Oleh Ruri Diyanto, S.Pd
Guru di SD Negeri 1 Pare
Masalah kesulitan membaca masih menjadi masalah besar dalam mendidik siswa di tingkat dasar. Untuk itu, seorang pendidik harus cerdas dalam menyikapi semua kendala dan hambatan yang dihadapi, guna mendukung siswa menuju keberhasilan.
Berbagai upaya perlu dilakukan guna tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu alternatif guna meningkatkan kemampuan membaca siswa yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran active learning tipe snowball throwing. Pendekatan ini mengacu dalam pola pikir siswa yang cenderung senang bermain.
Pengertian snowball throwing menurut Komalasari (2010: 67) adalah model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju.
Langkah-langkah dalam metode snowball throwing antara lain guru membentuk kelompok-kelompok dan memberikan penjelasan materi kepada ketua masing-masing kelompok. Selanjutnya, ketua kelompok menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
Kemudian, siswa diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Langkah berikutnya, kertas tersebut dibuat menyerupai bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa mendapat satu bola, mereka diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Langkah terakhir adalah evaluasi.
Dengan menggunakan pendekatan active learning tipe snowball throwing, siswa diharapkan mengalami peningkatan dalam kemampuan membaca. Dengan membaca semua tugas, informasi yang diperoleh dapat dipahami lebih baik lagi, hasil belajar siswa juga akan meningkat sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.
Kemampuan membaca sendiri sangat bermanfaat untuk menumbuhkan semangat yang tinggi dalam menggali semua informasi dari berbagai sumber. Ada semboyan yang mengatakan bahwa “membaca adalah jendela dunia”. Dengan membaca, siswa akan mengetahui berbagai informasi yang terjadi pada daerah atau belahan negara lain.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015 telah mencanangkan Gerakan Literasi Nasional, yang tujuan utamanya tentu saja untuk meningkat minat baca pada pelajar. Gerakan Literasi Masyarakat, misalnya, sudah lama dikembangkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD Dikmas), sebagai tindak lanjut dari program pemberantasan buta aksara yang mendapatkan penghargaan UNESCO pada tahun 2012 (angka melek aksara sebesar 96,51%). Sejak tahun 2015 Ditjen PAUD Dikmas juga menggerakkan literasi keluarga dalam rangka pemberdayaan keluarga meningkatkan minat baca anak.
Dalam dunia pendidikan, keberadaan Gerakan Literasi Sekolah ini sangat penting. Gerakan ini diimplementasikan dengan melakukan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Gerakan ini meliputi semua jenjang.
Faktanya, tingkat literasi masyarakat kita masih rendah. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tingkat literasi masyarakat Indonesia pada tahun 2019, Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara, atau berada 10 negara terbawah.
Sementara itu sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi bangsa. Pasalnya, sekolah merupakan tempat pembelajaran yang kedua dalam rangka pendidikan anak setelah keluarga. Dan pendidikan anak merupakan hal yang fundamental guna mencetak generasi penerus yang maju. Maka di sekolah perlu diajarkan berbagai keterampilan termasuk keterampilan membaca.
Sayangnya siswa sekolah dasar saat ini masih banyak yang mengalami kesulitan membaca dan menulis. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut di antaranya adalah minat siswa yang rendah, metode yang diterapkan belum sesuai, sarana yang belum memadai.
Peran pendidik juga sangatlah penting untuk meningkatkan literasi siswa karena pendidik mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar. Dalam buku Landasan Pendidikan(2003:39) dikatakan bahwa pendidik adalah semua anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, serta dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, pendidik harus mampu mengantarkan siswa menuju ke perubahan yang lebih baik dalam hal kemampuan membaca, salah satu metode yang bisa diterapkan adalah snowball throwing. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.