4. Memberikan keteladaan dalam aktivitas literasi
Selain melakukan aktivitas bersama anak, penanaman budaya literasi dapat dilakukan dengan adanya keteladanan dari orang tua. Keteladanan yang dimaksud adalah dengan mencontohkan kepada anak budaya literasi, seperti dengan membaca, mengoleksi buku bacaan, hingga meulis.
Pada dasarnya, anak usia dini belum memahami betul manfaat dari kegiatan literasi. Tetapi, dengan melihat kebiasaan orang tua yang gemar membaca dan menulis, maka anak akan meniru untuk melakukan aktivitas tersebut.
5. Memberikan fasilitas penunjang literasi
Penanaman budaya literasi pada anak tentunya juga harus ditunjang dengan fasilitas yang mendukung kegiatan literasi anak. Fasilitas ini dapat berupa penyediaan media literasi seperti buku, alat bermain interaaktif dan media penunjang lainnya. Sehingga budaya literasi ini mampu secara maksimal diterapkan dalam pola sehari-hari anak usia dini.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan literasi keluarga untuk anak usia dini. Guru harus memahami bahwa peningkatan kemampuan literasi pada anak haruslah didorong dari berbagai aspek. Komunikasi antara guru dengan orang tua juga diharapkan bisa terjalin, sehinga penanaman literasi anak usia dini dapat dilakukan secara maksimal.
Tidak dapat dpungkiri bahwa keterlibatan orang tua dalam literasi keluarga merupakan hal yang penting. Guru diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada orang tua peserta didik tentang bagaimana melakukan penerapan literasi keluarga di rumah. Maka dari itu, guru perlu untuk memahami berkaitan dengan proses habituasi literasi tersebut.
Bergabunglah dalam Diklat Nasional 40 JP “Penguatan Literasi dan Numerasi di Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Era Kurikulum Merdeka” pada 11-12 November dan 14-15 November 2022. Dapatkan harga promo dari Rp. 159.000 menjadi Rp. 99.000!
Segera daftarkan diri anda disini atau hubungi Rekan Ayu (085803538569)
(gan/gan)