diri manusia.
Unsur atau dimensi dasar tersebut menyangkut baik fisik, sosial maupun mental-spiritual (kejiwaan) maka integritas diri merujuk pada keterpaduan sinergis dan saling mendukung antara berbagai unsur atau dimensi dasar diri manusia yang berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan.
Disini integritas lebih dipahami sebagai konsistensi antara tindakan dan nilai yang dianut, konsistensi antara sikap, perkataan dan perbuatan. Orang yang memiliki integritas adalah orang yang hidup sejalan dengan nilai-nilai yang dianutnya.
Selain itu, integritas diri dapat dipahami sebagai keterpaduan dan perkembangan seimbang dan terpadu antara berbagai dimensi dasar diri manusia (fisik, sosial dan mental-spiritual). Akan tetapi, dapat juga dibatasi sebagai sikap mental-spiritual (kejiwaan) saja yang biasanya terungkap secara konsisten dalam tindakan yang kelihatan. Sembari menyebutnya sebagai perpaduan berbagai dimensi dasar diri manusia, kita akan membahasnya lebih sebagai hal yang terkait dengan sikap mental kejiwaan seseorang dalam menjalankan kehidupannya.
Berikut adalah ciri-ciri guru yang berintegritas menurut Adrian Gostick dan Dana Telford yang akan dijabarkan sebagai berikut :
- Menyadari bahwa Hal Kecil Itu Penting
Jarang sekali orang kehilangan integritas secara mendadak. Biasanya dimulai dengan menurunnya standar integritas secara perlahan hingga sulit disadari dan sukar dihentikan sampai akhirnya mencapai akhir yang mematikan. Seperti seorang anak, orang memulainya dengan mencuri permen dan bukan mobil. Dalam kaitan dengan integritas, hal kecil itu penting.
Oleh karena itu, untuk memiliki keunggulan integritas, orang tidak boleh mengabaikan hal kecil, seperti berbohong untuk hal sederhana atau mengambil sesuatu milik orang lain tanpa izin (mencuri), sekecil apa pun itu. Membangun integritas diri berarti memulainya dan memperlihatkannya dari hal kecil.
- Menemukan yang Benar
Di sini yang dibutuhkan bukanlah kemampuan super untuk mengetahui dengan pasti yang mana yang benar dan yang mana yang salah. Hal yang terutama dibutuhkan adalah komitmen untuk menghabiskan waktu dan energi untuk menemukannya
Untuk mengambil keputusan yang benar dapat juga dengan cara melihatnya dari pihak yang terpengaruh oleh keputusan tersebut. Hal itu berarti menempatkan diri pada posisi pihak yang kena pengaruh keputusan itu. Jadi, orang berintegritas tidak akan bertindak sembarangan, tanpa didahului pertimbangan yang luas dan dalam.
- Bertanggung Jawab
Kata “Tanggung jawab” berkaitan dengan “jawab”, berarti dapat menjawab, bila ditanyai mengenai perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertanggungjawab bukan saja ia dapat menjawab, melainkan harus menjawab, dalam arti harus memberi dan tidak dapat mengelak mengenai perbuatannya dan apa yang dilakukannya.
Arti kata tanggung jawab dapat juga dilihat melalui kata bahasa Inggris, yakni responsbility. Kata itu merupakan gabungan dari dua kata, yakni response, yang berarti tanggapan, dan ability, yang berarti kemampuan. Secara hurufiah responsbility atau yang kita artikan sebagai tanggung jawab berarti kemampuan memberi tanggapan. Orang yang memiliki integritas diri tidak pernah lari dari tanggung jawabnya.
- Membudayakan Kepercayaan
Suatu hal tertentu hanya dapat bertahan apabila telah dibudayakan. Kepercayaan merupakan tali pengikat dalam kehidupan bersama, baik dalam komunitas kecil seperti keluarga dan teman dekat, maupun dalam komunitas besar seperti organisasi bisnis dan kelompok masyarakat lainnya. Orang yang dapat memperlihatkan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya, itulah yang memiliki integritas diri.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya