Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang digelar saat pandemi Covid-19 ini menuntut guru untuk selektif memilih sarana kegiatan belajar mengajar. Salah satu media yang bisa menjadi pilihan terbaik adalah elektronik learning atau e-learning.
E-learning merupakan perangkat lunak berbasis internet yang dapat dipakai guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Media tersebut dilengkapi dengan fasilitas ruang diskusi antara guru dan siswa dalam bentuk chatting dan fitur lainnya. Fitur tersebut dapat digunakan untuk pengiriman gambar, animasi, video, soal, presensi, dan lainnya.
Keunggulan e-learning ini berbiaya murah. Sebab, setiap siswa yang terkoneksi dengan guru melalui e-learning hanya terkena biaya Rp 500. Sistem inilah yang dipakai SMA 1 Nalumsari, Kabupaten Jepara, sejak awal penerapan pembelajaran daring untuk semua mata pelajaran. Hal itu juga termasuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) yang berisi 70 persen praktik dan 30 persen teori.
Meski pembelajaran dilaksanakan secara virtual, namun siswa bisa mempraktikkan di rumah setelah mendapat tutorial yang dikirim melalui media tersebut. Adapun tugas Mapel Penjaskes meliputi psikomotorik (gerakan) dan kognitif (pembelajaran materi).
Tugas praktik Penjaskes tersebut lalu direkam dalam bentuk video oleh siswa. Hasilnya kemudian dikirim ke guru melalui portal e-learning.
Dengan memanfaatkan e-learning dirasa tidak akan membebani orang tua siswa. Asumsinya jika satu hari membutuhkan biaya Rp 500 maka jika dikalikan 30 hari, siswa hanya mengeluarkan biaya Rp 15.000 dalam sebulan.
Sementara itu, selama pembelajaran online para siswa mendapat bantuan paket data untuk akses internet dari pemerintah sebesar Rp 50.000. Dengan demikian, masih ada sisa Rp 30.000 di mana kelebihan tersebut bisa digunakan untuk manfaat yang lainnya seperti browsing di internet atau sekadar menonton video di Youtube.
Ini semua bisa menjawab keresahan sebagian wali murid yang merasa terbebani dengan pembiayaan belajar online meski sudah mendapat bantuan dari pemerintah.
Dengan perhitungan pembiayaan seperti yang telah dijelaskan di atas, sebenarnya tidak ada alasan bagi siswa untuk tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh secara online. Karena dengan memanfaatkan pembelajaran model e-learning itu pembelajaran jarak jauh dapat terakomodasi dengan baik.
Efektivitas belajar melalui e-learning telah terbukti di SMA 1 Nalumsari hingga kini. Keluhan seperti jaringan dan kekurangan paket data internet dalam proses pembelajaran jarak jauh bisa teratasi dengan baik.
Harapannya, semoga pembelajaran seperti ini bisa berjalan dengan baik termasuk dalam pelaksanaan pelajaran Penjaskes yang muatan praktikum lebih banyak dibanding teori. Dan semoga dari penjelasan di atas bisa menambah wawasan bagi seluruh rekan guru dalam memilih dan memilah sistem PJJ dengan tepat dan murah.
Ditulis oleh Agus Sri Mulyo (Guru Penjas SMA 1 Nalumsari, Jepara)