Diskusi melalui media sosial dapat menjadi forum untuk memfasilitasi releksi kritis tentang berbagai ide, teori-teori dan perspektif seperti apa yang dimaksud dengan “ide-ide besar.” Menurut MacNaughton (2009), releksi kritis adalah dialogis dan releksi ini yang akan menginformasikan integrasi teknologi ke dalam kurikulum anak usia dini.
Daripada melihat komputer, smartphone, dan tablet pada saat kuliah dan mahasiswa membawanya ke ruang belajar sebagai sebuah distractor, sesungguhnya sebuah kelas bisa mendapatkan keuntungan dengan melihat barang-barang ini sebagai alat untuk mendukung keterlibatan siswa dan untuk menciptakan sebuah komunitas pelajar (Mitra et al., 2010 ). Pergeseran sikap yang merangkul teknologi akan mengubah arah praktek profesional (Downing & Dyment, 2013; Underwood & Dillon, 2011).
Siswa calon guru yang sering menggunakan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube sebagai bagian dari pengalaman belajar mereka, mungkin akan lebih terlibat. Peningkatan keterlibatan ini dapat menyebabkan pemikiran yang lebih mendalam dan pemahaman atas beberapa sudut pandang dan strategi yang terkait dengan mengintegrasikan teknologi sesuai dengan tahapan perkembangan dalam pekerjaan mereka dengan anak-anak nantinya (Clifton & Mann, 2011).
Jadi teknologi telah mampu menciptakan hubungan antara pembelajaran di perguruan tinggi atau kelas-kelas universitas dan dapat menjadi latihan yang efektif dengan anak-anak, maka integrasi lebih lanjut yang sistematis menjadi layak untuk diterapkan di lingkungan bermain anak-anak usia dini.
Bergabunglah bersama dengan menjadi member e-Guru.id untuk meningkatkan skill dan pengetahuan Anda agar menjadi pendidik yang hebat dan dapatkan berbagai macam pelatihan gratis dan bonus lainnya. Daftarkan diri Anda pada pelatihan membuat aplikasi pengelolaan administrasi kelas sekarang juga!
Penulis: WDS
Halaman : 1 2