Pengembangan sekolah dapat dilakukan dengan cara mengubah mindset dan management organisasi didalamnya. Appreciative Inquiry merupakan sebuah pendekatan baru yang dikembangkan David Copperider untuk membantu individu dan atau struktur komunitas meraih mimpi dan tujuannya.
Pendekatan ini berpijak pada asumsi bahwa selalu terdapat berbagai bakat, keahlian, cerita sukses, dan sumber daya di dalam masyarakat yang dapat ditemukan dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri. Pendekatan ini memandang manusia dan komunitas sebagai sebuah kapasitas kekuatan yang dapat mewujudkan banyak hal.
Bahkan dapat mewujudkan hal-hal yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang mustahil, atau hal-hal yang selama ini dianggap hanya sebuah mimpi.
Pendekatan kita selama dalam menangani sesuatu yang kita anggap sebagai sebuah masalah adalah melalui pendekatan hadap-masalah (problem posing approach) atau pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach).
Pendekatan ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah, mencari akar masalahnya, dan berupaya menemukan solusi-solusi untuk menangani akar masalahnya.
Pendekatan pemecahan masalah ini juga yang kerap digunakan dalam berbagai kegiatan pendampingan masyarakat seperti pada program-program pengentasan kemiskinan. Intervensi dari pihak luar, baik itu pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat.
Langkah pengembangan komunitas miskin ini selalu diawali dengan identifikasi persoalan dan kebutuhan (need assesment), analisis penyebab masalah, analisis solusi dan implementasinya. Efek dari appreciative inquiry adalah masyarakat yang percaya diri, antusias dan semangat positif untuk selalu mewujudkan impian bersama.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya