Yona Rofianti: Mengawali Karier Guru di Sekolah Swasta Demi Mama Tercinta

- Editor

Rabu, 18 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ditulis oleh Yona Rofianti, S.Pd.

Guru di SD Negeri Angsoka

 

Menjadi seorang guru merupakan sebuah profesi yang sangat mulia. Dengan berbagai macam pengorbanan yang harus dilakukan, profesi guru merupakan profesi yang tiada sebanding dengan apapun di bumi ini.

Bagi saya, menjadi guru merupakan jalan hidup yang pada mulanya dipilihkan oleh orang tua. Namun pada akhirnya, saya menyukai dan menjadi aktivitas sehari-hari sejak tahun 2005. 

Awal karier saya menjadi guru bukan di sekolah negeri, namun di sebuah lembaga pendidikan swasta. Itupun sebenarnya bukan harapan dan keinginan saya pribadi, namun itu merupakan keinginan mama tercinta. Oleh karenanya, ketika saat ini saya sudah berstatus sebagai guru, saya merasa bangga karena merasa mampu mewujudkan harapan dan keinginan mama.

Awalnya menjalani hari-hari sebagai guru memang cukup berat karena bukan harapan dan keinginan pribadi. Namun ternyata lambat laun, perlahan namun pasti, menjadi guru merupakan kesukaan dan kesenangan. 

Saat menjalani awal kuliah, saya sudah mulai terjun di dunia pendidikan. Saya mengajar di sekolah swasta dan harus berhadapan dengan anak-anak yang terkadang lucu, bandel, tidak ingin diam. Pasti banyak sekali catatan demi catatan yang menjadi kenangan. 

Itu adalah pengalaman pertama di dunia pendidikan di sebuah lembaga swasta. Beruntungnya jumlah siswa masih sedikit. Sehingga dalam proses pembelajarannya, saya bisa memahami bagaimana karakter setiap siswa. Bahkan bisa dikatakan saya bisa memberikan pendidikan yang lebih efektif. 

Biaya kuliah saat itu sudah sangat mahal, setidaknya bagi saya pribadi.  Sehingga apapun kondisinya,  saya harus bisa menikmati masa kerja saya di sekolah swasta. 

Di tahun 2012, rekan di sekolah saya mengajak untuk ikut melanjutkan kuliah sarjana S1 PGSD. Kemudian pada tahun 2014, saya menyelesaikan S1. Setelah itu saya menerima panggilan untuk program PLGP di tahun 2015. Selama 12 hari, saya mengikuti tes PLPG di Bogor. Berkat dari do’a dan dorongan dari orang tua yang menginginkan anaknya menjadi guru, semuanya dimudahkan dan dilancarkan dalam pelaksanaan PLPG.

Setelah sekian purnama tidak ada seleksi CPNS, tahun 2018 saya mencoba mengikuti tes tersebut namun sayang saat itu saya belum bisa lulus untuk tes SKD. Saya masih ingat tes tersebut dilaksanakan waktu Magrib dan waktunya sholat sehingga saya tidak konsentrasi mengerjakannya. Akhirnya saya kandas di tengah jalan. 

Di tahun 2019, datang lagi kesempatan mengikuti tes seleksi CPNS.   Tahun tersebut adalah tahun terakhir mengikuti seleksi mengingat usia saya sudah memasuki angka 34. Lagi-lagi berkat do’a dan segala harapan dan keinginan orang tua, dan yang paling penting adalah pertolongan dari Allah SWT, di tahun tersebut saya bisa lulus dan bisa ikut tes SKB. 

Alahamdulillah, saya resmi menjadi CPNS tahun 2020, tepatnya pada tanggal 01 Desember. Ini adalah awal meniti karier di dunia pendidikan negeri sebagai Pegawai Negeri Sipil. Saya diberi tugas mengajar di Sekolah Dasar Negeri Angsoka.

Jumlah siswa di sekolah negeri tersebut berbeda jauh dengan sekolah swasta tempat mengajar saya dulu.  Ternyata muridnya dua kali lebih banyak. Sehingga ini menjadi tantangan baru karena harus melaksanakan pembelajaran dengan menghadapi peserta didik yang lebih banyak. 

Di manapun kita berada pasti akan menemui perbedaan, perbedaan lingkungan, perbedaan cara  pandang, perbedaan pengetahuan, dan lain sebagainya. Hal yang selalu perlu kita ingat adalah, di manapun kita ditempatkan, maka harus bisa memberikan persembahan terbaik. Mindset  untuk mau melakukan perubahan dalam diri harus diutamakan untuk menjadi sosok profesional demi memberikan dampak positif pada instansi. 

Lebih baik mengajar di sekolah negeri atau swasta? Tidak ada yang lebih buruk di antara keduanya,  pada intinya kita hanya perlu menikmati proses dan alurnya. Menjadi guru, berarti kita harus bisa menghadapi tantangan apapun untuk bisa mencapai hasil yang diharapkan. 

Sebuah kenikmatan, sebenarnya tergantung bagaimana kita mengelola mindset kita sebagai guru. Sebab bahagia itu bisa dibuat oleh pikiran kita sendiri, tidak harus menunggu momen bahagia saja. Bahagia itu kita yang atur, bahagia itu pilihan, kita yang harus menjemputnya agar bisa mencapai hal yang diharapkan. Apa yang ada dalam pikiran dan sikap kita menentukan apa yang akan terjadi di masa depan.

Sekarang cara pandang saya tentang menjalani profesi guru merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan. Dengan profesi ini, saya bisa menjadi inspirasi bagi setiap peserta didik untuk bisa lebih maju dalam menggapai harapan serta cita-cita mereka di masa yang akan datang.  Karena sejatinya suksesnya kehidupan berbangsa dan bernegara ini ditentukan oleh kualitas seorang guru yang bisa mempersiapkan peserta didiknya dalam menggapai harapan dan cita-cita mereka. 

Menjadi guru harus mampu mengisi hari-hari anak didik dengan pembelajaran yang berarti dan bermanfaat. Sehingga mereka mampu menjalani kehidupan keseharian berdasarkan ilmu. 

Guru juga memiliki peran penting.  Guru memiliki tugas mempersiapkan pemimpin bangsa yang berkualitas, berakhlak, berpengetahuan, dan berwawasan luas sehingga mereka bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. 

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Oleh sebab itu, menjadi guru berarti harus menimbang segala hal yang saya lakukan karena otomatis akan terlihat bahkan dicontoh oleh anak didik. 

Seperti yang kita ketahui anak didik ibarat sebuah kertas kosong. Mereka akan mengisi lembaran-lembaran yang kosong tersebut dengan contoh yang diberikan oleh orang-orang yang ada di sekitar mereka, orang-orang yang mereka ketahui dalam kehidupan mereka. Orang yang paling mereka lirik dalam hidup ini adalah orang tua dan guru di sekolah atau siapa saja yang mengajari mereka. Semua itu akan menjadi panutan bagi mereka. Oleh karena itu, menjadi orang tua atau guru yang baik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak didik. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

17 Tahun sebagai Guru Honorer, Tak Berhenti Mengejar Impian Jadi ASN PPPK
Kisah Sukses ASN PPPK: Hampir Menyerah dan Berpaling dari Dunia Pendidikan
Mengenal Alga Pratama Putra Siswa SMAN 11 Garut dan Calon Duta Baca
Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza
Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat
Mengesankan, Guru Asal Wonogiri Fasih Bahasa Inggris hingga Viral Karena Konten Uniknya
Kisah Kepala Sekolah Muda Asal Semarang Memik Nor Fadilah: Tumbuhkan Kepemimpinan Melalui Kedekatan dengan Siswa
Perjuangan Ana Rahmawati, Guru Asal Pati yang Mengajar Penuh Dedikasi Sembari Menanti Keputusan Penempatan ASN
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Juni 2024 - 20:45 WIB

17 Tahun sebagai Guru Honorer, Tak Berhenti Mengejar Impian Jadi ASN PPPK

Minggu, 9 Juni 2024 - 20:59 WIB

Kisah Sukses ASN PPPK: Hampir Menyerah dan Berpaling dari Dunia Pendidikan

Kamis, 16 Mei 2024 - 10:10 WIB

Mengenal Alga Pratama Putra Siswa SMAN 11 Garut dan Calon Duta Baca

Rabu, 13 Maret 2024 - 11:34 WIB

Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza

Minggu, 20 Agustus 2023 - 21:20 WIB

Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis