Tahun Baru, Kurikulum Baru

- Editor

Kamis, 16 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Ratih, S.Pd.

Guru di SDIT Wahdah Islamiyah 01 Makassar

Akhir tahun 2021 ini sedang hangat dibicarakan di dunia pendidikan adalah pergantian kurikulum yang rencananya akan mulai diterapkan pada awal tahun 2022. Kurikulum ini dikenal dengan nama Prototipe.

Adanya pengembangan kurikulum ini karena pandemi telah menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan. Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar.

Anindito Aditomo Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek mengatakan bahwa kurikulum tahun 2022 tersebut akan lebih berfokus pada materi yang esensial dan tidak terlalu padat materi.Menurutnya, kurikulum yang berfokus pada materi esensial penting agar guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. 

“Jadi bukan sekadar kejar tayang materi yang ada di buku teks,” ujar Nino seperti yang dikutip dari DetikEdu.

Kurikulum ini hanya pilihan tambahan bagi satuan pendidikan untuk memulihkan pembelajaran, bukan kewajiban setiap sekolah untuk menerapkannya. Kurikulum baru ini mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum prototipe memiliki karakteristik utama untuk memulihkan pembelajaran:

1.     Pengembangan soft skills dan karakter. Pendidikan akhlak mulia, gotong royong, kebhinekaan, kemandirian, nalar kritis, kreativitas mendapat porsi khusus melalui pembelajaran berbasis proyek.

2.     Fokus pada materi esensial. Sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

3.     Fleksibilitas.  Guru boleh melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Kurikulum prototipe ini memberikan keleluasaan kepada guru. Artinya, guru diharapkan lebih bisa mengerti, beradaptasi, dan fleksibel, karena dapat mengajar sesuai kemampuan muridnya. Selain itu, kurikulum ini memberikan kesempatan bagi guru untuk berkreasi dan berinovasi. Sehingga, proses pembelajarannya lebih mudah dan menyenangkan. Tentunya kurikulum baru ini akan memberikan kemerdekaan belajar pada guru-guru.

Kurikulum baru ini akan diterapkan secara terbatas di sekitar 2.500 sekolah di seluruh Indonesia melalui Program Sekolah Penggerak. Penerapan secara terbatas ini adalah tahap penting dalam pengembangan kurikulum. 

Menurut Anindito Aditomo bahwa uji coba di sekolah yang beragam memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan memang bisa diterapkan di berbagai kondisi. Kurikulum ini akan berjalan dengan maksimal jika adanya kesiapan guru dalam menerapkannya. Oleh karena itu para guru di seluruh Indonesia memegang peranan penting untuk melakukan evaluasi. Terlebih evaluasi tersebut dilakukan dalam konteks nyata. Hal ini akan melengkapi model uji publik yang biasanya didominasi oleh akademisi dan pengamat yang hanya melihat dokumen kurikulum saja.

Selain itu, pria yang biasa disapa Nino tersebut juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan memfasilitasi sekolah-sekolah yang mau menerapkan kurikulum prototipe dengan berbagai pelatihan dan workshop, agar guru-guru dapat menerapkan kurikulum baru ini ke dalam kelas untuk membangun kecakapan abad 21 pada murid.

Perubahan kurikulum ini tidak perlu menjadi momok bagi guru. “Ganti Menteri, ganti kurikulum.” Itulah ungkapan yang sering kita dengar ketika terdapat perubahan pada kurikulum. Namun, sejatinya perubahan itu pasti. Satu-satunya hal yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Jika kita tidak mau melakukan perubahan, maka kita akan tertinggal jauh ke belakang. Sebab, ilmu pengetahuan dan teknologi tiap waktu selalu berkembang. Maka siapkan diri untuk menerima perubahan. 

Jika kurikulum baru adalah perubahan ke arah yang lebih baik, mengapa tidak?

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 79 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis