Oleh Riris Ermiyawati, S.Pd.
Sebagai seorang guru saya memiliki keinginan agar murid-murid saya antusias dalam belajar dan juga mengikuti berbagai macam perlombaan. Tapi masalahnya, para murid saya lebih suka bermain, menyanyi, dan mengobrol di kelas saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dan tidak ada minat dari para siswa untuk mengikuti perlombaan.
Di sini lah saya merasa prihatin dan sedih. Dan saya harus mulai berpikir untuk mencari solusi dari permasalahan yang saya hadapi di kelas saya tersebut.
Berbagai upaya saya lakukan demi untuk menemukan solusi, bagaimana caranya agar murid saya antusias dalam belajar dan mau mengikuti perlombaan di berbagai macam cabang perlombaan.
Tentunya peran guru di sini sangatlah tidak mudah karena yang pertama kali dilakukan adalah harus dapat menanamkan dan memotivasi siswa untuk memiliki semangat dalam belajar dan meyakinkan bahwa mereka mampu bersaing dengan anak-anak dari sekolah lain.
Ketelatenan saya sebagai guru pun diuji dalam memberikan memotivasi dan membimbing anak-anak. Dari awalnya anak-anak yang sama sekali tidak memiliki kemampuan dan semangat dalam belajar, apalagi untuk mengikuti cabang perlombaan, saya harus dapat memberikan dan menanamkan mindset positif; jika perlu memberikan iming-iming piala dan sertifikat yang akan mereka terima jika mereka berhasil menang dalam cabang perlombaan yang diadakan.
Dan ide itu pun akhirnya muncul. Saya kemudian memanfaatkan kesukaan murid saya, yaitu membuat pengajaran melalui permainan, nyanyian, dan lagu. Di sini kreativitas seorang guru perlu dikembangkan. Saya mulai mencari referensi dari internet, Youtube, untuk membuat bahan ajar yang akan saya sampaikan ke siswa.
Banyak permainan, nyanyian, dan lagu tentang materi pelajaran yang kemudian saya temukan di Youtube dan saya gunakan untuk mengajar. Begitu juga untuk melatih anak-anak yang akan mengikuti lomba, saya juga mencari referensi di Youtube. Semua referensi itu lalu saya praktikkan bersama murid.
Kebetulan pada waktu itu saya mendapatkan kesempatan untuk membersamai murid yang akan mengikuti lomba Tartil Qur’an. Bagaimana tidak bingung, di kelas saya yang terdiri dari 8 anak yang akan ikut lomba, belum ada satu pun yang sudah lancar baca Qur’an. Mereka masih belajar Iqro’ dan bacaannya masih amburadul. Sedangkan perlombaannya adalah membaca Qur’an dengan tajwid yang benar.
Di situ saya berusaha keras bagaimana caranya agar anak didik saya yang masih belajar di tingkatan Iqro’ tersebut harus bisa membaca Qur’an. Dengan ketelatenan, keikhlasan, dan keyakinan akhirnya saya sendiri mulai mengajarkan murid saya belajar membaca Qur’an dengan menggunakan metode Ummi (belajar membaca Quran dengan lagu). Dan siapa sangka, murid saya bisa meraih juara 3 dalam lomba Tartil Qur’an tingkat kapanewon.
Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa melalui permainan, nyanyian, anak-anak menjadi lebih antusias dalam belajar. Mereka lebih bisa memahami dan menerima materi dari apa yang mereka sukai. Dan ketika murid-murid senang dengan apa yang mereka lakukan, otomatis apa yang kita sampaikan akan mudah mereka cerna. Dengan begitu apa yang menjadi tujuan pembelajaran bisa tercapai. Dan di situlah keberhasilan seorang guru, yaitu ketika apa yang menjadi tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan hasil seperti yang diharapkan.
Sebagai guru di era ini, mari kita selalu bersemangat untuk belajar, berinovasi, dan berkreasi untuk membentuk generasi yang semakin tangguh, makin maju, dan makin berprestasi.
Pendidikan bersifat dinamis yang akan terus berubah dan berkembang sesuai perkembangan zaman. Suka tidak suka, mau tidak mau, kita sebagai pendidik dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini. Kita tidak boleh malas untuk belajar, harus kreatif, dan inovatif. Dan selalu berupaya untuk mengembangkan diri adalah salah satu kunci untuk menjadi guru yang diidolakan murid masa kini. Guru berinovasi, murid termotivasi. (*)
NOTE: Tulisan ini juga dipublikasikan dalam format buku antologi “Praktik Baik”—yang berisi kisah dan pengalaman terbaik para guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses mendidik siswa.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.