Ditulis oleh Riris Ermiyawati, S.Pd.
Guru di SD Negeri Banjarharjo
Saya terlahir dari keluarga yang hidupnya sederhana, di sebuah desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Cita-cita menjadi seorang guru muncul semenjak berada di bangku sekolah dasar, terinspirasi dari seorang guru favorit di SD Negeri Pucang tempat di mana saya bersekolah. Beliau bernama Ibu Baroroh Ratna Martani, S.Pd. yang biasa dipanggil dengan sebutan “Bu Ratna.
Dari beliau saya terinspirasi dan termotivasi karena melihat cara mengajar, mendidik, membimbing siswa-siswinya yang penuh kesabaran. Yang ada dalam benak saya pada saat itu bahwa guru adalah pekerjaan yang terbaik dan paling mulia bagi seorang wanita. Berawal dari itu semua, saya mulai bersungguh-sungguh dalam belajar agar dapat mewujudkan cita-cita saya. Di sisi lain, saya ingin mengangkat derajat orang tua yang berprofesi sebagai pedagang kecil-kecilan. Dan saya ingin sekali bisa menjadi kebanggaan kedua orang tua dengan cara menjadi guru PNS (Pegawai Negeri Sipil).
Setelah lulus SD, saya melanjutkan ke SMP favorit di Kota Magelang. Setelah itu melanjutkan ke SMK dan terhenti di tingkat tersebut. Sebab orang tua saya tidak sanggup untuk menyekolahkan saya hingga ke perguruan tinggi. Pada saat itu pula, saya merasa impian dan harapan untuk menjadi guru pun pupus. Setelah lulus SMK, saya harus bekerja demi membantu perekonomian keluarga.
Dengan kuasa Allah SWT, tidak disangka-sangka, setelah bekerja di berbagai bidang pada akhirnya bisa mengikuti perkuliahan di Universitas Terbuka (UT) sambil bekerja sebagai guru honorer di SD Negeri Pirikan, Kecamatan Secang,Kabupaten Magelang.
Kuliah di UT tidak seperti belajar di perguruan tinggi pada umumnya. Saya hanya kuliah 1 atau 2 kali dalam 1 minggu. Bagi saya sebagai lulusan SMK, harus menempuh 10 semester untuk lulus. Saya lebih banyak belajar secara mandiri karena perkuliahan hanya dilakukan setiap hari Sabtu atau Minggu.
Menjadi guru honorer sambil menempuh pendidikan di UT tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hambatan dan rintangan yang saya hadapi, ada yang mengatakan bahwa ijazah UT tidak laku untuk mendaftar menjadi PNS. Tapi cemoohan itu tak lantas membuat saya menyerah, saya justru berjuang dan berdoa dengan penuh semangat mengharap keajaiban dari Allah.
Selama menjadi guru honorer, upah pertama kali yang saya dapatkan tidak lebih dari 150 ribu hingga pada akhirnya mendapatkan SK Bupati sehingga bisa mendapat gaji setara UMK Kabupaten Magelang. Namun demikian, selama menjadi guru honorer saya tidak pernah mengeluh dengan honor yang sedikit. Saya tetap menjadi guru yang profesional.
Saya selalu berusaha untuk melakukan perubahan atau melakukan inovasi-inovasi baru untuk memajukan sekolah di mana saya bekerja. Saya selalu mendampingi, membimbing, mendidik, mengajar siswa-siswi saya dengan ketulusan dan saya berusaha memberikan yang terbaik untuk mencetak siswa-siswi yang berprestasi dan mampu bersaing dengan sekolah yang lainnya meskipun sekolah kami termasuk “Mewah” alias mepet sawah.
Saya juga selalu sendika dawuh dengan apapun yang diperintahkan oleh kepala sekolah selaku atasan saya di tempat saya bekerja. Saya bekerja dengan senang hati dan sepenuh hati meskipun saya hanyalah seorang guru honorer. Saya mempunyai prinsip, di manapun saya bekerja keras, akan selalu kerja ikhlas dan kerja cerdas.
Pada tahun 2018, pertama kalinya saya mengikuti tes CPNS. Rasanya senang sekali, seakan-akan apa yang menjadi harapan dan cita-cita akan dapat saya wujudkan. Saya langsung mencari informasi dan mendaftarkan diri dalam tes CPNS 2018 tersebut. Dan pada saat itu saya memilih formasi di daerah Kulon Progo, lebih tepatnya SD Negeri Madigondo Samigaluh.
Tes CPNS yang saya ikuti pertama kali tersebut adalah tes CPNS yang pertama kali menggunakan sistem CAT. Pada tahap 1 yaitu SKD, saya meraih rangking satu di formasi yang saya pilih. Kemungkinan untuk lolos pun sangat besar. Pada tahap ke-2 yaitu SKB ternyata Allah berkehendak lain, saya mendapatkan peringkat ke-2 di sekolah yang saya pilih. Dan itu artinya saya gagal dan saya masih harus menjadi guru honorer untuk tahun-tahun berikutnya.
Tahun 2019 ada tes CPNS lagi. Tanpa berpikir panjang, saya langsung mencari informasi mengenai kuota dan formasi. Saat itu saya mengalami kebimbangan antara mendaftar di Kulon Progo atau di Boyolali. Di sini saya meminta saran dan pertimbangan dari Pengawas Sekolah yang selama ini menjadi idola saya yaitu Ibu Aryati, M.Pd. Beliau menyarankan untuk daftar di Kulon Progo.
Dengan restu kepada orang tua dan orang-orang terdekat, saya menentukan pilihan untuk mendaftarkan diri di Kulon Progo lagi yaitu di SD Negeri Banjarharjo Kapanewon Kalibawang. Usaha demi usaha saya lakukan demi bisa lolos dalam tes CPNS di tahun 2019 tersebut. Langit pun saya ketuk memohon agar diberikan kelolosan dalam tes CPNS yang kedua ini.
Usaha yang diimbangi dengan doa tulus tidak akan pernah sia-sia, Allah menunjukkan kuasa-Nya hingga saya bisa lolos dalam tes CPNS di tahun 2019. Sujud syukur saya panjatkan kepada Allah dengan perasaan bahagia yang campur aduk.
Ternyata di balik kegagalan saya pada tes CPNS 2018 ada hikmah yang sudah Allah siapkan untuk saya yaitu saya mendapatkan sekolah yang lebih dekat dan mudah dijangkau.
Dan sejak tanggal 4 Januari 2021, saya mulai bekerja di SD Negeri Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Jarak tempuh dari rumah ke sekolah, pulang pergi kira-kira 76 km. Meskipun perjalanan jauh dan lintas provinsi, saya merasa senang karena apa yang menjadi cita-cita dan harapan saya bisa terwujud.
Di sana, saya dipertemukan dengan keluarga baru, lingkungan baru yang tentunya menjadi tantangan; butuh penyesuaian di sekolah. Beruntungnya dipertemukan dengan kepala sekolah yang baik dan bijaksana, serta teman-teman yang beraneka warna yang tentunya baik dan membawa kebaikan bagi saya sehingga saya masih bisa terus berkreasi berinovasi di SD Negeri Banjarharjo sampai saat ini.
Di manapun saya berada niatnya adalah baik, melakukan apapun yang menjadi tugas saya sebaik mungkin dan berusaha berbuat baik terhadap siapa saja. Terus maju untuk membawa perubahan dalam dunia pendidikan, tak kenal lelah dan menyerah, jujur, bertanggung jawab, disiplin. Itu semua adalah prinsip saya. Semoga saya bisa menjadi guru yang profesional, guru yang bisa mencetak generasi yang unggul dan berkarakter. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud