Sekarang, hampir semua satuan pendidikan sudah aktif sebagaimana jadwal sebelum pandemi melanda. Artinya, siswa mengikuti KBM secara penuh. Tentunya, siswa butuh konsentrasi dan juga motivasi yang tinggi. Apalagi, jika sekolah tempatnya belajar menerapkan sistem full day, mereka pasti sering merasa jenuh. Dalam hal ini, guru bisa menyiasatinya dengan kegiatan ice breaking indoor. Tujuannya adalah agar siswa tetap semangat belajar dan tidak pecah konsentrasinya.
Ada banyak sekali aktivitas ice breaking yang bisa guru aplikasikan. Guru bisa menerapkannya di pembelajaran apapun. Karena pada dasarnya, ice breaking berfungsi untuk menjaga kestabilan konsentrasi serta semangat anak-anak.
Beberapa kegiatan ice breaking yang bisa guru coba:
Baris Berkelompok
Kegiatan satu ini memang sangat sederhana. Namun, keseruan yang tercipta sangat luar biasa. Terlebih, guru tidak memerlukan peralatan apapun. Guru hanya menginstruksikan semua siswa untuk berdiri per individu. Selanjutnya, guru bisa membuat peraturan tertentu agar siswa bisa berbaris per kelompok.
Bagaimana contohnya? Misal, guru meminta siswa berbaris atau berkumpul sesuai ukuran sepatu, tinggi badan, tahun lahir, atau lainnya. Siswa pasti akan langsung berpencar untuk saling bertanya dan menemukan kelompok yang tepat. Agar lebih seru, guru bisa memberi mereka waktu. Bagi siswa yang telat menemukan kelompok, guru bisa memberinya reward tertentu, seperti menyanyi atau lainnya. So, selain seru, kegiatan ini melatih kecekatan anak-anak.
Berhitung
Ada ice breaking lain yang tak kalah seru dan meriah. Kegiatan ini pasti akan menghilangkan rasa jenuh dan penat yang sudah melanda anak-anak. Apa itu? Yaitu ice breaking berhitung. Seperti ice breaking indoor yang pertama, berhitung tidak membutuhkan perlengkapan. Siswa hanya harus menyiapkan konsentrasi.
Bagaimana dengan rules atau aturan permainannya? Sangat simple. Guru bisa meminta siswa untuk berdiri dan melingkar. Setelahnya, guru menyebutkan aturan. Misal, siswa harus berhitung berurutan. Namun, setiap bertemu dengan angka kelipatan 5, siswa harus mengucapkan ‘dor’, bertepuk tangan, atau lainnya.
Guru bisa berkreasi sebagus mungkin agar permainan lebih menyenangkan. Yang pasti, tidak ada unsur memberatkan anak-anak. Tujuan utamanya adalah meningkatkan semangat belajar siswa. Dengan begitu, mereka akan betah belajar dan mudah menyerap ilmu pengetahuan.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya