Sebagaimana peran yang telah disebutkan sebelumnya, guru berkewajiban untuk menjalankannya dengan baik. Memang, menggerakkan siswa untuk gemar membaca dan menulis bukanlah hal mudah. Namun, bukan berarti guru menyerah begitu saja.
Lantas, apa yang harus guru lakukan? Yang paling utama adalah bagaimana guru meningkatkan kualitas pembelajaran. Siswa akan menyukai suatu pengetahuan, khususnya literasi, apabila suasana belajarnya efektif dan menyenangkan. Maka, guru perlu mengaplikasikan strategi-strategi khusus untuk menumbuhkan minat literasi. Bagaimana contohnya?
Yuk ikut pelatihan bersertifikat 32JP dengan judul “Memfasilitasi Generasi Pembelajar Menghadapi Era Society 5.0” Diklat akan diadakan 15- 24 Februari 2023 dengan instruktur yang luar biasa. Selain itu setiap peserta mendapatkan fasilitas lengkap seperti materi pelatihan, e-sertifikat 32JP, full suport dari tim instruktur dan laporan pengembangan diri. Daftar Sekarang di link berikut https://online.e-guru.id/aff/40180/2286/checkout
dan dapatkan seminar gratis serta bonus lainnya.
Daftar strategi meningkatkan literasi siswa berikut!
1. Pemanfaatan gadget
Maksud dari gadget di sini tidak hanya mengacu pada handphone siswa. Seperti yang kita ketahui, jenis gadget sangat beragam, begitupun aplikasi di dalamnya. Inilah yang harus guru manfaatkan. Terlebih, siswa sudah sangat familiar dan terbiasa hidup di tengah perkembangan teknologi.
Sebagai contoh, dalam pembelajaran literasi, seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru bisa meminta siswa menyimak video literasi. Video bisa berupa cerita rakyat, tokoh nasional, atau lainnya. Selama menyimak video tersebut, siswa juga harus memahami apa yang terkandung di dalamnya. Lalu, mereka menuliskan pemahaman tersebut dan menyajikannya dalam bentuk presentasi sederhana. Tentunya, cara ini lebih seru dan efektif dibanding dengan memahami isi bacaan di buku biasa.
2. 7 Menit Menulis & Membaca
Kegiatan 7 menit membaca & menulis juga cukup efektif untuk meningkatkan literasi siswa. Tentunya, guru dan siswa harus berkomitmen untuk melakukannya secara rutin. Kegiatan ini sangat pas jika dilkaukan setiap hendak memulai pembelajaran. Dengan kata lain, ini adalah peraturan pembelajaran yang terkemas apik dengan ilmu literasi.
Bagaimana caranya? Di awal pembelajaran, guru memberi waktu 5 hingga 7 menit kepada siswa untuk menuangkan ide. Siswa mendapat kebebasan untuk menulis apapun, dengan catatan, tulisan tidak mengandung unsur terlarang. Setelahnya, siswa membacakan karya sederhananya secara bergantian. Ketika kegiatan semacam ini berjalan secara berkelanjutan, lambat laun, kemampuan literasi anak akan semakin meningkat.
3. Mengoptimalkan Perpustakaan, Mading, atau Pojok Baca
Perpustakaan merupakan fasilitas kegiatan literasi. Hanya saja, semua itu tidka akan berguna jika pihak satuan pendidikan tidak memanfaatkannya dengan baik. Sebagaiman kenyataannya, banyak sekali sekolah mewah dengan gedung perpustakaan megah. Namun, tidak semua siswa gemar membaca di dalamnya. Lantas, untuk apa bangunan tersebut? Maka, tugas guru adalah mengoptimalkan fungsinya.
Hal pertama yang guru lakukan adalah menata perpustakaan dengan baik. Buatlah siswa natuh cinta dengan desainnya. Isi juga perputakaan tersebut dengan buku atau tulisan-tulisan yang beragam. Dalam artian, buku tidak harus tentang mata pelajaran, tetapi juga genre lain yang bisa menambah wawasan. Sebagai aksi nya4ta, jadwalkan gerakan kunjungan perpustakaan.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya