Mata pelajaran yang berisi hitung-menghitung seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian siswa. Problem yang umum dijumpai dalam permasalahan ini adalah lemahnya kemampuan anak dalam berhitung.
Lemahnya kemampuan anak dalam berhitung dipicu oleh beberapa faktor di antaranya anak belum menguasai teknik berhitung dasar terutama perkalian dan pembagian, ada permasalahan anak dengan guru pengajar, kurang adanya motivasi dan dukungan dari pihak orang tua, atau anak terpengaruh dengan gadget. Bila empat hal tersebut dapat dihindari maka anak dipercaya akan tumbuh kemampuannya dalam bidang berhitung.
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi keempat masalah yang telah tersebut di atas, di antaranya sebagaimana berikut ini:
Mengajar teknik berhitung dasar
Teknik menghitung dasar harus dikuasai anak . Bila belum dikuasai maka materi selanjutnya akan makin sulit dipahami.
Untuk berhitung penjumlahan dan pengurangan, umumnya anak sudah menguasai. Giliran masuk perkalian dan pembagian, maka anak mulai kebingungan. Untuk mengatasi masalah ini maka anak diupayakan harus menguasai perkalian dasar angka 1 sampai 9. Bila hal ini sudah dikuasai maka perkalian angka di atasnya akan jadi lebih mudah. Adapun teknik pembagian akan lebih mudah dilakukan apabila perkalian sudah dikuasai.
Masalah lain biasanya terjadi di mana untuk melakukan perkalian angka 1 sampai 5, anak sudah memahami. Namuan giliran perkalian angka di atas 5, anak mulai kebingungan . Cara yang paling mudah menguasai perkalian dari angka 5 sampai 9 adalah dengan metode jarimatika. Metode ini lebih praktis dan tidak banyak menghafal.
Menyelesaikan permasalahan anak dengan guru pengajar
Belajar adalah proses. Bila dalam proses tersebut ada kendala maka akan menghambat kemampuan anak dalam menyerap pengetahuan, kemampuan, maupun keterampilan. Kadang sering terjadi anak lemah dalam berhitung dikarenakan takut dengan guru pengajarnya. Anak takut berlatih menghitung karena jika hasilnya salah, guru akan marah.
Masalahnya juga bisa sebaliknya di mana guru kurang mengetahui kemampuan dasar anak dalam berhitung. Sementara itu guru hanya terpaku pada materi kurikulum yang harus diselesaikan sehingga tidak mengetahui kemampuan anak didiknya. Jika kemampuan dasar berhitung saja belum dikuasai, bagaimana jadinya bila ditambah materi baru lagi. Semua itu makin menambah pusing kepala si anak.
Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu orang tua harus menggali informasi ke anak bagaimana situasi anak ketika belajar berhitung dengan gurunya. Bila ada info bahwa anak merasa kurang nyaman, maka orangtua harus berkonsultasi dengan sekolah tempat anak belajar supaya bisa belajar dengan senang dan nyaman. Rasa senang dan nyaman anak dalam belajar akan menumbuhkan kemampuan hasil belajar yang positif.
Memberi motivasi dan dukungan dari pihak orang tua
Sikap acuh tak acuh orang tua dalam pendidikan anaknya akan sangat berpengaruh pada hasil belajar anak. Orang tua yang sibuk dalam mencari nafkah kadang kurang memperhatikan perkembangan anak dalam belajar, apalagi memberi solusi bagi kesulitan anak. Alasannya karena sudah capek dan lain sebagainya.
Solusi yang perlu diambil dalam hal adalah orangtua harus mau meluangkan waktunya untuk memotivasi belajar anak dan memberikan solusi yang diperlukan anak dengan penuh kasih sayang.
Bila karena satu dan hal lain tidak bisa dilakukan, maka upaya yang harus diambil orangtua adalah mengundang guru privat ke rumah atau memfasilitasi anak mengikuti bimbingan belajar.
Menghindari Pengaruh Gadget
Karena situasi sedang dalam masa pandemic, kegiatan belajar harus menggunakan gadget atau ponsel. Masalah yang sering terjadi adalah anak pegang ponsel waktu sedang berlangsung belajar online. Namun ponsel tersebut bukan untuk belajar namun malah untuk bermain game. Hal ini terjadi karena kurang kontrolnya orang tua dan pihak sekolah dalam pelaksanaan belajar secara daring .
Untuk mengatasi hal ini langkah yang dapat diambil di antaranya di mana setiap hari orang tua harus mengontrol isi ponsel anak. Orangtua harus mengecek hasil belajar anak saban hari yang dilakukan secara daring . Dengan begitu, maka anak akan terhindar menyalahgunakan ponsel. Lebih baik lagi apabila anak dibatasi dalam penggunaan ponsel agar tidak disalahgunakan untuk selain belajar.
Pihak sekolah juga perlu mengambil peran dalam hal ini. Pihak sekolah setiap hari harus merekap hasil pembelajaran daring . Dari hal ini akan diketahui anak yang absen dalam pembelajaran.
Hasil rekap digunakan sekolah untuk memanggil orang tua beserta anaknya yang kurang aktif dalam pembelajaran sehingga dapat dicarikan solusi yang diharapkan bersama.
Nah, ternyata kemampuan anak dalam berhitung memang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Solusinya juga tidak semudah yang kita bayangkan karena melibatkan banyak pihak. Namun bila upaya-upaya tersebut dilakukan secara serius, maka saya yakin bahwa kemampuan anak dalam berhitung akan bertambah .
Ditulis oleh:
SRI WIDADA, S.Pd
(Guru di SMP Negeri 3 Losari)