Oleh Margining Utami, S.Pd.
Guru di SMP Negeri 3 Batang
“Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, menulis,” demikian kata Kuntowijoyo, seorang budayawan, sastrawan, dan sejarawan yang tulisannya telah mewarnai Indonesia. Hal itu sekaligus menepis anggapan bahwa menulis hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya bakat menulis. Artinya, walaupun seseorang mempunyai bakat menulis, tapi kalau tidak menulis maka tidak akan bisa melahirkan sebuah karya.
Seorang penulis tidak lahir dari rahim orang tua yang berprofesi sebagai penulis. Namun seorang penulis akan lahir dari dalam diri seseorang yang punya kemauan dan tekad yang kuat untuk menulis, menulis, dan menulis. Jadi benar apa yang dikatakan Kuntowijoyo bahwa untuk menjadi penulis hanya butuh rajin menulis.
Namun tentu saja dalam menulis perlu adanya teknik untuk memudahkan membuat sebuah tulisan. Sehingga keterampilan menulis ini bisa dipelajari oleh siapa saja, khususnya oleh para siswa yang sedang dalam proses belajar.
Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX, terdapat materi menulis teks cerita inspiratif. Dalam materi menulis teks cerita inspiratif tersebut masih banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang beranggapan bahwa menulis itu sulit dan belum tahu teknik menulis yang tepat.
Bahkan menurut beberapa siswa beranggapan bahwa untuk menjadi penulis dibutuhkan bakat atau bawaan dari lahir. Penyebab lain, masih banyak siswa yang merasa bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang cukup memusingkan.
Di antara kesulitan menulis yang sering dihadapi siswa adalah cara menuangkan ide dalam tulisan, kurangnya perbendaharaan kata, kurangnya motivasi, dan teknik menulis. Selain itu, faktor metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengajarkan materi menulis teks cerita inspiratif juga memiliki pengaruh.
Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu adanya inovasi untuk meningkatkan keterampilan menulis teks cerita inspiratif. Pembelajaran menulis teks cerita inspiratif ini memang memerlukan teknik dan media pembelajaran untuk meningkatkan daya imajinasi siswa.
Selain itu, teknik dan media pembelajaran dalam menulis teks cerita inspiratif dapat menambah kosa kata dan meningkatkan pemahaman siswa mengenai unsur intrinsik cerita yang mencakup tema, alur, penokohan, setting, sudut pandang, dan amanat.
Salah satu teknik yang dinilai efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memproduksi cerita inspiratif adalah penerapan teknik SMART. Teknik SMART ini berarti (S)imak video kisah inspiratif, (M)enganalisis unsur intrinsik, (A)mbil kisah inspiratifnya, (R)ancang kerangka cerita inspiratif, dan (T)eruskan menjadi karangan cerita inspiratif berdasarkan struktur teksnya.
Teknik menulis teks cerita inspiratif dengan cara ini merupakan model pembelajaran yang menarik dan sederhana untuk diterapkan. Dalam mengimplementasikan teknik SMART ini dapat dibantu melalui media video atau film pendek tentang kisah inspiratif.
Dengan bantuan media tersebut diharapkan pembelajaran akan lebih menarik dan tidak membosankan. Dan dampaknya akan menumbuhkan motivasi, memancing kreativitas siswa, merangsang ide atau gagasan, serta imajinasi siswa. Sehingga siswa dapat menuangkannya ke dalam cerita dengan lebih mudah.
Setelah melihat tayangan video, siswa menganalisis unsur intrinsik cerita dan mengambil peristiwa yang menginspirasi. Selanjutnya, siswa membuat rancangan kerangka cerita inspiratif menurut versi mereka, kemudian dinarasikan sesuai dengan gaya bahasa masing-masing dengan tidak lupa menerapkan struktur teks cerita inspiratif.
Siswa bebas mengatur dan merangkai alur demi alur agar menjadi cerita yang padu. Siswa juga dapat mengembangkan cerita yang sudah terbentuk dengan menambahkan dialog-dialog dan gambaran-gambaran yang membuat cerita lebih hidup.
Menulis cerita inspiratif memang dibutuhkan kemampuan berpikir, berimajinasi, dan kreativitas siswa. Pada pembelajaran menulis cerita inspiratif menggunakan teknik SMART ini adalah sebagai proses menemukan sendiri hal baru dan melakukan proses kreatif yang berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Pada akhirnya akan memperoleh hasil berupa cerita inspiratif yang layak untuk dinikmati pembaca. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.