6 Cara Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Berdasarkan Perbedaan Kepribadiannya

- Editor

Sabtu, 27 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mengkondisikan siswa supaya memiliki minat terhadap materi pembelajaran adalah tugas guru yang berkelanjutan. Namun hal ini sering menjadi hal yang kurang mendapat perhatian. Padahal seperti yang kita ketahui bersama, minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap pemahaman materi pembelajaran yang disampaikan.

Berikut ini 3 cara yang bisa dilakukan guru untuk menumbuhkan antusias belajar siswa :

  1. Gunakan kata-kata yang efektif

Saat menyampaikan materi di kelas, guru bisa memilah kata yang lebih mudah diterima oleh siswa. Pemilihan kata ini sangat penting, karena setap kata yang berbeda akan memberikan feedback yang berbeda pula. Komunikasi yang dibangun dengan kata-kata yang mengena akan memicu siswa lebih intens untuk mencerna materi pembelajaran. Hal tersebut juga mengaktifkan sistem syaraf dan pola pikir yang reflektif.

Amati dua kalimat di bawah ini dan rasakan perbedaannya:

Kalimat AKalimat B
“Ada yang mau ditanyakan?”“Dari materi yang Bapak/ Ibu sampaikan tadi, menurut kalian bagian mana yang sulit dipahami?”
“Siapa yang belum paham?”“Doni, menurut kamu mengapa kita perlu menghemat energi listrik?”
“Lho…, gitu aja masak nggak paham.”“Nah bagus kamu mau bertanya, jadi bla bla bla….”

Pada kalimat A terdengar praktis namun pemilihan kata-katanya tidak memberikan pengaruh ke setiap siswa? Karena berbedanya kepribadian masing-masing siswa akan merespon dengan berbeda pula. Mari kita bahas lebih lanjut keefektifitasan tiga kalimat tersebut.

  1. “Ada yang mau ditanyakan?”

Pertanyaan ini hanya akan direspon oleh siswa yang memiliki keinginan menambah nilai keaktifan di kelas.  Akan tetapi bagi siswa introvert, pertanyaan seperti ini dianggap sebagai angin lalu kecuali jika materi pembelajaran sesuai dengan minat mereka.

Berbeda dengan contoh kalimat berikutnya:

“Dari materi yang Bapak/ Ibu sampaikan tadi, menurut kalian bagian mana yang sulit dipahami?”

Pertanyaan di atas memberikan kesan yang sangat berbeda dengan pertanyaan sebelumnya. Jika pertanyaan pertama hanya menarik untuk siswa-siswa yang terlahir aktif, maka petanyaan kedua memberikan kesempatan siswa lain yang sebelumnya pasif menjadi ingin membuka diri dan menghilangkan rasa malunya untuk bertanya.

  • “Siapa yang belum paham?”

Untuk siswa yang memiliki rasa percaya diri tinggi, pertanyaan ini sangat membantu untuk mencari pemahaman. Namun untuk siswa yang kurang dalam kepercayaan dirinya, dan tidak mau menjadi perhatian di kelas, pasti akan memilih diam saja meski belum paham dengan penjelasan gurunya.

Bedakan dengan contoh kalimat berikutnya:

“Doni, menurut kamu mengapa kita perlu menghemat energi listrik?” Kalimat yang kedua langsung mengarah pada komunikasi aktif, dan fokus ke inti pertanyaan. Jadi meski pertanyaan itu hanya tertuju pada 1 siswa, siswa yang lain pun akan tertarik berpikir, menyiapkan jawaban ataupun memberikan pertanyaan balik kepada guru.

  • “Lho…, gitu aja masak nggak paham.”

Bagaimanapun maksud kalimat itu, entah respon atas pertanyaan siswa yang bertanya hal-hal mudah, atau seloroh guru dengan maksud bercanda, alangkah baiknya jangan sampai diucapkan. Kalimat di atas tidak hanya membuat nyali siswa yang bertanya ciut, namun untuk beberapa siswa yang mentalnya tidak stabil benar-benar akan memberikan dampak yang kurang baik.

Berbeda dengan kalimat selanjutnya, “Nah bagus kamu mau bertanya, jadi bla bla bla….”

Di kalimat kedua mengindikasikan respon positif dari pertanyaan siswa. Efektivitasnya pun akan sangat berbeda, jika kalimat pertama lebih terkesan menjatuhkan mental siswa, kaimat kedua lebih memberikan pengertian bahwa setiap pertanyaan itu bagus. Tidak ada siswa yang bodoh, yang ada hanya siswa yang belum paham.

  1. Kaitkan Materi Pembelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari

Proses pembelajaran selama ini tidak jauh-jauh dari proses menangkap informasi melalui panca indera. Apa  yang dilihat panca indera itulah yang kita proses dalam sistem saraf dan ingatan kita. Dalam  mengajar, mengaitkan materi dengan peristiwa atau objek yang dijumpai sehari-hari akan lebih membantu siswa memahami.

Contohnya, saat menjelaskan mengenai gaya gesek guru bisa memulai dengan sebuah pertanyaan interaktif.

“Siapa di sini yang pernah melihat desain ban mobil? Ada yang tahu mengapa ban mobil dibuat bergerigi?”

  • Gunakan Alat Peraga

Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran sangat bagus untuk memicu rasa ingin tahu siswa. Alat peraga juga membantu guru menyampaikan informasi dan pesan pembelajaran lebih jelas. Siswa juga akan lebih mudah menangkap materi pembelajaran khususnya yang bersifat abstrak.

Dalam pembelajaran eksakta pun alat peraga juga dibutuhkan. Seperti halnya untuk menjelaskan volume sebuah tabung, keefektifan alat peraga bentuk bangun akan sangat membantu siswa melogikakan materi yang sebelumnya abstrak menjadi nyata/ konkret.

Jean Piaget, seorang ilmuan, psikolog dan ahli dalam perkembangan kognitif menjelaskan, siswa yang tahap berpikirnya masih dalam tahap konkret mengalami kesulitan untuk memahami operasi logis dan konsep matematika tanpa alat bantu dengan alat peraga (Suherman, 2003: 40).

  • Libatkan Hubungan Antar Siswa Di Kelas

Tidak hanya saat belajar kelompok, melibatkan hubungan antar siswa di kelas dalam metode pembelajaran lain juga sangat diperlukan. Misalnya, jika dalam kelas terdapat beberapa siswa yang cepat menangkap materi yang diajarkan, perkenankanlah siswa tersebut untuk sharing dengan siswa yang belum memahami materi.

Guru bisa memulai dengan memberikan ijin mereka untuk membagi pengetahuanya.

“Jika ada teman kalian yang belum paham, kalian boleh saling belajar bersama.”

Guru yang melibatkan hubungan antar siswa di kelas, cenderung lebih menerima perbedaan tingkat kecerdasan siswa. Siswa yang kebetulan secara intelektual berada di tingkat rata-rata maupun di bawahnya akan merasa sangat diterima dan tidak merasa dibeda-bedakan.

  • Beri Kisi-Kisi Pembelajaran yang Menarik untuk Pertemuan Selanjutnya

Selama ini kebanyakan siswa menganggap belajar adalah kewajiban yang berat. Belum lagi dengan tekanan PR menumpuk dan tekanan-tekanan yang lain. Belum mulai apa-apa siswa sudah kehilangan hasrat belajarnya. Untuk mengembalikan minat siswa, alangkah lebih baik bila guru melakukan komunikasi yang menimbulkan rasa ingin tahu siswa.

Jika biasanya dalam penutupan pembelajaran guru berucap, “Sekian untuk pelajaran kali ini, kita berjumpa lagi di pelajaran selanjutnya.” Guru bisa mencoba menggan     ti kalimant dengan, “Good job kalian hari ini, untuk pertemuan berikutnya kita akan belajar mengenai bla bla bla… Tetap semangat, jangan kasih kendor.”

  • Upgrade Skill Mengajar dan Pengetahuan Secara Berkala

Selain harus memiliki stok kesabaran melimpah, guru era digital juga dituntut untuk bisa fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang serba cepat.

Oleh karena itu setiap guru perlu mengikuti pelatihan sebagai bentuk bagian upgrade pribadi dan pengetahuan. Selain akan berpengaruh dengan siswa yang diajar, guru yang mau mengupgrade pengalaman, keahlian dan pengetahuanya juga jauh lebih bahagia. Hal ini erat kaitanya dengan tingkat kepuasan dan aktualisasi diri.

Salah satu contoh pelatihan yang bisa diikuti setiap guru adalah pelatihan di e-Guru.id. Selain dikelilingi oleh lingkungan yang positif, pelatihan di e-Guru.id juga menyajikan instruktur berpengalaman di bidangnya.

Para member juga diberikan modul-modul pembelajaran yang up to date dan mudah dipahami siswa. e-Guru.id juga tidak hanya fokus dengan pelatihan teoritis dan kognitif saja, akan tetapi juga memperhatikan kondisi psikologis guru selama pelatihan.

Karena di jaman sekarang, guru bisa menjadi sosok pengajar yang disayangi dan dirindukan murid-muridnya, anda pun juga demikian. Ambil peran, dan ikuti pelatihannya.

Jadilah bagian dari anggota e-Guru.id dan tingkatkan kompetensi Anda sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Alur Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu 2024 : Panduan Lengkap
Berita ini 37 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26 WIB

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:15 WIB

Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:07 WIB

Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:43 WIB

Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis