Rahmah mendirikan Diniyah School
Rahmah mendirikan madrasah diniyah li al-banat yang merupakan bagian dari Diniyah School untuk murid putri pada 1 November 1923. Proses pembelajaran di dalam sekolah ini tidak hanya sekedar adanya proses ilmu pengetahuan, tetapi juga bagian dari meningkatkan kemampuan pelajar putri yang bersekolah disana.
Selain Diniyah Putri, Rahmah membuka program pemberantasan buta huruf untuk kalangan ibu-ibu yang lebih tua pada 1926 setelah melihat kebanyakan mereka tak sempat mengenyam pendidikan formal.
Rahmah juga membuka Kulliyyatul Mualimat el Islamiyyah (KMI) pada 1 Februari 1937 sebagai sekolah guru untuk putri dengan lama pendidikan tiga tahun. Sebelum pendudukan Jepang, Diniyah Putri telah memiliki 500 murid pada 1941. Saat pendudukan Jepang, Diniyah Putri di Padang Panjang sempat menjadi tempat perawatan korban kecelakaan, sedangkan cabang Diniyah Putri di Jakarta ditutup.
Pada 1947, dalam rangka menyesuaikan pembagian jenjang pendidikan yang ada di Indonesia, Diniyah Putri dibagi ke dalam Diniyah Rendah dan Diniyah Menengah Pertama. Diniyah Rendah setara SD dengan lama pendidikan tujuh tahun, sedangkan Diniyah Menengah Pertama setara SLTP dengan lama pendidikan berdasarkan peruntukkannya.
Lewat usahanya mendirikan Diniyah Putri dengan seluruh tenaga pengajar dari perempuan, Rahmah ingin memperlihatkan bahwa perempuan yang selama ini dipandang lemah dan rendah derajatnya dapat berbuat sebagaimana laki-laki.
Ia mengusahakan pendanaan Diniyah Putri secara mandiri, termasuk dengan menjual perhiasannya. Ia juga melakukan penggalangan dana tanpa bergantung pada laki-laki. Ia mengatakan, “buat sementara golongan putri akan mencoba melayarkan sendiri pencalangnya sampai ke tanah tepi” sampai “tenaga putri tidak sanggup lagi”.
Adanya Diniyah Putri kelak menginspirasi Universitas Al-Azhar membuka Kulliyatul Banat, fakultas yang dikhususkan untuk perempuan. Dari Universitas Al-Azhar, Rahmah mendapat gelar kehormatan “Syekhah”—yang belum pernah diberikan sebelumnya—sewaktu ia berkunjung ke Mesir pada 1957, setelah dua tahun sebelumnya Imam Besar Al-Azhar Abdurrahman Taj berkunjung ke Diniyah Putri.
Halaman berikutnya
Peran Rahma dalam Ranah Kebangsaan
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya