Pengelolaan Sampah Plastik di Sekolah

- Editor

Minggu, 22 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Daur ulang sampah yang dilakukan oleh peserta didik di SMP Negeri 1 Gladagsari Kabupaten Boyolali

Daur ulang sampah yang dilakukan oleh peserta didik di SMP Negeri 1 Gladagsari Kabupaten Boyolali

Oleh Antik Suluh Sasanti, S.Pd

Guru di SMP Negeri 1 Gladagsari Kabupaten Boyolali

 

Sampah merupakan salah satu permasalahan serius yang harus mendapatkan perhatian khusus. Sampah sebagian besar berasal dari aktivitas manusia, baik sampah yang dapat diuraikan maupun tidak dapat diuraikan. Permasalahannya adalah manusia tidak mau bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya sendiri sehingga yang dilakukannya justru berakibat fatal bagi lingkungan.

Dewasa ini, sampah menjadi salah satu permasalahan yang cukup sulit ditangani di sekolah. Hal ini terjadi karena kebiasaan siswa-siswi sebagai konsumen yang selalu menghasilkan sampah terutama plastik pada setiap pemakaian produk. 

Seiring dengan perkembangan teknologi kebutuhan plastik terus meningkat, plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang sukar diuraikan sehingga berbahaya bagi lingkungan. Sampah tersebut menjadi permasalahan lingkungan sekolah karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kelangsungan makhluk hidup. 

Penggunaan plastik dalam kehidupan manusia semakin lama semakin meningkat. Peningkatan pemanfaatan plastik ini terjadi karena plastik bersifat ringan, praktis, ekonomis dan dapat menggantikan fungsi dari barang-barang lain. Sifat praktis dan ekonomis ini menyebabkan plastik sering dijadikan barang sekali pakai, sehingga semakin banyaknya penggunaan perlengkapan dari bahan plastik tersebut, menyebabkan semakin banyak pula sampah-sampah plastik. Hal inilah yang menyebabkan jumlah sampah plastik meningkat terus menerus dan menyebabkan masalah lingkungan yang serius. 

Perlu diketahui, diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk sampah bekas plastik itu agar benar-benar terurai secara alamiah. Oleh karena itu, jika sampah-sampah tersebut dibiarkan begitu saja akan menimbulkan bahaya yang sangat besar. 

Sebenarnya, permasalahan sampah plastik ini sudah menjadi problema klasik yang selalu dihadapi oleh setiap sekolah. Karena kuantitas maupun tingkat bahayanya, alangkah baiknya jika sampah plastik tersebut dapat digunakan lagi dengan cara mendaur ulang dan dijadikan produk baru.

Dengan mengubah sampah plastik menjadi barang yang dapat digunakan kembali dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Kreativitas pemanfaatan sampah plastik menjadi kerajinan tangan adalah solusi yang cukup baik untuk mengubah sampah plastik menjadi barang yang berguna kembali, bahkan memiliki nilai jual serta dapat dikreasikan menjadi barang yang mempunyai nilai estetika. 

Daur ulang sampah yang dilakukan oleh peserta didik di SMP Negeri 1 Gladagsari Kabupaten Boyolali
Daur ulang sampah yang dilakukan oleh peserta didik di SMP Negeri 1 Gladagsari Kabupaten Boyolali

Pemanfaatan sampah plastik di sekolah dapat ditumbuhkan melalui banyak cara, salah satunya yaitu dengan membuat kerajinan tangan. Sampah plastik dapat dibuat kerajinan tangan seperti tempat tissue, tas, hiasan, dompet, lampu hias, bunga, keranjang, dan lain lain. Melalui pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan kreasi pemanfaatan sampah yang berasal dari kemasan plastik tersebut, ke depannya para siswa akan lebih punya pengetahuan mengenai peluang usaha yang dapat tercipta melalui kreativitas dan keterampilan tersebut.

Di sisi lain, kegiatan pemanfaatan sampah plastik ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mengelola sampah plastik yang ada di lingkungan sekolah. Selain itu juga dapat meminimalisir pencemaran lingkungan sehingga warga sekolah dapat lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. 

Oleh sebab itu, setiap sekolah dirasa sangat mendesak untuk segera membagi praktik baik terkait pendidikan cinta lingkungan di antaranya melalui tiga ranah dalam pendidikan yakni melalui pendidikan intrakurikuler, ko-kurikuler dan juga ekstrakurikuler.

Di intrakurikuler sekolah dapat memberikan pendidikan tentang teknologi tepat guna dan isu tentang pengolahan sampah dalam proses pembelajaran. Kemudian dalam bidang ko-kurikuler, dapat dilakukan penerapan program sekolah yang berbasis ramah lingkungan melalui kegiatan keterampilan proses. Kemudian di ekstrakurikuler sekolah dapat memberikan pendidikan tentang teknologi tepat guna dan isu tentang pengolahan sampah. 

Di sekolah, aplikasi pengelolaan sampah dapat dimulai dengan penyediaan fasilitas tong sampah yang berbeda untuk jenis sampah organik dan anorganik. Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar tentang pengelolaan sampah yang benar. 

Untuk sampah-sampah tertentu, dapat didaur ulang. Sehingga anak-anak akan menyadari betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Secara tidak langsung, hal ini mengandung mata pelajaran ekonomi yang dapat dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.

Kemudian seluruh komponen sekolah harus sepakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan bersama-sama mengawasi proses pemilahan saat pembuangan sampah. Lebih lanjut, pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab setiap warga sekolah. 

Dengan penanaman nilai positif melalui sekolah, diharapkan dapat menjadikan siswa sebagai model pembelajaran komunitas mereka di luar sekolah. Dengan terciptanya hal ini, maka kesadaran dan tanggung jawab kebersihan lingkungan oleh warga sekolah dapat dipahami dengan lebih baik dan sungguh-sungguh.

Pembelajaran praktik langsung seperti ini dapat menunjukkan kepada siswa mengenai pentingnya menjaga lingkungan dari sampah dan merangsang siswa untuk belajar kreatif dalam pemanfaatan sampah. Proses kesepakatan bersama juga menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah, karena dapat menarik siswa untuk merasa dilibatkan dalam kegiatan menjaga lingkungan sekolah. Sehingga budaya yang ditanamkan secara terus menerus dapat diwariskan ke generasi-generasi siswa selanjutnya, dan menjadi budaya positif bagi sekolah untuk seterusnya.

Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah terkadang memang tidak mudah. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak, tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. 

Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah.  

Di dalam pelaksanaannya, sekolah yang ingin mengurangi bahaya sampah plastik , siswa perlu dibantu guru dengan membuat bank sampah khusus botol minuman plastik. Bisa juga mengagendakan kegiatan pembiasaan Jumat Bersih untuk mengumpulkan sampah plastik sehingga sampah tersebut dapat ditangani dengan baik dengan konsep daur ulang yang bernilai ekonomis. Selain itu, pada akhirnya akan menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan bersahabat dengan kehidupan manusia. 

Lingkungan  hidup  merupakan kondisi alam  yang dekat  kehidupan kita  sehari-hari.  Lingkungan dapat  berupa  lingkungan  abiotik  maupun lingkungan biotik. Keseimbangan lingkungan semesta  akan  menumbuhkan keharmonisan kehidupan  alam  semesta  dan  seisinya. Ketersediaan alam semesta untuk memenuhi kebutuhan manusia  dapat  berkelanjutan apabila  diimbangi  dengan  kepedulian  saling menjaga  dan  melestarikan  kelangsungan alam. Pembentukan karakter untuk pembiasaan peduli terhadap lingkungan sebaiknya ditumbuhkan sejak  dini, hal  ini dikarenakan banyak  orang  dewasa  yang  kurang  peduli dengan  lingkungannya.  (*)

 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 1,608 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis