- Bertahap
Belajar ilmu yang baik adalah setahap demi setahap, dari satu dua dan seterusnya. Materi yang disampaikan harus berurutan, tidak meloncat-loncat. Ketika mengajar seorang guru harus arif dan bijaksana. Jangan memberikan semua pengalaman dan ilmu kepada peserta didik dalam satu kesempatan. Berilah sedikit demi sedikit agar peserta didik bisa menerimanya dengan baik.
- Mempunyai Variasi Pendekatan
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mempelajari banyak pendekatan pengajaran. Dengan menguasai pendekatan pengajaran yang banyak, proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara variatif, tidak monoton dan selalu segar.
- Tidak Memalingkan Materi Pelajaran
Dalam mengajar seorang guru harus berkonsentrasi penuh pada satu arah, satu target, dan satu tujuan yang dicanangkan, sehingga hasilnya bisa maksimal. Misalnya dalam materi Matematika tentang gradien, ia harus bicara tentang gradien dan hal-hal lain yang sifatnya menunjang. Jangan sampai diajak berbicara jauh tentang politik yang justru menghabiskan waktu mengajar karena mengikuti selera dan kepentingan guru. Oleh sebab itu seorang guru harus membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), target pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
- Tidak Terlalu Menekan dan Memaksa
Seorang guru harus berusaha untuk mengajar secara alami, tidak terlalu menekan dan memaksa peserta didik. Kalau memaksa dan menekan murid, efeknya tidak positif bagi perkembangan psikologinya. Guru harus bisa menyelami psikologi peserta didik, memberikan materi secara mengalir sesuai falsafah air yang mengalir secara pelan, mampu menerobos hal-hal sulit dan merobohkan hal-hal besar dengan ketekunan, kerajinan, dan kesungguhan.
Jika peserta didik diberi target terlalu tinggi, kemudian melakukan penekanan bahkan pemaksaan di luar batas kemampuan mereka, maka kegiatan belajar mengajar tidak berjalan secara menyenangkan.
- Memiliki Selera Humor
Salah satu ciri guru ideal dan inovatif adalah berwatak dinamis, kompetitif, tapi juga memiliki selera humor. Di tengah kepenatan pikiran, keletihan fisik, dan kebosanan berpikir sifat humor dari guru sangat diperlukan. Dengan selera humor yang tinggi, seorang guru bisa memecah suasana yang menjenuhkan, menghilangkan kepenatan, dan meyegarkan pikiran peserta didik. Dalam humor ini guru tidak boleh berlebih-lebihan, apalagi sampai mengganggu konsentrasi lingkungan belajar di sekitarnya.
Demikian artikel mengenai Seminar Nasional Bersertifikat : Belajar Karya Inovatif untuk Bisa Menjadi Guru Inovatif. Semoga bermanfaat.
(smo/smo)